Jumat, 25 September 2020

Masih Sekitar Budaya Perusahaan

 

Artikel yang Sangat Bagus tentang Budaya Perusahaan – Corporate Culture

Budaya perusahaan memiliki peran penting dalam pengembangan organisasi dan pengambilan kebijakan. Sangat penting bagi seorang spesialis dibidang Human Resources (HR) untuk memahami konsep dari budaya dalam perusahaannya tersebut.

Tidak hanya sebatas pengertiannya saja, kata budaya perlu dilihat dari berbagai aspek sehingga dipahami betul bagaimana perannya dalam struktur organisasi dan fungsinya dalam kinerja perusahaan.

Budaya secara umum diartikan sebagai kumpulan nilai, gagasan, sikap dan simbol lain yang kompleks dan bermakna yang melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat.

Budaya dan nilai-nilainya diteruskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain. secara langsung, kebudayaan juga melengkapi orang dengan rasa identitas dan pengertian perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat yang meliputi rasa diri dan ruang, komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, nilai dan norma serta kebiasaan kerja dan praktek.

Budaya tidak hanya tercipta di lingkungan masyarakat. Dalam perusahaan, juga ditemukan model budaya yang tentunya sesuai dengan kebiasaan yang terjadi dalam lingkup kerja tersebut. ada banyak pengertian yang disampaikan oleh para ahli tentang budaya perusahaan.

Secara garis besar, definisinya dapat disimpulkan sebagai suatu pola asumsi dasar yang dimiliki oleh anggota perusahaan yang berisi nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan yang mempengaruhi pemikiran, pembicaraan, tingkah laku dan cara kerja karyawan sehari-hari, sehingga akan bermuara pada kualitas kinerja perusahaan.

Berdasarkan definisi budaya perusahaan menurut Denison, Daniel R (1990:2), budaya sendiri juga dapat dilihat dari empat aspek, yaitu:

Aspek keterlibatan

Tingkat keterlibatan yang tinggi dari karyawan akan meningkatkan rasa tanggung jawab yang secara tidak langsung meningkatkan komitmen mereka terhadap perusahaan. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan tercipta dengan sendirinya, dimana sangat penting dalam membantu menyelesaikan pekerjaan.

Aspek konsistensi
Konsistensi menekankan nilai-nilai yang dimiliki perusahaan termasuk masalah komunikasi, kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan, toleransi dan penghargaan terhadap prestasi. Hal tersebut memberikan dampak positif terhadap pencapaian tujuan organisasi dan perlu dibangun atau dikembangkan secara konsisten.

Aspek adaptabilitas
Adaptabilitas sangat penting untuk mempermudah proses penyesuaian di dalam perusahaan terhadap berbagai perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini diperlukan untuk kelangsungan hidup perusahaan dan juga sebagai tantangan pengembangan perusahaan.

Aspek misi
Menekankan pada pentingnya kejelasan misi dan tujuan dari organisasi bagi para anggotanya.

Budaya perusahaan tidak hanya menjadi salah satu variabel yang berhubungan dengan penentuan peningkatan kinerja perusahaan, tetapi memiliki fungsi di dalam suatu organisasi antara lain memiliki suatu peran dalam batas-batas tertentu yaitu menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.

Selain itu, budaya digunakan untuk menyampaikan identitas bagi anggota-anggotanya. apabila setiap orang dalam perusahaan mampu menyelaraskan budaya dengan strategi organisasi, maka tujuan perusahaan akan lebih efektif untuk dicapai.

Melihat persaingan di era global yang semakin tinggi, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya.

Salah satu cara yang efektif untuk dilakukan adalah memiliki budaya perusahaan yang unggul. Dengan begitu, perusahaan akan memiliki modal untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. bukan hanya berfokus pada masalah produksi dan teknologi, tetapi juga sistem pengelolaan organisasi untuk melakukan produksi.

Membangun budaya organisasi unggul ternyata bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi apabila perusahaan telah memiliki budayanya sendiri yang mengakar dan tidak bisa begitu saja diganti karena dapat mempengaruhi kelancaran dalam organisasi.

Berdasarkan studi literature, budaya unggul dalam perusahaan dapat ditumbuhkan dengan menata elemen-elemen penting yang saling terkait dan harus dilakukan secara harmonis. Elemen-elemen tersebut adalah:

 Sejarah organisasi
Setiap organisasi atau perusahaan memiliki sejarah yang menjadi kekuatannya dan tidak dapat dihapus begitu saja.

 Nilai-nilai dasar dan keyakinan
Nilai-nilai dasar dan keyakinan dibangun sebagai fondasi dari sebuah identitas perusahaan. Nilai nilai merupakan sesuatu yang memaknai jati diri seorang anggota organisasi dalam keadaan apapun. Sedangkan keyakinan berarti sesuatu yang dipercayai bersama.

 Simbol-simbol yang kasat mata
Nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki diwujudkan dalam simbol-simbol yang lebih bisa dipahami oleh orang di luar organisasi, seperti logo perusahaan, nama perusahaan, cara berpakaian karyawan dan sebagainya.

 Tag line
Banyak perusahaan yang menunjukkan budayanya dalam bentuk bahasa seperti slogan, filosofi, moto dan bahasa percakapan.

 Ritual dan seremoni
Budaya perusahaan yang unggul dapat diciptakan melalui serangkaian acara-acara tertentu yang didesain dengan memberikan bobot manfaat kepada siapa saja yang hadir terutama karyawan perusahaan. Ritual tersebut dapat dibagi menjadi empat tahapan yaitu ritual penerimaan, ritual penguatan, ritual pembaruan dan ritual integrasi.

Perusahaan yang memiliki budaya unggul, menurut Samdeep dan Sussman (1991:84), memiliki ciri-ciri di antaranya:

 Keyakinan yang tidak tergoyahkan bahwa manusia adalah sumber daya perusahaan yang paling penting.
 Komitmen karyawan terhadap tujuan perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan komitmen mereka terhadap tujuan kelompok atau pribadi.
 Kesadaran bahwa komunikasi ke arah lebih penting daripada komunikasi ke bawah.
 Komitmen manajemen puncak untuk menumbuhkan kebanggaan di kalangan semua karyawan.
 Pandangan yang menghargai kebenaran mengambil resiko dan kreativitas.

Memiliki budaya yang unggul merupakan pekerjaan yang besar bagi perusahaan. Proses yang harus dijalani tidak mudah, apalagi dengan telah terciptanya budaya yang sudah mengakar di lingkungan kerjanya.

Perusahaan harus berani mengambil tindakan dengan menyediakan dana dan menginvestasikan setiap individu untuk berkesempatan belajar.

Budaya yang unggul dapat diciptakan dengan membiasakan elemen-elemen pentingnya secara berkelanjutan. Proses ini tidak hanya diterapkan pada karyawan, tetapi juga pada para pemimpinnya, yang bisa dilakukan melalui pelatihan yang terencana dengan baik ataupun pembelajaran dengan berbagi pengalaman dengan perusahaan lain yang memiliki budaya yang kuat dan unggul.

 https://pakarkinerja.com/artikel-yang-sangat-bagus-tentang-budaya-perusahaan-corporate-culture/

Kamis, 24 September 2020

Apa yang Dimaksud dengan Perusahaan Manufaktur Beserta Contohnya?

