Sabtu, 19 Desember 2015

Pitutur luhur

PITUTUR LUHUR JARE SIMBAH BIYEN

Wong yen Nrimo, uripe Dowo
Wong yen Sabar, rejekine Jembar
Wong yen Ngalah, uripe bakal Berkah

Sopo sing Jujur, uripe yo Makmur
Sopo sing Suloyo, uripe yo Sangsoro
Sopo sing Sombong. amale bakal Kobong
Sopo sing Telaten, bakal Panen..

Ojo podo Ngresulo, mundak gelis Tuwo
Sing wis Lungo, Lalekno
Sing durung Teko, Entenono
Sing wis Ono, Syukurono..
Iki tetuah wong jowo, eling-elingono lan
lakonono..

Sehat kuwi yen :
Mangan enak..
Turu kepenak..
Ngibadah jenak..
Tonggo semanak..
Keluarga cedhak..
Bondo cemepak..
Kubur ra sesak..
Suwargo mbukak..
Sedulur grapyak..
Ono panganan ora Cluthak..
Ketemu konco ngguyu NGAKAK...

https://m.facebook.com

Jumat, 18 Desember 2015

Pesan Natal Sang Imam


"Aku berpikir bahwa Yesus ada di hadapanku"

—Dr. Louie

***

Penghujung tahun 1978, jalanan Paris memutih diselimut salju. Cemara berbutir es berjejer di sudut-sudut kota. Orang tua dengan jubah berlapis dan serban hitam berjalan dari taman ke sebuah rumah —yang disebutnya sebagai pengasingan. Wajahnya teduh dengan uban janggut juga tasbih terpagut di jemarinya.

Neaphles de Chetau, malam itu sebelum lonceng misa berbunyi sebuah rumah diketuk, seorang dengan buket bunga dan sekotak permen di baliknya.

"Selamat malam. Aku membawa hadiah ini dari Ayatullah Khomeini, beliau menyampaikan selamat atas kelahiran Yesus (salam atasnya) dan memohon maaf jika mengganggu suasana natal dan ketenangan desa".

Louie, menerima hadiahnya langsung dari sosok (seperti) Yesus atau seorang Santa yang menakjubkan. Seorang pemimpin agama Islam sesungguhnya.

Imam Khomeini menghadirkan sikap damai dan kasih sayang. Wajah Islam cinta mengagungkan.

***

Mari simak kembali pesan natal Imam Khomeini

Pesan Imam Khomeini Menyambut Natal

Bismillahir Rahmanir Rahim.
Saya mengucapkan selamat hari lahir Isa Al Masih bagi semua bangsa yang tertindas di dunia, pengikut Masihi dan juga kaum Nasrani. Pada Isa al Masih semuanya adalah mukzijat. Satu mukjizat, beliau lahir dari ibu yang perawan. Satu mukjizat, beliau berbicara dalam buaian. Satu mukjizat, beliau membawa kedamaian, penyembuhan dan spiritualitas bagi manusia. Semuanya adalah mukjizat, dan semua anbiya adalah mukjizat, dan semuanya datang untuk membentuk keselamatan manusia. Semua menginginkan manusia berjalan di jalan lurus Ilahi, semua menginginkan agar manusia hidup dalam lingkungan damai, sejahtera dan bersaudara.

Ini adalah misi Petugas Ilahi untuk membawa manusia dari dunia ini menuju kedunia yang tinggi, yang juga merupakan tugas para ruhaniawan di setiap bangsa, ruhaniawan Masihi atau Nasrani, ruhaniawan Muslim dan ruhaniawan Yahudi, semua ruhaniawan. Tugas itu mengikuti misi para nabi. Dari merekalah tugas Tugas itu mengikuti misi para nabi. Dari merekalah tugas mentarbiyah manusia dan agar mendapatkan kedamaian dan ketentraman bagi setiap manusia. Para ruhaniawan lah yang menjadi frontier untuk berada di dalam organ anbiya yaitu wahyu Ilahi. Para ruhaniawan memiliki tugas lebih dari pada setiap tugas yang dimiliki orang awam. Satu tanggung jawab Ilahi. Ruhaniawan bertanggung jawab dihadapan para nabi dan juga Allah. Mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan pelajaran para nabi kepada masyarakat, membimbing tangan masyarakat dan menyelamatkan mereka dari semua derita ini.

———
Atas nama persatuan dan pesan damai.

Kelahiran

By. Nadirsyah Hosen

Kalau kelahiran seorang anak, baik anak sendiri atau anak orang lain, telah membuat kita bahagia, maka tidak mungkin kita tidak turut berbahagia ketika Bunda Aminah melahirkan Ahmad al-Musthafa.

Ketika perayaan hari kelahiran kolega dan handai taulan kita rayakan dengan berbagai acara sebagai tanda suka cita, maka tidak mungkin kita tidak turut merayakan hari kelahiran Muhammad yang Allah dan Malaikat pun bershalawat untuknya.

