Senin, 19 April 2010

Apa Gaya Belajar Anak Anda?

Senin, 8 Maret 2010 | 12:04 WIB

KOMPAS.com - Tidak semua orang memproses informasi dengan cara yang sama.
Itu sebabnya kita perlu mengetahui bagaimana gaya bekerja otak diterjemahkan ke
dalam gaya belajar yang berbeda-beda pula. Para orangtua dapat mengetahui potensi
dan gaya belajar anak secara detil dengan melakukan tes potensi dan bakat anak.



Dengan mengenal perbedaan gaya-gaya yang mendasar ini, orangtua dan guru akan
lebih mudah menemukan referensi gaya belajar yang paling efektif untuk anak atau
siswa didiknya. Menurut para pakar, ada beberapa model gaya belajar :
1. Tipe VISUAL
Ini merupakan kecenderungan gaya belajar dengan menggunakan indera penglihatan.
Pada model gaya belajar ini, informasi data visual terbagi menjadi data berupa teks
(tulisan, huruf, angka, simbol) dan berupa gambar (foto, diagram).

Ciri anak tipe Visual:
Lebih mudah ingat dengan melihat, lebih suka membaca, saat mendapat petunjuk untuk
melakukan sesuatu, biasanya akan melihat orang lain melakukan dulu baru kemudian
dia sendiri yang bertindak. Anak dalam kelompok ini juga dapat duduk tenang saat
belajar di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa merasa terganggu.

Kendala dari tipe visual antara lain tak suka berbicara di depan kelompok dan tak suka
mendengarkan orang lain, tahu apa yang harus dikatakan tapi tak bisa mengungkapkan
dengan kata-kata, serta tulisan tangannya berantakan sehingga tak terbaca. Anak dari
kelompok visual juga biasanya kurang mampu mengingat informasi yang disampaikan
secara lisan.

Cara menstimulasi:
Gunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran.
Perangkat grafis bisa berupa film, slide, ilustrasi, coretan, atau kartu-kartu gambar berseri
yang bisa dipakai untuk menjelaskan informasi secara berurutan. Mintalah anak untuk
menghapal dengan membayangkan obyek atau materi yang sedang dipelajarinya.

2. Tipe AUDITORY
Tipe Auditory merupakan kecenderungan gaya belajar dengan menggunakan indera
pendengaran. Pada model gaya belajar ini informasi terbagi menjadi data berupa bahasa
dan nada.

Ciri anak tipe Auditory:
Mudah ingat dari apa yang didengarnya dan didiskusikannya. Senang dibacakan atau
mendengarkan, lebih suka menuliskan kembali sesuatu, senang membaca dengan suara
keras, bisa mengulangi apa yang didengarnya, senang diskusi, bicara atau menjelaskan
panjang lebar. Anak dengan tipe auditory pada umumnya menyenangi seni musik dan
mudah mempelajari bahasa asing.

Kendala anak dengan tipe auditory antara lain cenderung banyak omong, tak bisa belajar
dalam suasana berisik atau ribut, apalagi bila anak memiliki konsentrasi yang lemah.
Anak juga lebih memperhatikan informasi yang didengarnya, jadi kurang tertarik
memperhatikan hal-hal baru di lingkungannya.

Cara menstimulasi:
Bekali anak dengan tape recorder untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan
di sekolah. Libatkan anak dalam kegiatan diskusi, coba bacakan informasi, kemudian
meringkasnya dengan bentuk lisan dan direkam untuk selanjutnya diperdengarkan dan dipahami.

3. Tipe KINESTETIK
Kecenderungan gaya belajar dengan menggunakan indera tubuh. Pada model gaya belajar
kinestetik, informasi terbagi menjadi data berupa gerakan dan sentuhan.

Ciri anak tipe Kinestetik:
Gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, suka mengerjakan segala sesuatu yang
memungkinkan tangannya sedemikian aktif, banyak gerak fisik dan memiliki koordinasi
tubuh yang baik, menyukai kegiatan/permainan yang menyibukkan secara fisik, lebih suka
mendemonstrasikan sesuatu daripada menjelaskan.

Kendalanya, anak sulit mempelajari hal-hal yang abstrak, tak bisa belajar di sekolah-sekolah
yang bergaya konvensional di mana guru menjelaskan dan anak duduk diam. Kapasitas
energi anak cukup tinggi, sehingga bila tidak disalurkan akan berpengaruh terhadap
konsentrasi belajarnya.

Cara menstimulasi:
Bersekolah pada sekolah yang menganut sistem active learning di mana siswa banyak terlibat
dalam proses belajar. Dengan begitu, kemampuannya dapat berkembang optimal. Untuk siswa
yang memiliki kapasitas energi berlebih, sebaiknya diberikan aktivitas fisik, seperti kegiatan
olahraga atau kesenian. Salurkan energi dengan memberikan kebebasan beraktivitas sebelum
belajar, sehingga anak bisa duduk tenang selama belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NOMOR 2

Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...