 

Apa yang Dimaksud dengan Perusahaan Manufaktur Beserta Contohnya?

| 20240x dilihat | |
Perusahaan Manufaktur

Perusahaan Manufaktur- Pada tahun 1913, Henry Ford berhasil melakukan revolusi besar-besaran di dunia industri. Di jaman tersebut, mobil hanya bisa digunakan oleh para petinggi ataupun presiden. Namun, Ford meng-industrialisasi mobil dan memproduksinya secara masal.

Karena industrialisasi yang dilakukan tersebut, harga mobil pun menjadi lebih terjangkau dan murah sehingga bisa dibeli oleh masyarakat biasa. Semenjak jaman Ford, industri berkembang pesat bukan hanya di bidang transportasi tetapi juga tekstil, makan bahkan hingga komunikasi.

Secara teori, apa yang dilakukan oleh Ford dimaksud sebagai melakukan industrialisasi dalam perusahaan bidang manufaktur. Lantas, apa yang dimaksud dengan Perusahaan Manufaktur dan apa saja contoh-contohnya yang bisa kamu temukan di Indonesia?

Pengertian Perusahaan Manufaktur

Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang mana menyediakan barang mentah (bahan baku) atau bahan setengah jadi. Tujuannya adalah untuk mereka akan mengelola dan bahan baku tersebut menjadi sebuah produk yang diminati oleh pasar. Semakin besar permintaan pasar, semakin banyak juga proses produksi yang akan dilakukan oleh pihak tersebut.

Singkatnya, perusahaan jenis ini membuat sebuah produk yang diinginkan oleh pasar. Biasanya, proses produksi dalam perusahaan tersebut akan melibatkan berbagai faktor, mulai dari SDM, SDA hingga alat mesin-mesin besar. Karena sifatnya yang menjual sebuah produk, kegiatan bisnis ini juga bisa dikategorikan ke dalam Perusahaan Dagang.

Pengelolaan serta pembuatan Perusahaan Manufaktur biasanya dilakukan di sebuah pabrik. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa wilayah yang ditetapkan sebagai daerah industri, semisal Cibitung, Cikarang hingga Pulogadung. Namun, tak menutup kemungkinan di wilayah lainnya di Indonesia tersedia pula.

Tipe Manufaktur

Tipe Manufaktur

Tipe Manufaktur

Dalam kehidupan, Perusahaan Manufaktur memang sangat memiliki peranan penting di dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai buktinya, Statista mencatatkan jika Apple menjadi perusahaan paling bernilai di dunia. Pada medio 2018 lalu, perusahaan yang diciptakan oleh Steve Jobs tersebut diketahui bernilai 926 miliar dollar, unggul lebih dari 200 miliar dollar dari Amazon yang merupakan e-commerce.

Apple termasuk ke dalam manufaktur yang bertipe sebagai perusahaan komunikasi, elektronik dan transportasi. Beberapa tipe lain dari Perusahaan Manufaktur adalah:

1. Baju dan Tekstil

  • Polychem Indonesia Tbk.
  • Argo Pantes Tbk.
  • Trisula Textile Industry

2. Komunikasi, Transportasi dan Elektronik

  • Astra Otoparts.
  • Goodyear Indonesia.
  • Indomobil Sukses Internasional.

3. Minyak, Kimia dan Plastik

  • Holcim Industry Tbk.
  • Indocement Tunggal Prakarsa.
  • Semen Batu Raja Persero.

4. Kayu, Kulit dan Kertas

  • Alam Karya Tunggal Tbk.
  • Asiaplast Industry.
  • Champions Pacific Industry.

Ada masih banyak sekali tipe dan juga jenis dari perusahaan ini. Namun, beberapa contoh di atas sudah menggambarkan jika kehidupan masyarakat saat ini sangat bergantung terhadap mereka. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan tulis di kolom komentar yang tertera di bawah.

Metode Penjualan Manufaktur

Pengelolaan Stok Produk

Pengelolaan Stok Produk

Setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur memiliki karakteristik metode penjualan yang berbeda-beda. Sejauh ini, ada 3 perbedaan metode yang digunakan oleh mereka sesuai dengan produk yang dijual kepada para pelanggan, yaitu:

1. Make to Stock

Ini merupakan tipe manufaktur yang mana digunakan untuk melakukan penjualan secara tradisional. Singkatnya, mereka membuat kemudian menaruh produknya di dalam stok, semisal perusahaan transportasi (mobil dan motor), kulkas serta beberapa lainnya.

2. Make to Order

Selanjutnya, tipe kedua ini adalah untuk produk yang hanya dibuat memenuhi pesanan pelanggan. Dengan kata lain, jika tidak ada pesanan yang datang, perusahaan tersebut tidak akan membuatnya dalam bentuk stok. Contohnya adalah furniture ataupun kerajinan dari kayu ataupun bahan lainnya.

3. Make to Assemble

Tipe terakhir bisa dibilang sebagai campuran dari kedua jenis sebelumnya. Sebab, perusahaan tersebut tetap membuat produknya secara sederhana baru kemudian dimodifikasi sesuai dengan pesanan. Misalnya, perusahaan laptop. Spek dibuat standar namun setelah ada pesanan customized dari pelanggan, produk tersedia yang ada di gudang baru akan ditambahkan lagi.

Faktor Kunci Manufaktur

Entrepreneur - Paper.id

Entrepreneur – Paper.id

Bergelut dalam bisnis di bidang manufaktur sangatlah beresiko sebab kamu harus mengerti target pasar dalam skala tinggi. Perusahaan jenis ini memang berfokus ke dalam jumlah produksi yang besar. Ada beberapa faktor kunci yang harus kamu lakukan apabila ingin bergelut di dalam bisnis ini.

1. Produktivitas

Sedikitnya stok produk yang dibuat dalam satu periode berarti membuat costs atau modal semakin membengkak. Itulah kenapa sebelum berencana untuk membuat bisnis dalam bidang manufaktur, kamu harus memikirkan strategi pasar apa saja yang harus ditempuh demi mendapatkan keuntungan yang maksimal.

2. Quality Control

Jika produk sebuah bisnis tidak dibuat berkualitas, sebuah perusahaan bisa dibilang tidak akan mampu bertahan. Terlebih lagi, sudah ada banyak perusahaan yang mampu menciptakan produk dengan harga yang lebih murah namun tetap mampu menjaga kualitas barangnya. Hal itulah yang tengah dikembangkan banyak perusahaan asal Negeri Tirai Bambu atau China.

3. Desain Terbaik

Sebuah perusahaan yang bergerak di dalam bidang manufaktur harus bersaing dengan para kompetitor. Oleh karena itu, kamu harus bisa memberikan desain terbaik agar bisa mengalahkan mereka. Contohnya, Apple sempat membuat handsfree berwarna putih padahal dulunya kabel tersebut dirasa sangat mengganggu.