Ketika kita rayakan hari milad kita sendiri, tanpa bertanya mana dalilnya, tidak mungkin kita tidak merayakan maulid Nabi karena sibuk bertanya mana dalilnya.

Ketika kita merayakan hari kelahiran raja dan ratu serta pembesar lainnya, bahkan merayakan dengan suka cita hari kemerdekaan bangsa kita, hari perkawinan kita, hari di saat kita bersyukur mendapat rejeki berupa kelulusan sekolah, atau keberhasilan lainnya, atau kita rayakan momen penting untuk mereka yang berjasa seperti hari ibu, hari guru, hari pahlawan, maka tidak mungkin kita masih meragukan untuk sejenak berbahagia merayakan hari kelahiran Sang Nabi --yang jauh lebih berjasa, dan lebih pantas kita renungi makna kehadirannya.

Dan kita berdiri menyanyikan lagu kebangsaan, atau beranjak bangun dari kursi  ketika tamu kita datang, dan berdiri dengan sikap hormat terhadap bendera merah-putih atau bertemu pejabat, maka masih herankah kita ketika saat bacaan maulid kita berdiri seolah menyambut kehadiran Sang Rasul?

Lihatlah generasi muda sekarang yang begitu memuja para artis yang datang ke suatu acara, mereka berdiri sejak lama, gemetar dan dag-dig-dug hendak melihat artis pujaannya, banyak yang membawa bunga untuk diberikan atau sekedar kertas untuk ditandatangani, syukur-syukur bisa selfie bareng artis pujaan --mereka berteriak gembira bahkan menangis haru saat artis yang ditunggu tiba. Bagaimana kiranya kalau kita menunggu Sang Nabi hadir dalam perayaan maulid --bagaimana perasaan kita? Tentu melebihi dag-dig-dug, keharuan dan kegembiraan bertemu artis, bukan? Lantas apa yang aneh dengan maulid?

Kita hanya perlu sejenak membuka hati kita untuk memahaminya; tidak perlu teori canggih atau argumen panjang-lebar. Ini soal hati. Ini soal penghormatan. Ini soal kebahagiaan. Ini soal cinta. Ya, ini soal hati yang terbuka untuk sebuah cinta kepada Sang Nabi.  Begitu keraskah hati kita untuk bisa merasakan getar Muhammad dalam detak jantung kita?

Baluri kami dengan cintamu wahai Rasul
Agar sanggup kami tebarkan cintamu pada semesta yang penuh tipu muslihat ini
Genggam tangan kami wahai Rasul
Agar sanggup kami damaikan dunia yang tengah membara akibat merasa benar sendiri
Peluk kami dengan cahayamu wahai Rasul
Agar sanggup kami terangi kegelapan hati yang berlapis kecongkakan ini

Shalawat dan salam selalu tercurah untukmu
Marhaban
Marhaban
Marhaban

Kamis, 17 Desember 2015

AKU MERINDUKANMU. O MUHAMMADKU

~ AKU MERINDUKANMU, O, MUHAMMADKU ~
:: Oleh: #KH. Ahmad Mustofa Bisri

Aku merindukanmu, o, Muhammadku
Sepanjang jalan kulihat wajah-wajah yang kalah
Menatap mataku yang tak berdaya
Sementara tangan-tangan perkasa
Terus mempermainkan kelemahan
Airmataku pun mengalir mengikuti panjang jalan
Mencari-cari tangan
Lembut-wibawamu

Dari dada-dada tipis papan
Terus kudengar suara serutan
Derita mengiris berkepanjangan
Dan kepongahan tingkah-meningkah
Telingaku pun kutelengkan
Berharap sesekali mendengar
Merdu-menghibur suaramu

Aku merindukanmu, o. Muhammadku

Ribuan tangan gurita keserakahan
Menjulur-julur kesana kemari
Mencari mangsa memakan korban
Melilit bumi meretas harapan
Aku pun dengan sisa-sisa suaraku
Mencoba memanggil-manggilmu

O, Muhammadku, O, Muhammadku!

Dimana-mana sesama saudara
Saling cakar berebut benar
Sambil terus berbuat kesalahan
Qur'an dan sabdamu hanyalah kendaraan
Masing-masing mereka yang berkepentingan
Aku pun meninggalkan mereka
Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku

Aku merindukanmu, O, Muhammadku

Sekian banyak Abu Jahal Abu Lahab
Menitis ke sekian banyak umatmu

O, Muhammadku - Sholawat dan salam bagimu -

Bagaimana melawan gelombang kebodohan
Dan kecongkaan yang telah tergayakan
Bagaimana memerangi
Umat sendiri? O, Muhammadku

Aku merindukanmu, o, Muhammadku

Aku sungguh merindukanmu.