Pada akhirnya, handsfree dengan warna putih mampu merajai pasar dunia dan Apple mengambil untung besar karena keberanian mengeluarkan desain yang out of the box tersebut.

4. Modal yang Kompetitif

Semakin banyak produksi yang dilakukan sebuah perusahaan akan menekan angka modal. Hal tersebut merupakan rahasia umum di dalam sebuah bisnis. Karena hal itu, para perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur bisa mendapatkan untung maksimal lantaran modal yang mereka keluarkan sangatlah kecil.

Akan tetapi, ada juga sisi negatif yang didapatkan dari pembuatan produksi yang terlalu banyak, salah satu yang paling sering terjadi adalah tidak lakunya produk tersebut di pasaran.

Jadi, apakah kamu sudah siap untuk bergelut di dalam bisnis di bidang Perusahaan Manufaktur? Jika iya, kamu membutuhkan sebuah software yang mampu mendukung semua aktivitas bisnismu dengan mudah. Sudah pernah dengan Software Akuntansi Gratis Paper.id?

https://www.paper.id/blog/tips-dan-nasihat-umkm/pengertian-perusahaan-manufaktur/

Managing Service and Manufacturing Operations

Pada kesempatan kali ini, kami diamanahkan untuk dapat mereview salah satu buku pada mata kuliah Business Management. Salah satu Chapter yang akan di-review adalah Chapter 8 mengenai Managing Service and Manufacturing Operations.

8.1 Manajemen Operasional

Manajemen operasi merupakan proses melakukan pengembangan dan kegiatan yang dapat mengubah sumber daya menjadi produk dan jasa yang dapat dimanfaatkan, sehingga ini menjadi sangat penting. Dalam sebuah Manajemen Operasi, terdapat Manajer Operasi yang bertugas mengawasi proses perubahan Sumber Daya dan merancang system operasi, mengelola logistik, kualitas, dan produktivitas. Kualitas dan Produktivitas telah menjadi aspek mendasar dari Manajemen Operasi hal ini dikarenakan perusahaan yang tidak membuat produk sesuai dengan kualitas yang diinginkan oleh konsumen dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif maka tidak akan dapat bertahan lama dalam membangun sebuah bisnis. Manajemen Operasi merupakan ‘inti’ dari sebuah Perusahaan dikarenakan Manajemen Operasi bertanggung jawab dalam proses mengubah Sumber Daya menjadi barang dan jasa pada Perusahaan tersebut. Beberapa Perusahaan seperti General Motors dapat menghasilkan produk yang nyata, tetapi layanan merupakan bagian terpenting untuk pelanggan.

8.2 Differentiate between operations and manufacturing

Perbedaan antara operasi dan manufaktur. Manufaktur adalah kegiatan dan proses yang digunakan dalam membuat produk nyata, juga disebut produksi. sedangkan produksi merupakan kegiatan dan proses yang digunakan dalam membuat produk berwujud, juga disebut manufaktur. Operasi adalah suatu kegiatan dan proses yang digunakan dalam membuat produk berwujud dan tidak berwujud.

Kesimpulannya adalah manufaktur dan produksi adalah sama hanya digunakan dalam membuat produk berwujud, sedangkan operasi yang digunakan dalam membuat produk berwujud dan tidak berwujud.

8.3 Explain How Operations Management differs in manufacturing and service firms

Beberapa macam proses transformasi menempatkan sebuah Organisasi yang menyediakan layanan, seperti Penerbangan, Sekolah, dan beberapa Organisasi non-profit. Seperti Perusahaan Penerbangan, mentransformasikan input berupa karyawan, uang, waktu dan beberapa supporting equipment dalam memboking sebuah perjalanan, maintain equipment, dan pelatihan untuk para crew nya. Sehingga, output dari proses ini adalah penerbangan menuju destinasinya masing-masing.

8.4 Describe the elements involved in Planning and Designing an Operations System

Sebelum sebuah Perusahaan dapat memproduksi berbagai produk, hal pertama yang harus ditentukan adalah apa yang akan diproduksi dan untuk Siapa barang itu diproduksi. Keputusan ini akan meliputi Operation Planning. Saat ini, beberapa Perusahaan Sukses mencakup seluruh department meliputi Organisasi, Marketing, dan R&D dalam menentukan keputusannya.

Planning Product

Sebelum membuat suatu Produk, Perusahaan pertama kali harus menentukan apa yang Pelanggan inginkan lalu melakukan desain dari sebuah Produk agar terpuaskan dengan yang diinginkan. Beberapa Perusahaan melakukan Riset Marketing untuk menentukan jenis product yang baik dan memiliki pelayanan yg baik pula. Spt Contoh FB and Twitter, melakukan Riset untuk mengeksplor apa yang Customer inginkan. Sekitar 39% dari retailer menggunakan sosial media untuk melakukan Product Development. Mendevelop Product bisa membutuhkan cost yang mahal, seperti halnya Google yang melakukan Riset untuk mobil tanpa awak dan memakan budget sekitar 60 Juta US Dollar. Di sisi lain, ada juga beberapa Perusahaan yang melakukan kerja sama untuk mengurangi cost berlebih yang dihasilkan. Seperti Cisco dan Ericsson melakukan sebuah kerja sama untuk mengembangkan Product seputar New Technology of Future Network. Perusahaan tersebut dapat melakukan pool dari berbagai resource, mengurangi biaya yang signifikan, serta mengurangi waktu pengerjaannya. Oleh karena nya, seorang Operations Manager harus membuat sebuah plan untuk dapat mengetahui besaran biaya dan jenis material yang akan diproduksi dalam mengembangkan Produk tersebut.

Designing the Operations Processes

Sebelum memasuki masa produksi, langkah awal yang harus ditentukan adalah metode dalam mentransformasi beberapa resource menjadi produk yang diinginkan. Biasanya, Produk didesain untuk dilakukan manufaktur dengan satu dari 3 proses berikut: standarisasi, desain modular, atau kustomisasi.

  1. Standarisasi 

Sebagian besar perusahaan yang membuat sebuah produk dalam jumlah yang besar untuk beberapa Customer nya telah menemukan cara bagaimana supaya lebih murah dan cepat dalam men-desain. Dengan standarisasi, pelanggan mungkin tidak akan mendapatkan secara persis apa yang mereka inginkan, tetapi secara umum hanya menghasilkan cost yang lebih rendah daripada customize Produk. Standardisasi memberikan konsistensi sehingga pelanggan yang membutuhkan produk tertentu akan mendapatkan produk yang memenuhi harapan mereka. Standardisasi menjadi lebih kompleks pada skala global karena negara yang berbeda memiliki kualitas yang berbeda. untuk mengatasi masalah ini, ISO telah mengembangkan daftar standar global yang dapat diadopsi oleh perusahaan untuk memastikan para pemangku kepentingan bahwa mereka mematuhi pedoman kualitas, lingkungan, dan manajerial dari suatu proses tersebut.