1416 H

LANGKAH KUDA JOKOWI

Kompas.com


Sekali lagi Presiden menunjukkan bahwa ia pemain catur yang lihai.
Gerakannya mendorong kasus Setnov ke MKD lebih dahulu daripada hukum, menuai hasil. Bukan karena ia percaya pada MKD, tetapi karena ia ingin membuka kasus itu lebih luas ke masyarakat.
Bisa dibilang inilah wujud pengadilan jalanan dr rakyat. Sanksi sosial dari masyarakat melalui netizen membuat banyak pihak di DPR mau tidak mau harus berdiri untuk ‪#‎Save DPR. Mereka tergerak untuk menyelamatkan DPR bukan karena mereka benar-benar ingin DPR selamat, tetapi untuk mencari muka kepada rakyat. Mereka tidak ingin dianggap menghianati rakyat, karena harganya bisa sangat mahal berkaitan dengan perolehan suara partai dalam pemilu-pemilu kedepannya.
Dengan hanya menggerakkan satu bidak saja, pakde sudah membuat mereka saling memakan. Setnov jatuh atau kalian yang malu, begitu pilihannya. DPR seperti makan buah simalakama, gak dimakan ibas mati, dimakan nassar yang mati.
Dan benar saja, tekanan yang kuat membuat para anggota DPR, baik yg tergabung di MKD maupun bukan, membuat mereka terbelah dan saling bertarung. Para pimpinan partai terus menekan anggotanya untuk berbuat sesuatu disana. Setya Novanto yg terkenal licin itu dihadapkan dengan sesama serigala lainnya.
Bisa dibayangkan berapa rupiah yg harus ia tebar untuk mengamankan posisinya. Karena itulah ia masih saja percaya diri bahwa ia akan lolos pada detik-detik terakhir, karena menurutnya semua masih bisa dibeli. Yang ia tidak antisipasi ada yang tidak bisa dia beli, yaitu keinginan kuat partai2 untuk menyelamatkan diri.
Lihatlah, bahkan Gerindra saja sampai harus bermain di dua kaki. Satu kaki membela Setnov mati2an, satu kaki lagi dimainkan Desmond J Mahesa dgn terus mengkritik Setnov seakan2 mengabaikan perintah bos besarnya. Mereka bingung harus melakukan apa sebenarnya.
Dengan mundurnya Setnov dari Ketua apakah kasus ini selesai ? Ya, belum. Tapi itu sudah bukan urusan Presiden lagi, sudah bukan urusan politik. Biarkan Kejagung menyelesaikan tugasnya di ranah hukum. Permainan catur Presiden kepada Setnov sudah selesai. Setnov membereskan papan catur yg berserakan dengan tubuh dipenuhi ter dan bulu, kayak pemain poker yg ketahuan menipu di komik Lucky Luke.
Urusan Riza Chalid juga sudah bukan urusan Presiden, karena ia bukan pejabat pemerintah. Dan sudah tidak penting lagi, karena Riza sedang sibuk sembunyi. Mungkin ia sekarang sedang menyamar sebagai blangkon atau sepato bot, karena diburu2 polisi.
Poin pentingnya disini, Presiden sudah berhasil mengubrak abrik posisi mereka yang berpotensi makar kepada dirinya karena memegang kekuasaan dan uang yg berlimpah.
Selagi Setnov sedang diarak ter dan bulu, Presiden merayakannya dengan ketawa2 bersama Jolly Jumper dan para komedian di istana. Sungguh menghinakan.
Inilah langkah2 kuda yang mematikan yang sulit diprediksi bagaimana dia menyerang, karena ketika kuda bergerak dia tidak mempunyai penghalang. Ia bisa melompati semua bidak dan melakukan gerak mengunci semua sisi.
Setya Novanto benar2 kena batunya kali ini. Ia yang terkenal sangat licin dan sulit tersentuh, harus mengakui dengan kepala tertunduk bahwa ia kalah kali ini. Lihat saja wawancaranya di tv-one tadi malam, suaranya serak dan lelah dan matanya terlihat sedikit berkaca2.
Tapi ia pasti tidak menyerah. Ia akan masuk ke kamar mandi dan berkaca sambil menggeretakkan geraham lalu membentur2kan kepalanya sambil menggeram, "Dia lagi.. Dia lagiiii... Awassss ya kamu. Iya, kamu. Kamu akan ku... " sambil menangkup jari2 tangannya seakan2 sedang meremas sesuatu.
dennysiregar.com

Kamis, 10 Desember 2015

REBO WEKASAN : Tradisi & Hukumnya Dalam Islam





Oleh: Sulthon Fathoni
ISLAMNUSANTARA.COM – Rebo artinya nama hari dalam bahasa Jawa, yaitu Rabu dalam bahasa Indonesia, Wednesday (Inggris), أربعاء (Arab), Çarşamba (Turki), چھار شنبہ(Persia). Sedangkan Wekasan adalah bahasa Jawa yang artinya pungkasan atau akhir (the end/النهاية). Jadi Rebo Wekasan secara bahasa adalah hari Rabu Terakhir. Tapi sebagai istilah tradisi yang dikenal maksudnya adalah hari Rabu Terakhir dari bulan Safar, yaitu bulan ke-2 dari 12 bulan penanggalan Hijriyah. Karena itu tradisi ini sangat kental dengan Islam.
Tradisi Rebo Wekasan adalah sebuah tradisi memperingati hari Rabu terakhir di bulan Safar. Tujuan peringatan itu adalah menolak bencana, talak balak. Kegiatan yang dilakukan berkisar pada berdoa, Shalat Sunnah, bersedekah. Kegiatan-kegiatan itu bisa bermacam-macam dalam praktiknya.

As Living Tradition
Penelitian dengan wawancara beberapa orang yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia memberi kesimpulan bahwa tradisi Rebo Wekasan adalah sebuah tradisi yang masih berjalan sampai hari ini. Dan daerah-daerah yang mengenal dan melakukan tradisi itu mayoritas adalah daerah Pesisiran. Daerah yang dikenal relatif lebih dulu, kuat, dan kosmopolit keislamannya dibanding daerah Pedalaman Jawa.
Daerah-daerah yang memperingati adalah Gresik, Probolinggo, Situbondo, Pasuruan (Jatim), Tasikmalaya, Cirebon (Jabar), Pandeglang, Serang (Banten). Meskipun tidak semua daerah di kabupaten-kabupaten itu memperingatinya, tapi paling tidak mereka mengenal nama Rebo Wekasan.
Hal itu berbeda dengan daerah-daerah Pedalaman Jawa yang bahkan tidak mengenal istilah Rebo Wekasan. Apalagi memperingatinya. Seperti Nganjuk, Kediri, Solo, Majalengka, Tangsel. Orang-orang daerah ini mengenal istilah Rebu Wekasan melalui penduduk daerah Pesisir yang berpindah, melalui perkawinan misalnya.
Cara memperingatinya pun berbeda-beda. Di Tasikmalaya dengan Shalat berjamaah di akhir hari Rabu di Musalla atau Masjid dan berdoa bersama. Di Daerah Gresik ada yang memperingatinya dengan saling bersedekah bubur Harisa, bubur daging kambing, dengan orang sekampung. Di Probolinggo dengan mendatangi tokoh agama Islam berkelompok-kelompok dengan membawa air untuk didoakan keselamatan dari balak.
Di luar pulau Jawa tradisi ini pada umumnya tidak dikenal. Di Kutowinangun Lampung, memperingatinya karena orangnya dari Jawa semua. Penduduk asli Bengkulu Muslim tidak mengenal istilah Rebo Wekasan. Begitu juga anak Bali yang Islamnnya dibawa dari Bugis, Sulawesi dan Kalimantan.
Beberapa pesantren di Jawa, santrinya melakukan Shalat dan doa bersama. Misalnya pesantren Ummul Quro Al-Islami di Bogor, pesantren Paiton Probolinggo, dan pesantren Internasional Jagat Arsy, TQN pimpinan Mursyid Syaikh Muhammad Abdul Ghouts Saifullah Maslul di Serpong.