  1. Modular Design

Desain modular melibatkan pembuatan item dalam unit mandiri, atau modul yang dapat digabungkan atau dipertukarkan untuk membuat produk yang berbeda. Mebel IKEA, misalnya, mewujudkan desain modular dengan beberapa komponen. ini memungkinkan pelanggan untuk mencampur dan mencocokkan komponen untuk desain yang disesuaikan. karena banyak komponen modular diproduksi sebagai unit terintegrasi, kegagalan sebagian komponen modular biasanya berarti mengganti seluruh komponen. desain modular memungkinkan produk untuk diganti dengan cepat, sehingga mengurangi biaya tenaga kerja, tetapi komponen itu sendiri mahal, meningkatkan biaya bahan perbaikan. banyak produsen mobil menggunakan desain modular dalam proses produksinya

  1. Customization

Kustomisasi adalah membuat produk untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan tertentu. produk yang dihasilkan dengan cara ini umumnya unik. Produk-produk tersebut meliputi layanan perbaikan, layanan fotokopi, karya seni khusus, perhiasan, dan furniture serta produk-produk besar seperti jembatan, kapal, dan perangkat lunak komputer. Sebagai contoh, Dell menyesuaikan komputer dengan konfigurasi tepat yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Contoh lain, layanan seperti fitness dan paket perjalanan(travel package) juga dapat dirancang khusus untuk sejumlah besar pelanggan individu.

Planning Capacity

Planning dari suatu Organisasi mencakup 2 area penting : Capacity and Facilities Planning. Istilah dari Capacity merujuk pada beban maksimal yang dapat ditampung dari suatu Organisasi. UoM nya bisa berupa manusia/mesin, department, atau cabang. Tingkat efisiensi planning dari suatu Organisasi adalah sesuatu yang penting dalam menjadi Operations Manager. Level Capacity yang terlalu rendah dapat mengakibatkan ketidaksesuaian dengan kebutuhan dan parahnya akan berpotensi kehilangan Customer. Di sisi lain, ketika kapasitas dari suatu Organisasi tersebut sudah melebihi dari yang dibutuhkan, Biaya Operasi akan menjadi suatu hal yang challenging karna akan memakan biaya yang cukup besar. Untuk menghindari hal tsb, diperlukan suatu forecast atau projection yang akurat dalam memproyeksi kebutuhan kapasitas yang dibutuhkan.

Planning Facilities

Perusahaan harus memutuskan dimana harus menemukan fasilitas operasi mereka, tata letak apa yang terbaik untuk menghasilkan produk yang akan mereka hasilkan, dan bahkan teknologi apa yang diterapkan untuk proses transformasinya.

Facility Location

Ketika perusahaan memutuskan untuk pindah atau membuka fasilitas di lokasi baru, ia harus memperhatikan faktor seperti kedekatan dengan pasar, ketersediaan bahan baku, ketersediaan transportasi, ketersediaan sumber daya, pengaruh iklim, ketersediaan tenaga kerja, komunitas karakteristik, demikian pula dengan pajak.

Pengurangan pajak telah menjadi kriteria yang semakin penting dalam beberapa tahun terakhir. untuk meningkatkan produksi dan untuk memberikan insentif bagi perusahaan kecil, banyak negara menawarkan pajak untuk perusahaan tenaga surya. Beberapa Pemerintah rela melepaskan sejumlah pendapatan pajak dengan imbalan pertumbuhan lapangan kerja, ikut serta dalam industri yang sedang berkembang serta publisitas yang baik yang dihasilkan oleh perusahaan.

Dalam pengambilan keputusan akan lokasi tersebut tidaklah mudah karena melibatkan evaluasi banyak faktor, beberapa di antaranya tidak dapat diukur dengan presisi.

Facility Layout

Tata letak fasilitas adalah suatu perencanaan yang terintegrasi dari aliran atau arus komponen-komponen suatu produk (barang dan atau jasa) di dalam sebuah sistem operasi (manufaktur dan atau non manufaktur) guna memperoleh interelasi yang paling efektif dan efisien antara pekerja, bahan, mesin dan peralatan serta penanganan dan pemindahan bahan, barang setengah jadi, dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya. 

Technology

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Berikut adalah contoh-contoh teknologi yang dapat merubah industri.

·         Computer assisted design (CAD)

·         Computer assisted manufacturing (CAM)

·         Flexible manufacturing

Ketika semua teknologi di atas terintegrasi, maka hasilnya adalah manufaktur yang terintegrasi dengan komputer, sistem lengkap yang mendesain produk, mengelola produk, mesin, dan material, dan juga mengontrol fungsi operasi.

Sustainability & Manufacturing

Sistem manufaktur dan operasi bergerak cepat untuk membangun kelestarian lingkungan dan meminimalkan dampak negatif dari lingkungan alam. Dalam menjaga keseimbangan yang berkelanjutan maka harus dilakukan kegiatan sedemikian rupa untuk menyediakan kesejahteraan jangka panjang dari lingkungan alam, termasuk semua entitas biologis. Masalah keberlanjutan termasuk polusi tanah, udara, air, perubahan iklim, pengelolaan limbah, perlindungan keanekaragaman hayati dan makanan yang dimodifikasi secara genetik.sebagai contoh Adobe, Perusahaan yang mendapat peringkat sebagai perusahaan teknologi ramah lingkungan karena kepemimpinan dalam hal keberlanjutan. perusahaan terus memantau penggunaan energi dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya. sejak 2002, perusahaan telah mengurangi penggunaan listrik hingga 50 persen dan penggunaan gas alam sebesar 30 persen. Contoh yang lain adalah New Belgium sebagai tempat pembuatan bir pertama yang mengadopsi listrik bertenaga angin 100 persen, mengurangi emisi karbon sebesar 1900 metrik ton per tahun. Perusahaan-perusahaan tersebut menunjukkan bahwa mengurangi limbah, mendaur ulang tidak hanya untuk melindungi lingkungan tetapi juga mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan. Selain itu, dapat diperkirakan bahwa bangunan ramah lingkungan menggunakan energi 60-90 persen lebih sedikit daripada bangunan konvensional. Sehingga menjaga keseimbangan tersebut menjadi semakin penting bagi para pemangku kepentingan dan konsumen, karena berkaitan dengan masa depan.

8.5 Specify some techniques managers may use to manage the logistics of transforming inputs into finished products

Managing the Supply Chain

Fungsi terbesar dalam operations adalah Supply Chain Management yang mengacu pada saling terintegrasinya seluruh pihak  dalam sistem distribusi.  Supply Chain Management (SCM) berguna untuk membant uperusahaan yang terlibat dalam sistem pendistribusian agar menjadi lebih effektif. Supply chain management membutuhkan kepala marketing untuk bekerja sama dengan manager lainnya dalam bidang operations, logistics, dan procurement.

Procurement

Bagian ini yang akan membeli dan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan disuatu perusahaan. Departement ini akan mencari bahan dengan kualitas terbaik dengan harga yang serendah mungkin. Fungsi dari procurement sendiri cukup kompleks dan salah satu area yang membuat menjadi murah dan lebih effisien karena kemajuan teknologi.

Managing inventory

Ada tiga dasar dari inventory

1. Finished good inventory adalah barang yang sepenuhnya telah selesai diproduksi tetapi belum terjual.

2. Work in process inventory adalah persediaan barang-barang yang masih beum selesai dikerjakan, sehingga barang-barang tersebut belum siap dipasarkan karena masih tahapan proses.