Hukum Tradisi Rebo Wekasan dalam Islam
Karena pelaku tradisi Rebo Wekasan ini adalah pemeluk agama Islam, maka banyak ulamanya memperbincangkan tentang hukumnya dalam Islam. Ada beberapa pendapat tentang hukum tradisi ini: Mubah, Sunnah, dan Bid’ah atau dilarang, Haram.
Pendapat Haram mendasarkan pada beberapa argumen baik secara umum maupun atas beberapa hal yang dikerjakan didalam Rebo Wekasan. Pertama mendasarkan bahwa Shalat Talak Balak pada hari itu adalah Bid’ah, hal baru, dan tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ini adalah fatwa Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta’ di Saudi dan diikuti oleh Markaz Al-Fatwa di Qatar dan menambah bahwa bacaan-bacaan doa yang khusus di hari itu juga Bid’ah,tidak ada dalam Hadits. Ke-2 berdasarkan bahwa merasa naas dengan hari Rabu dan bulan Shafar itu itu sudah ada sejak zaman Jahiliyah dan telah dihapus oleh Islam. Nabi bersabda, “لا طيرة “، tidak ada pertanda buruk/kesialan/pesimisme. Sahih, HR. Muslim. Dan Hadits, “لا صفر”، tidak ada naas di bulan Safar. Terjemah ini adalah yang kuat dari beberapa pendapat terjemahan yang ada. Ke-3, Hadits bahwa hari Rabu adalah hari naas (berbunyi, يوم الأربعاء يوم نحس مستمر) sangat lemah atau bahkan Maudlu’, palsu, menurut Ibn al-Jauzi dan diikuti oleh Syaikh Al-Albani.
Pendapat yang mengatakan bahwa tradisi Rebo Wekasan adalah Mubah, yaitu boleh dilakukan boleh tidak, mengatakan bahwa memang kabar adanya balak (bencana/naas) di Rebo Wekasan itu tidak ada di Hadits. Tapi dari ulama-ulama ‘Arifin, dekat dengan Allah. Diantara yang dikutip adalah ucapan Baba Farid (w. 1266 M, di Punjab India) Mursyid tarekat Chisti. Dan menurut pendapat ini percaya pada ilham orang sholeh itu boleh asal tidak disandaran pada Nabi dan tidak bertentangan dengan Syariat. Seperti masalah balak di Rebo ini. Bagi yang tidak percaya juga boleh asal tidak menghina orang sholeh tadi. Buya Yahya dai dari Cirebon diantara yang berpendapat ini.
Pendapat bahwa Rebo Wekasan adalah Sunah berdasarkan kumpulan beberapa Hadits. Pertama Hadits Shahih riwayat Muslim فإن في السنة ليلة (في رواية “يوما) ينزل فيه وباء, Sesungguhnya dalam setahun ada malam (riwayat lain, hari) yang didalamnya turun wabah. Ke-2 Hadits Shahih menurut Syaikh Al-Albani فإنه لا يبدو جذام ولا برص إلا يوم الأربعاء أو ليلة الأربعاء, Sesungguhnya Kusta tidak muncul kecuali malam Rabu atau hari Rabu. Ke-3 perkataan Ibn Rajab Al-Hambali bahwa Rasulallah SAW memerintahkan saat terjadi sebab-sebab siksa langit yang menakutkan seperti gerhana, untuk berbuat baik seperti Shalat, berdoa, bersedekah. Pentahkik buku Ibn Rajab mengatakan bahwa perkataan Rasulullah SAW yang dituturkan Ibn Rajab itu ada di Hadits-hadits tentang gerhana di buku Shahih Bukhari dan Muslim. Begitu juga mengikuti pendapat Mazhab Hanafi dalam Fikih bahwa disunnahkan Shalat saat panik dan menakutkan seperti angin kencang, gelap gulita.

Penutup
Sangat menarik apabila ada kajian filologi, arkeologi, dan sejarah dalam menelaah tradisi Rebo Wekasan ini. Seperti juga hubungan antara India dan Indonesia (Cirebon khususnya) yang tampak dalam rujukan orang daerah ini dalam pembenaran Shalat di Rebo Wekasan ke Syaikh Fariduddin (w. 1266), mursyid tarekat Chisti dari Punjab dan buku Al-Jawahir Al-Khumus yang juga tulisan ulama Sufi India, Ibn Khathiruddin (w. 1562). Juga penelitian lebih lanjut kenapa hanya di daerah Jawa dan mayoritas Pesisiran.

:: PUSTAKA ::
Lihat Ibn Rajab Al-Hambalii, Lathaif Al-Ma’arif fi ma li Mawasim Al-‘Am min Al-Wadlaif, Muhaqqi: Amir bin Ali Yasin, (Riyadl: dar Ibn Huzaimah, 2007), hlmn. 183
Syaikh Al-Albani, Silsilah Al-Ahadits Al-Dlaifah wa Al-Maudlu’ah, (Riyadl: Dar al-Ma’arif, 1992), jilid 4, hlmn. 83, Hadits nomor 1581
Lihat page nya di FB dengan nama Buya Yahya
Lihat Syaikh Al-Albani, Silsilah Al-Ahadits al-Shahihah, (Riyadl: Maktabah Al-Ma’arif, 1995), jilid 2, hlmn. 392, Hadits nomor 766
Lihat Ibn Rajab, Lathaif Al-Ma’arif, hlmn. 178 dan catatan kaki pentahkik di halaman yang sama
Lihat Abu Bakar Al-Kasani (w. 1191), Badai’ al-Shanai’, cet. Ke-2, (Bairut: Dar Kutub Ilmiyah, 1989), jilid 1, hlmn. 282

Sumber: arrahmah.co.id

Senin, 07 Desember 2015

Cak Nun Tinggalkan Shalat Jumat..?




Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong dengan pertanyaan beruntun.
“Cak,” kata sang penanya, “misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu : 1. Pergi ke masjid untuk shalat Jumat. 2. Mengantar pacar berenang. 3. atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?”
Cak Nun menjawab lantang, “Ya nolong orang kecelakaan….!!”
“Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?” kejar si penanya.
“Ah, mosok Allah ndeso gitu,” jawab Cak Nun.
“Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak ngajak-ngajak, ” katanya lagi. “Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi. Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus ditolong, Tuhan tidak berada di mesjid, melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu.
Kata Tuhan : Kalau engkau menolong orang sakit, Aku-lah yang sakit itu. Kalau engkau menegur orang yang kesepian, Aku-lah yang kesepian itu. Kalau engkau memberi makan orang kelaparan, Aku-lah yang kelaparan itu.
Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya. Shalat memang wajib, tapi untuk Allah dan tidak dipamerkan kepada orang lain.
Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah output sosialnya : kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih, kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama.
Idealnya, orang beragama itu seharusnya memang mesti shalat, ikut misa, atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih sayang.
Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Agama mengajarkan pada kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih sesama.
Bila kita cuma puasa, shalat, baca Al-Quran, pergi ke kebaktian, ikut misa, datang ke pura. Menurut saya, kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak mencuri uang negara, menyantuni fakir miskin, memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang beragama. Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan hanya dari kesalehan personalnya, melainkan juga kesalehan sosial.
Orang beragama adalah orang yang bisa menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang yang menghormati orang lain, meski beda agama. Orang yang punya solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum mustadh’afin (kaum tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya.
Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan….!”

http://embunhikmah.com/cermin/cak-nun-tinggalkan-shalat-jumat.html

SURAT AYATULLAH KHOMEINI KEPADA GORBACHEV


Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Kepada Yang Mulia Tuan Gorbachev, Ketua Presidium Uni Soviet
Dengan keinginan demi kebahagiaan dan kesejahteraan Anda dan rakyat Uni Soviet. Semenjak Anda memegang kekuasaan, timbul kesan bahwa Anda, dalam menganalisa masalah politik dunia, khususnya yang timbul menyangkut Uni Soviet, telah mendapati diri dalam era baru penafsiran kembali, peralihan dan tantangan. Keberanian dan keteguhan Anda menghadapi kenyataan internasional tersebut nampaknya akan membawa perubahan pertimbangan kekuasaan di dunia sehingga saya merasa perlu meminta perhatian Anda pada beberapa hal berikut ini.
Meskipun sikap dan keputusan Anda yang baru itu hanya terbatas pada bagaimana cara mengatasi problema kepartaian selain dilema bangsa Anda, namun keberanian Anda meninjau kembali ideologi yang selama bertahun-tahun telah memenjarakan kaum revolusioner dunia dalam tirai besi, pantas mendapat pujian. Tetapi jika Anda mau berfikir lebih jauh dari itu, masalah pertama yang pasti menolong Anda mencapai keberhasilan adalah meninjau kembali kebijaksanaan-kebijaksanaan pendahulu Anda dalam meneguhkan ateisme dan ketidakberagamaan.
Ketahuilah, inilah satu-satunya jalan realistis untuk mengatasi masalah-masalah dunia. Mungkin saja kebijakan dan praktek-praktek menyimpang para pemimpin komunis terdahulu dalam bidang ekonomi menyebabkan dunia Barat menjadi tampak menarik, padahal tidak demikian. Jika Anda ingin mengakhiri luka ekonomi sosialisme-komunisme Barat. Bukan saja Anda tidak mampu menyembuhkan penderitaan masyarakat Soviet, tapi juga akan mengundang orang lain mengatasi kesalahan-kesalahan yang Anda lakukan. Karena jika Marxisme telah mengalami jalan buntu dalam aspek ekonomi dan sosialnya, maka Barat pun mengalami problema yang sama, tentu dengan cara yang berbeda.
Yang Mulia Tuan Gorbachev, seharusnya kita menyerahkan diri kepada kebenaran. Masalah utama negara Anda tidaklah bersumber dari kepemilikan atau ekonomi atau kebebasan; namun masalah Anda yang sebenarnya berasal dari tiadanya keimanan yang hakiki kepada Tuhan, masalah sama yang juga menyeret Barat kepada kehancuran dan jalan buntu. Problema Anda berasal dari perang yang berkepanjangan dan sia-sia terhadap Tuhan, sumber hakiki makhluk dan alam semesta. Yang Mulia Gorbachev, sangatlah jelas bagi semua orang bahwa mulai sekarang dan seterusnya, kehendaknya orang mencari komunisme dalam museum sejarah politik dunia, karena Marxisme tidak mampu memenuhi kebutuhan hakiki manusia.
Marxisme adalah aliran materialistis, dan hanya dengan materialisme, seseorang tidak akan mampu menyelamatkan manusia dari kriris ketiadaan kepercayaan dalam spiritualitas. Yang merupakan penderitaan terparah menimpa masyarakat manusia di Timur dan Barat.
Yang Mulia Tuan Gorbachev, boleh jadi dalam beberapa aspek, Anda tidaklah berpaling dari Marxisme dan bahkan di masa depan Anda mungkin saja menyuarakan keyakinan teguh terhadap Marxisme dalam wawancara-wawancara di depan umum; bagaimanapun, Anda sendiri tahu betul bahwa yang benar bukan itu.
Pemimpin Cina memberikan pukulan pertama kepada komunisme dan Anda memberikan pukulan kedua yang nampaknya merupakan pukulan terakhir. Dewasa ini tidak ada lagi yang bernama komunisme di dunia ini. Namun, secara tulus saya mengharapkan kiranya Anda untuk tidak terperangkap dalam penjara Barat dan Setan Besar ketika Anda mendobrak tirai-tirai besi idealisme Marxis. Saya harapkan Anda memperoleh kehormatan, menghapus sisa-sisa terakhir dari tujuh puluh tahun penyelewengan komunisme dunia dari lembaran sejarah dan tanah air Anda.