3. Raw material inventory adalah bahan baku yang disiapkan sebagai dasar untuk membuat produk yang lainnya.

The Economic order quantity model

Untuk mengatur jumlah item dalam inventaris, Manajer perlu menentukan berapa banyak jumlah barang yang akan disorder. Salah satunya adalah dengan menggunakan model Economic Order Quantity (EOQ) yang berfungsi sebagai memesan barang secara optimal dengan biaya yang rendah.

Just in time Inventory Management

Suatu sistem produksi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang dikehendakinya. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya kelebihan kuantitas atau jumlah dalam produksi.

Material Requirement Planning

Metode yang berfungsi untuk menentukan komponen dan bahan apa saja yang dibutuhkan dan seberapa banyak jumlahnya dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan rencana produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan. Tujuan dari penerapan MRP ini adalah untuk mengurangi biaya persediaan, meminimalkan resiko yang terjadi akibat produksi atau pengiriman tertunda, serta meningkatkan keefektifan produksi.

Outsourcing

Outsourcing telah menjadi bagian dalam pengoperasian supply chain management. Outsoursing atau biasa disebut dengan pihak ketiga adalah salah satu cara guna memotong biaya, pengembangan keunggulan kompetitif untuk meningkatkan kualitas produk, dan mempercepat produk tiba ke pelanggan dan meningkatkan efisiensi dari keseluruhan supply chain.

Routing and Scheduling

Routing dan scheduling sangat penting dalam pengoperasian supply chain. Maka proses selanjutnya adalah menentukan alur dalam proses produksi. Setelah alur sudah ditentukan maka pekerjaan selanjutnya adalah menentukan scheduling. Scheduling diperlukan untuk menentukan departemen, pekerja, maupun tim mana yang akan mengerjakan tugas bahkan scheduling juga dapat menentukan mesin yang akan digunakan untuk proses produksi. 

Terdapat beberapa macam pendekatan scheduling yang berkembang, salah satunya yang sering digunakan adalah Program Evaluation and Review Technique  (PERT), dimana PERT dapat  mengidentifikasi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, mengaturnya sesuai dengan urutan atau alur, menentukan critical path, dan dapat menentukan waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing aktivitas.

Apabila  alur yang dibutuhkan membutuhkan waktu lebih lama daripada yang dibutuhkan maka disebut dengan critical path. Critical path menentukan waktu  minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing proses produksi.

8.6 Managing Quality (mengelolah kualitas)

  1. Kualitas menggambarkan ukuran barang/ jasa yang ditawarkan bertemu dengan permintaan dan syarat-syarat yang dibutuhkan customer. 

  2. Quality Control: proses yang dipakai organisasi untuk mempertahankan standard kualitas yang yang ditetapkan organisasi. 

  3. Pada dasarnya customer memiliki pandangan yang bervariasi terkait kualitas barang/ jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Contoh: airline, ada customer yang memilih airline itu berdasarkan harga tiket, ada yang melihat rute, jadwal, menu makanan, benefit jika menjadi member, dsb. Dari sini lah lahir TQM.

  4. TQM (Total Quality Management) adalah prinsip bahwa organisasi harus menjaga kualitas disemua lini organisasi, sehingga memenuhi persepsi customer terhadap kualitas barang dan jasa yang beragam tadi. Yang dilakukan untuk melakukan TQM adalah :

    1. Berkoordinasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

    2. Meningkatkan partisipasi karyawan

    3. Membentuk dan menguatkan kemitraan supplier

    4. Memfasilitasi budaya organisasi yaitu “perbaikan kualitas yang terus menerus (kaizen)”

  5. Alat untuk mengukur proses “proses perbaikan kualitas yang terus menerus” adalah benchmarking. Caranya dengan memonitor dan membandingkan kesuksesan produk/ jasa kita dengan milik pesaing. 

  6. Dalam TQM, quality control harus diterapkan dalam proses perubahan. Produk nya adalah Quality control itu sendiri. Salah satu cara peningkatan kualitas tersebut adalah dengan statistical proses control. Statistical proses control adalah sebuah sistem di mana informasi mengenai proses produksi dikumpulkan dan dianalisis, untuk menunjukkan masalah kualitas dalam sistem produksi, untuk selanjutnya diperbaiki. 

  7. Walaupun ada TQM, hal pertama yang harus di tetapkan oleh perusahaan adalah standard kualitas atas barang dan jasa yang diproduksi. Cara paling mudah untuk memenuhi standard kualitas suatu barang/ jasa/ proses ialah dengan mengikuti international organization for standardization (ISO).

  8. Untuk mengungkap apakah suatu produk memenuhi kualitas yang diinginkan, perlu dilakukan pemeriksaan (inspeksi). Biasanya yang dinspeksi adalah barang yang dibeli, proses yang dikerjakan, dan barang-barang yang dihasilkan. Tujuannya untuk menemukan kecacatan, supaya sebelum produk selesai diproduksi, masih sempat di perbaiki. 

  9. Cara melakukan inspeksi dengan cost yang lebih murah adalah dengan melakukan Sampling.

Kualitas input yang masuk menentukan kualitas output yang dihasilkan. Mengelola beberapa mitra yang terlibat dalam supply chain and operations penting karena setiap stakeholer harus bertanggung jawab atas kualitas produk yang dihasilkan masing-masing mitra. Manager harus bisa memilih supplier yang terbaik berdasarkan sudut pandang etis dan efektivitas. Perusahaan juga harus mengaudit supplier nya dan menindak supplier yang melanggar standard yang ditetapkan.

 

Rabu, 23 September 2020

Budaya Organisasi

Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah sistem berbagi makna yang dianut oleh anggota yang membedakan organisasi dari organisasi lain. Budaya organisasi adalah bagaimana organisasi belajar untuk berhubungan dengan lingkungan yang merupakan kombinasi dari asumsi, perilaku, cerita, mitos, ide, metafora, dan ide lain untuk menentukan apa artinya bekerja dalam organisasi. Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai landasan dalam berperilaku dalam organisasi. Di mana akan terungkap kepada anggota baru sebagai cara melihat, berpikir dan merasakan dalam organisasi.


Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli:

  • Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001: 391), budaya organisasi adalah sistem yang mereka percaya dan suatu nilai yg dapat dikembangkan dari suatu organisasi yang mana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
  • Menurut Tosi, Rizzo, Carroll sebagaimana dikutip oleh Munandar (2001: 263), budaya organisasi adalah cara berpikir, merasakan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada di bagian-bagian organisasi.
  • Menurut Robbins (1996: 289), budaya organisasi adalah persepsi bersama yang dibagikan oleh anggota organisasi.
  • Menurut Schein (1992: 12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan menyatukan anggota organisasi. Untuk alasan ini, harus diajarkan kepada anggota, termasuk anggota baru, sebagai cara yang benar untuk mempelajari, memikirkan, dan merasakan masalah yang dihadapi.
  • Menurut Cushway and Lodge (GE: 2000), budaya organisasi adalah sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara kerja dilakukan dan bagaimana karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa apa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang diadopsi oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara kerja dan berperilaku dari anggota organisasi.
  • Schein (1992) memandang budaya organisasi sebagai pola asumsi mendasar yang dipahami bersama dalam suatu organisasi terutama dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pola-pola ini menjadi sesuatu yang pasti dan disosialisasikan kepada anggota baru dalam organisasi.
  • Menurut Davis (1984): “pentingnya Memahami budaya organisasi merupakan suatu pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang harus dipahami, dijiwai dan dipraktekkan oleh organisasi sehingga pola seperti itu memberikan maknanya sendiri dan menjadi dasar untuk perilaku organisasi”.
  • Susanto (2006) memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai yang membimbing sumber daya manusia untuk menangani masalah eksternal dan upaya menyesuaikan integrasi ke dalam perusahaan sehingga setiap anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan harus bagaimana mereka bertindak atau berperilaku.

Fungsi Budaya Organisasi


Membatasi

Budaya bertindak sebagai penentu batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat organisasi unik dan membedakannya dari organisasi lain.


Identitas

Budaya mengandung rasa identitas untuk suatu organisasi.


Komitmen

Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu.


Stabilitas

Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan memberikan standar tentang apa yang seharusnya dikatakan dan dilakukan karyawan.


Jenis Budaya Organisasi


  • Budaya Rasional

Proses informasi individu akan diberikan sebagai sarana tujuan Layanan (produktivitas, efisiensi serta keuntungan atau efek).


  • Budaya Ideologis

Dalam budaya ini, proses informasi secara intuitif diterima sebagai sarana revitalisasi (dukungan eksternal, akuisisi sumber daya dan pertumbuhan).


  • Budaya Konsesus

Dalam konteks budaya konsesus, diasumsikan bahwa pemrosesan informasi kolektif adalah cara untuk mencapai tujuan kohesi (moralitas, iklim dan kerja tim).


  • Budaya Hierarkis

Dalam budaya hierarkis pengolahan informasi formal, diasumsikan bahwa dianjurkan untuk tujuan yang berkelanjutan (stabil, terkendali dan terkoordinasi).


Unsur Budaya Organisasi

  1. Ilmu Pengetahuan
  2. Seni
  3. Kepercayaan
  4. Adat-istiadat
  5. Moral
  6. Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat
  7. Hukum
  8. Asumsi dasar
  9. Pembelajaran/Pewarisan
  10. Sistem Nilai
  11. Masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal

Tipe Budaya Organisasi


  • Budaya klan

Dalam organisasi budaya klan ini, setiap anggota organisasi memiliki rasa kebersamaan dan keluarga. Para pemimpin atau pemimpin organisasi dipandang sebagai mentor dan bahkan sebagai figur seorang ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga. Budaya klan semacam ini mirip dengan organisasi keluarga yang berusaha untuk konsensus dan keterlibatan melalui partisipasi dan komunikasi antara anggota dan nilai kolaborasi, partisipasi, dan kepatuhan. Keberhasilan dalam konteks budaya klan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keprihatinan pelanggan untuk masyarakat.




  • Budaya Adhocracy

Budaya organisasi semacam ini didasarkan pada energi dan kreativitas. Anggota organisasi atau karyawan didorong untuk mengambil risiko, mengekspresikan mereka, dan berpikir di luar kebiasaan melakukan sesuatu. Para pemimpin atau pemimpin organisasi dianggap inovator dan pengusaha. Budaya Adhokrasi ini mendorong organisasi atau perusahaan untuk berkembang dengan menciptakan produk dan layanan yang inovatif dan merespon dengan cepat terhadap perubahan pasar. Keberhasilan dalam konteks budaya adhokrasi ini adalah untuk memiliki produk baru dan Jasa serta pelopor baru. Google dan Facebook adalah contoh perusahaan dengan karakteristik budaya adhocration ini.


  • Budaya Pasar

Budaya ini didasarkan pada dinamika kompetitif dan mencapai hasil yang nyata, dengan fokus pada tujuan atau hasil. Organisasi budaya pasar ini, yang berfokus pada lingkungan eksternal, adalah pelanggannya. Mereka lebih memilih kepentingan atau pangsa pasar dari pelanggan dan keuntungan perusahaan dibandingkan dengan kepuasan karyawannya dan pengembangan sumber daya manusianya. Tujuan umum dari organisasi budaya pasar ini adalah untuk mencapai keuntungan terbesar, untuk mendapatkan pangsa pasar terbesar dan untuk mengalahkan para pesaingnya. Keberhasilan dalam konteks karakteristik organisasi dari budaya pasar ini memperoleh pangsa pasar terbesar dan menjadi pemimpin pasar.


  • Budaya Hierarki

Budaya semacam ini hierarki organisasi budaya didasarkan pada struktur dan kontrol. Lingkungan kerja yang formal dan ketat dikontrol. Kepemimpinan didasarkan pada koordinasi terorganisir dan pemantauan dengan budaya yang menekankan efisiensi dan prediktabilitas. Nilai budaya dari hirarki ini adalah konsistensi dan keseragaman. Keberhasilan dalam konteks organisasi yang mengambil alih budaya hirarki ini adalah perencanaan yang handal, kualitas tinggi produk dan jasa, pengiriman tepat waktu dan biaya operasi yang rendah. Manajemen harus bekerja-aman dan dapat diprediksi.


Membentuk sikap dan perilaku


Karaktereistik Budaya Organisasi

Budaya bertindak sebagai mekanisme pembuatan dan kontrol yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.

Robbins (2007), menuturkan 7 karakteristik budaya sebagai berikut:

1) Inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko, yaitu sejauh mana karyawan diharapkan didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil risiko.

2) Perhatian terhadap detail adalah sejauh mana karyawan diharapkan untuk melakukan ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap perincian.

3) Berorientasi hasil, yaitu sejauh mana manajemen lebih berfokus pada hasil daripada teknik atau proses yang digunakan untuk mencapai hasil ini.

4) Berorientasi kepada manusia, yaitu sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil ini pada orang-orang dalam organisasi.

5) Berorientasi pada tim, yaitu sejauh mana aktivitas kerja diorganisir dalam tim daripada individu.

6) Agresivitas adalah sejauh mana orang agresif dan kompetitif daripada santai.

7) Stabilitas adalah sejauh mana kegiatan organisasi menekankan status quo dibandingkan dengan pertumbuhan.


Contoh Budaya Organisasi

Dalam budaya organisasi ada banyak contoh. Berikut beberapa contoh budaya organisasi yang harus diketahui.


  1. Kerapian administratif

Budaya organisasi dalam hal kerapian administratif merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam organisasi. Baik itu dalam hal surat-menyurat, manajemen keuangan, pendapatan karyawan, barang masuk atau keluar, dan lain-lain.


  1. Distribusi Otoritas yang Jelas

Ini adalah kunci yang dapat menentukan keberhasilan kinerja di perusahaan. Jika tidak ada pembagian kekuatan kinerja, mungkin anggota atau karyawan di perusahaan akan bingung. Yang mana yang dilakukan atau dikerjakan dan mana yang tidak.