Dewasa ini, bahkan negara-negara yang biasanya dianggap sekutu Anda, yang sangat berhasrat untuk melindungi kepentingan rakyat dan negerinya, tidak lagi mampu meyakinkan diri mereka untuk menggunakan kekayaan nasionalnya. Baik yang di atas maupun yang di bawah tanah, untuk membuktikan kebenaran komunisme, yang gemeretak keruntuhannya telah terdengar oleh para penganutnya. Yang Mulia Tuan Gorbachev, ketika seruan “Allah Maha Besar” dan pernyataan kesaksian akan kerasulan Nabi terakhir SAW, terdengar kembali setelah tujuh puluh tahun dari menara-menara mesjid pada sebagian Republik Soviet, bergetarlah hati seluruh pengikut sejati Islam yang dibawa Muhammad SAW.
Karena itu, saya merasa perlu menyebutkan hal ini kepada Anda agar Anda sekali lagi mempertimbangkan pandangan dunia materialis maupun ilahi. Kaum materialis menganggap indera sebagai kriteria pengenalan mereka dan segala sesuatu yang berada di luar jangkauan indera tidaklah termasuk dalam wilayah pengetahuan. Mereka berpendapat, keberadaan (eksistensi) sama dengan wujud material, karenanya segala sesuatu yang bukan materi dianggap tidak berada. Dengan demikian, mereka memandang alam gaib, seperti eksistensi Allah yang Maha Kuasa, wahyu Ilahi, Misi Kenabian dan Hari Kebangkitan sebagai dongeng semata-mata.
Dasar pengetahuan dalam pandangan dunia Ilahi terdiri dari “indera” dan “akal”, dan segala sesuatu yang “rasional” termasuk dalam wilayah pengetahuan, walaupun tidak terjangkau indera. Karena itu yang terlihat dan tak terlihat dapat berada. Sebagaimana pengetahuan tentang hal-hal-material bergantung pada nonmaterial, pengetahuan empiris bersandar pada pengetahuan rasional. Al-Quran al-Karim mengkritik dasar-dasar pandangan dunia kaum materialis dan argumen yang menganggap Tuhan itu tidak ada, dengan asumsi bahwa sekiranya Tuhan ada, tentu bisa dilihat; atau orang-orang yang berkata: “Kami tidak akan percaya kepada engkau sebelum kami melihat Allah dengan nyata.” (QS, al-Baqarah, 2:55). Al-Quran menolak mereka dengan mengatakan: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’aam, 6: 103)
Kita juga dapat membuktikan hal-hal Wahyu Ilahi, Misi Kenabian dan Hari Akhirat tanpa menggunakan argumen-argumen yang diajukan oleh Al-Quran Suci yang dalam pandangan Anda merupakan perkara yang masih diperdebatkan. Pada prinsipnya, saya cenderung untuk tidak melibatkan Anda dalam kepelikan-kepelikan para filosof khususnya para filosof Islam. Saya cukupkan dengan dua contoh sederhana, mudah dipahami secara fitri serta bermanfaat bagi para politisi sekalipun.
Jelaslah bahwa materi dan jasa, apapun adanya, tidaklah sadar akan dirinya. Telah merupakan ciri khas benda fisik bahwa ia tak sadar dan tak mengetahui apa-apa, padahal kita lihat dengan jelas bahwa dan manusia dan makhluk hidup menyadari lingkungannya. Mereka mengetahui di mana mereka berada dan merasakan apa yang terjadi di sekeliling mereka. Jadi, manusia dan makhluk hidup memiliki sesuatu yang melampaui benda dan berbeda dari benda, yang tak bersama kematian.
Diketahui pula bahwa menurut fitrahnya manusia cenderung kepada kesempurnaan tanpa batas. Dan Anda sangat mengetahui bahwa manusia pencari kekuasaan berhasrat menjadi mahakuasa di dunia. Dari itu ia tidak tertarik kepada suatu kekuasaan yang tak sempurna. Sekalipun, misalnya ia menguasai alam semesta dan dikatakan kepadanya bahwa ada suatu dunia lain maka secara alami ia akan berhasrat untuk menguasai dunia lain itu pula. Manusia penuntut ilmu, betapa pun terpelajarnya, jika ia mendengar ada ilmu lain, secara alami akan ingin mendapatkan ilmu itu pula.
Maka tentulah ada kekuasaan yang mutlak dan pengetahuan mutlak sebagai sifat-sifat suatu wujud yang merupakan objek cinta dan pencarian manusia. Itulah Tuhan yang Mahakuasa yang kepada-Nya kita semua berusaha menuju, sekalipun kita tidak menyadarinya. Manusia pada galibnya berhasrat untuk mencapai Yang Mutlak dan larut di dalam-Nya. Pada prinsipnya, gairah besar akan kehidupan yang kekal, yang merupakan fitrah semua orang, adalah petunjuk akan kehidupan yang kekal dan kekekalan terhadap maut.