  1. Disiplin

Disiplin adalah contoh dari budaya organisasi yang melekat di mana-mana, baik dalam individu atau kelompok. Dimana disiplin adalah karakter dan sifat orang atau kelompok yang sukses.


  1. Inovasi

Sebagian besar budaya organisasi akan memajukan anggota tim untuk melahirkan ide-ide kreatif dan inovasi baru. Tujuannya adalah untuk dapat memajukan organisasi.


Demikianlah artikel dari pengajar.co.id tentang Budaya Organisasi : Pengertian, Menurut Para Ahli, Fungsi, Jenis, Unsur, Tipe, Karakter, Contoh semoga bermanfaat.

 

 https://pengajar.co.id/budaya-organisasi/#ftoc-heading-15

 

Cara Membangun Budaya Organisasi

Ketika kita bercerita mengenai suatu perusahaan besar, maka akan teringat pada kita bagaimana sikap dan pelayanan karyawan pada perusahaan tersebut. Tentu dengan pelayanan yang baik akan mencitrakan perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang baik. Jika kita tarik kembali ke belakang maka setiap sikap dan pelayanan karyawan sebuah perusahaan merupakan cerminan budaya yang ada pada perusahaan tersebut.

Ketika berbicara mengenai budaya oraganisasi perusahaan, hal tersebut bukanlah terjadi secara instan. Perlu proses hingga tahunan untuk membentuk karyawan yang bisa menerapkan budaya perusahaannya. Jika kita mengambil contoh perusahaan besar di Indonesia seperti Unilever, Indofood, Astra dan masih banyak lagi. Mereka semua membiasakan karyawannya untuk menjalankan budaya yang ada pada perusahaan.

Diperlukan langkah-langkah dalam membiasakan karyawan, namun itu perlu dilakukan agar perusahaan kita bisa memiliki ciri khas tersendiri dan dikenal baik dimasyarakat. Lantas langkah-langkah apa saja yang diperlukan untuk membangun budaya diperusahaan.

Menentukan Visi dan Misi Perusahaan

Langkah pertama untuk membentuk budaya perusahaan adalah dengan menentukan visi dan misi perusahaan. Dengan visi dan misi menjadikan perusahaan lebih terarah dalam menjalankan bisnisnya. Sebaiknya visi dan misi perusahaan berorientasi pada konsumen. Karena merekalah yang paling merasakan dampak dari bisnis kita.

Perlu analisa yang mendalam dan tajam dalam menentukan visi dan misi. Dengan harapan dapat menjadi branding bagi perusahaan kita dimasyarakat.

Sosialisasi Visi dan Misi

Saat visi dan misi sudah terbentuk maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan di perusahaan. Tujuan dari sosialisasi adalah agar seluruh karyawan mengetahui dan memahami mengenai visi dan misi perusahaan. Dalam sosialisasi ini perlu untuk dilakukan komitment bersama mulai dari jajaran direksi hingga level staf untuk saling menjalankan visi dan misi perusahaan dalam setiap aktivitas pekerjaan.

Dengan diketahui dan dipahami oleh setiap karyawan maka akan terbentuk sebuah pola pikir bersama untuk menjalankan visi dan misi tersebut. Perlu diatur waktu untuk sosialisasi visi dan misi agar tidak menggangu pekerjaan harian dan agar semua karyawan mendapatkan informasi tersebut.

Menetapkan Budaya Kerja

Budaya kerja adalah suatu kebiasaan-kebiasaan baik yang berada dilingkungan kerja ataupun diluar lingkungan kerja. Dasar dari budaya kerja adalah visi dan misi perusahaan, penjabaran visi dan misi menghadirkan sebuah budaya kerja yang harus dipatuhi semua karyawan.

Menghidupkan Budaya Kerja yang Ditetapkan

Setiap budaya kerja yang sudah ditetapkan wajib untuk dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. Fungsinya adalah agar masing-masing karyawan terlatih untuk menjalankan budaya tersebut. Jika dilaksanakan setiap hari maka akan terbentuk kebiasan yang baik bagi setiap karyawan. Tanpa dilakukan setiap hari sulit untuk membiasakan kebiasaan baik bagi karyawan.

Mengukur Implementasi Budaya Kerja

Ketika budaya kerja sudah dilaksanakan, maka perlu adanya evaluasi dari masing-masing seksi-seksi yang ada diperusahaan. Evaluasi ini diperlukan untuk mengukur hasil implementasi dari penerapan budaya kerja. Perlu dipahami bahwa tanpa adanya evaluasi maka akan terjadi sebuah proses sistem kerja yang apa adanya. Tanpa adanya ukuran dan penilaian atas hasil yang dicapai.

Memberikan Reward dan Punishment

Step terakhir adalah memberikan reward dan pusnishment terhadap karyawan yang sudah atau belum menjalankan budaya perusahaan. Tidak perlu reward yang mahal ataupun punishment yang berat untuk karyawan yang sudah dan belum melaksanakan budaya perusahaan. Namun langkah ini sebagai upaya untuk menjaga agar para karyawan tetap bersemangat menjalankan budaya perusahaan yang sudah terbentuk. 

 

 

Membangun Budaya Organisasi

Membangun Budaya Organisasi

Budaya organisasi yang dominan dan sejalan dengan visi, misi dan dimensi organisasi serta selaras dengan tuntuan lingkungan akan mengarahkan individu di organisasi tersebut memberi kinerja yang terbaik untuk organisasi mereka.


Tulisan ini saya sampaikan di grup Whatsapp ODOJ MITI MJR SJS 7 dalam kuliah Whatsapp harian pada tanggal 9 Januari 2017.

Lewat kulsap pagi ini, saya ingin berbagi tentang sebuah konsep strategi manajemen sumber daya manusia yang saya pelajari selama saya mengerjakan kuliah tugas akhir di S1 Teknik Industri, Universitas Telkom.

Konsep yang saya bagi pagi hari ini adalah tentang “membangun budaya organisasi”. Tema ini menarik bagi saya, karena pada setiap organisasi yang selalu saya ikuti pasti selalu ada permasalahan atau intrik dalam membangun individu agar sesuai dengan budaya organisasi yang ia anut. Budaya organisasi ini juga merupakan sebuah tema yang sering dibahas pada kuliah-kuliah di Psikologi Industri dan juga pada kuliah di magister manajemen.

Mengapa kita harus membangun budaya organisasi yang baik di organisasi kita? Karena fungsi budaya sendiri itu adalah mengarahkan. Budaya organisasi yang dominan dan sejalan dengan visi, misi dan dimensi organisasi serta selaras dengan tuntuan lingkungan akan mengarahkan individu di organisasi tersebut memberi kinerja yang terbaik untuk organisasi mereka.

Jadi bisa diibaratkan, budaya organisasi ini adalah penekan bagi setiap individu agar mampu berfungsi sebagaimana yang diinginkan organisasi untuk meraih tujuan mereka.

Bagaimana budaya organisasi ini bekerja? Untuk menjelaskan ini, saya mencuplik sebuah teori dari Hofstede yang mengatakan bahwa budaya itu adalah sebuah mental programming (pemrograman mental).