Jika Anda bermaksud melakukan penyelidikan tentang masalah-masalah tersebut, Anda dapat memerintahkan para ahli untuk mengkaji, selain buku-buku para filosof Barat, karangan-karangan al-Farabi dan Ibu Sina (semoga Allah melimpahkan kedamaian atas mereka) dalam filsafat peripatetik (masysy’iyyin), karena pengkajian tersebut akan membuktikan bahwa hukum sebab-akibat yang ada padanya segala pengetahuan berpijak didasarkan pada pengetahuan rasional dan bukan pengalaman inderawi serta pemahaman universal maupun hukum-hukum umum yang ada padanya bersandar setiap argumentasi, juga bersifat rasional yang tidak inderawi. Sekaitan dengan ini, mereka dapat menelaah karya-karya Suhrawardi dalam filsafat Iluminasi (Isyraqi). Secara ahli dia menjelaskan kenyataan bahwa setiap benda dan objek material membutuhkan “cahaya” murni yang sepenuhnya tak dapat diindera, dan bahwa konsepsi intuitif manusia tentang hakikat manusia juga sama sekali jauh melampaui dari persepsi inderawi.
Anda juga dapat meminta para ahli untuk menelaah karya terkenal Sadra al-Muta’aliyyin (semoga Allah melimpahkan rahmat baginya dan membangkitkannya bersama para nabi dan orang-orang yang saleh) dalam filsafat Transendental (al-Hikmah al-Muta’aliyah) sehingga akan jelas bagi Anda bahwa realitas pengetahuan sesungguhnya adalah entitas yang terpisah dari materi, karena itu ia juga tidak diatasi hukum-hukum materi. Saya tidak ingin menjemukan Anda lebih jauh dengan detail-detail, karena itu saya tidak sebutkan judul dari kitab-kitab para pemikir besar lainnya, khususnya Muhyiddin ib Arabi.
Jika Anda ingin mendalami seluk-beluk pemikiran sarjana besar ini, silahkan kirim beberapa ahli pikir Soviet yang berkualitas tinggi dan dipersiapkan dengan baik dalam bidang ini ke Qum, supaya beberapa tahun, dengan karunia Allah, mereka akan memperoleh pengetahuan tentang hal-hal subtil tersebut dan tanpa perjalanan ini kesadaran yang demikian takkan menjadi kenyataan.
Yang Mulia Tuan Gorbachev, sekarang, setelah menyebut hal-hal pokok di atas dan mukaddimah dalam masalah ini, saya menyeru kepada Anda untuk secara serius mengkaji Islam, bukan karena Islam dan kaum Muslimin membutuhkan pengkajian Anda, tetapi karena nilai-nilai Islam yang tinggi dan universal yang dapat memberikan keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa dan memecahkan problem-problem mendasar yang menghadang manusia.
Suatu penyelidikan yang mendalam tentang Islam akan membebaskan Anda selamanya dari masalah Afghanistan dan masalah sejenis lainnya. Kami senantiasa memperlakukan kaum muslimin di seluruh dunia sebagai kaum muslimin Iran, lebih jauh lagi kami merasa senasib. Dengan memberi kesempatan beribadah yang relatif bebas, secara praktis Anda membuktikan bahwa Anda tidak lagi berfikir bahwa agama itu candu masyarakat. Jika begitu, apakah agama yang telah menjadikan Iran seteguh gunung dalam berhadapan dengan adikuasa adalah candu rakyat? Apakah agama, yang menghendaki terlaksanakannya keadilan di muka bumi dan kebebasan manusia dari segala belenggu materi dan ruhani adalah candu masyarakat?
Memang ada agama yang menjadi alat untuk menyerahkan kekayaan material dan spiritual negara-negara Islam dan non-Islam ke tangan para adikuasa dan kekuasaan lainnnya dan menyeru rakyat penganutnya untuk menghindari politik, itulah yang oleh orang Iran disebut agama sponsoran Amerika. Akhirnya, saya nyatakan dengan terus terang, bahwa Republik Islam Iran sebagai tonggak terbesar dan terkuat dunia Islam mampu mengisi kekosongan iman yang menimpa sistem Anda. Bagaimanapun, sebagaimana di masa lampau, Iran meyakini dan menghormati hubungan-hubungan bilateral dan bertetangga baik. Wassalamu’ala man ittaba’ al-huda. Salam Sejahtera atas mereka yang mencari kebenaran.
Ruhullah al-Musawi al-Khomeini 1 Januari 1989. (LiputanIslam.com)
—-

Surat Ayatullah Khomeini ini dipublikasikan pertama kali oleh Muhammad Ibnu Choldun Rachmatullah, kemudian dikutip oleh Alfatri Adlin dan dipublikasikan di akun Facebooknya.

NOMOR 2

Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...