Kata mbah Hofstede, otak manusia itu seperti komputer. Mengalami proses pemrograman baik disadari atau tidak disadari. Akan tetapi berbeda dengan komputer, manusia dapat menolak suatu pemrograman. Karena manusia memiliki akal dan juga nilai dasar yang diyakini masing-masing.

Sebagai contohnya, karyawan sebuah perusahaan yang memiliki nilai dominan pada nilai “relationship” (hubungan antar manusia) saat bekerja. Dia terkadang akan sulit menerima nilai “task oriented” (orientasi tugas) yang dibudayakan pada perusahaan lain yang mengadopsi nilai tersebut. Karena itu penting bagi organisasi untuk menerima seseorang yang dapat dibentuk sesuai tujuan organisasi tersebut agar bisa memajukan organisasi tersebut sesuai value yang dianutnya.

Tak usah jauh-jauh menengok perusahaan atau organisasi lain untuk menengok adanya perbedaan nilai dasar pada setiap manusia. Kita tengok organisasi yang kita ikuti saja.

Seperti contoh saya berikan kasus di organisasi lembaga dakwah kampus yang saya ikuti, yaitu Al Fath Universitas Telkom. Tanpa disadari atau tidak dalam agenda PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru), biasanya kita menyasar para adik-adik mahasiswa untuk diajak masuk dalam organisasi kita. Atau kita ajak orang-orang yang setidaknya sudah mempunyai value yang sama-sama kita anut untuk masuk ke dalam organisasi kita (contoh : anak-anak Rohis SMA).

Mengapa kita menyasar orang-orang seperti itu? Karena adik-adik mahasiswa tersebut  itu genuine, maka mereka bisa mudah dibentuk nilai-nilainya lewat pemrograman mental yang kita bentuk. Karena anak-anak Rohis SMA tersebut mereka sudah terbentuk sesuai dengan value kita, maka akan lebih mudah kita arahkan sesuai budaya organisasi kita. Ini juga sama halnya seperti sebuah perusahaan lebih suka menerima lulusan yang fresh graduated, karena mereka bisa dibentuk.

Nah, sekarang bagaimana kita membangun budaya organisasi di tempat kita? Sebelumnya saya ingin menjelaskan bagaimana kita membangun budaya organisasi, saya ingin terlebih dahulu menjelaskan elemen-elemen dari budaya organisasi agar kita semua tahu apa yang kita bangun.

Edgar Schein, seorang maestro dari konsep budaya organisasi ini pernah bersabda bahwa ada tiga elemen budaya organisasi.

  1. Artefak (Artifacts) merupakan bagian dari budaya perusahaan yang paling luar dan tampak. Ia dapat diamati baik oleh para karyawan dan juga oleh pihak luar. Tidak jarang artefak dipilih dipilih dan dimunculkan agar pihak internal organisasi atau pihak eksternal organisasi mempersepsikannya sebagai nilai yang ingin ditanam.

Berbagai contoh artefak adalah lambang-lambang dan berbagai benda yang dalam organisasi, seperti : logo, slogan, warna, dan bahasa.

Sebagai contoh artefak dari ODOJ MITI MJR SJS adalah slogannya : “Malam jadi Rahib, Siang jadi Singa”. Logonya pun menyerupai slogannya dengan munculnya lambang singa.

  1. Values berarti nilai-nilai yang kasat mata. Artinya nilai-nilai ini terletak pada ranah “bawah sadar manusia” yang secara tidak langsung mempengaruhi perilaku seseorang. Nilai-nilai ini biasanya terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus.

Values sendiri dalam penerapan di budaya organisasi terbagi dua : Espoused values (nilai yang diharapkan), dan enacted values (nilai yang sudah ada)

Jika kita ingin mengubah budaya suatu organisasi, hal pertama yang kita perlu analisis adalah enacted values. Jadi, apa saja nilai-nilai yang sudah ada dalam diri anggota organisasi kita? Bagaimana mereka menerapkannya? Analisis ini bisa melalui kuisoner atau wawancara mendalam dengan anggota organisasi kita.

Setelah kita analisis enacted values, berikutnya yang harus kita analisis adalah espoused values. Espoused values ini perlu kita definisikan lebih lanjut secara operasional dengan dikaitkan dengan perilaku-perilaku organisasi yang ingin kita bentuk lewat mental programming yang kita jalankan. Biasanya kemudian nilai-nilai ini kita definisikan dalam the do’s dan juga the don’t. The do’s artinya hal-hal yang harus atau wajib anggota organisasi itu lakukan, dan the don’t artinya hal-hal yang tidak boleh anggota organisasi tersebut itu lakukan. Biasanya do dan don’t ini terdapat dalam aturan dan standar operasional organisasi.

Saya berikan contoh dalam organisasi lembaga dakwah kampus, terdapat sebuah nilai yang ingin kita budayakan yaitu “Lebih Dekat dan Lebih Bersahabat”. Nilai tersebut kemudian didefinisikan dalam  the do’s menjadi sebuah prinsip 6S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun, Semangat) yang wajib dipatuhi oleh setiap anggotanya. The don’t nya ya kemudian berarti perilaku-perilaku yang berkebalikan dengan hal-hal tersebut.

Selain mendefinisikan perilaku-perilaku yang ingin kita bentuk, tugas kita sebagai leader atau manajemen sebuah organisasi adalah mengupayakan nilai-nilai ini masuk dalam tingkatan operatif. Artinya nilai-nilai ini tanpa harus diingatkan oleh kita sudah bisa dijalankan oleh anggota organisasi kita.

  1. Asumsi dasar (basic assumptions) adalah filosofi yang dianut seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi pola piker, perasaan, emosi, mental-set mereka. Karena ia filosofi, maka letaknya jauh berada di dalam “kognitif” manusia yang dibentuk dalam waktu yang relatif panjang.

Jika sekelompok karyawan memiliki asumsi dasar bahwa kerja keras dan kejujuran adalah kunci keberhasilan maka nilai-nilai yang mereka anut adalah kerja keras dan kejujuran. Namun, dapat dibayangkan jika asumsi dasar para karyawan adalah bekerja didasari oleh pilihan yaitu memanipulasi atau dimanipulasi, maka nilai yang mereka anut adalah unfair competition.

Jadi, membangun budaya organisasi pada hakikatnya adalah membangun elemen-elemen budaya organisasi ini agar sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi.

Setelah kita mengetahui adanya elemen-elemen budaya organisasi ini, kita juga harus mengetahui fungsi pemimpin dalam membangun budaya organisasi.

Fungsi pemimpin atau khalifah ini sangat penting karena ialah yang menggerakkan anggota organisasinya mencapai visi, misi yang diharapkan organisasi. Pemimpin juga setidaknya harus mampu menjalankan atau mencontohkan elemen-elemen budaya organisasi yang sudah ia bentuk kepada anggota organisasinya agar anggotanya bisa dan merasa harus untuk mengikuti. Disinilah ada sebuah keharusan bagi seorang pemimpin untuk bisa memberikan keteladanan bagi para anggotanya.

Berbagai ahli di bidang psikologi industry menyebutkan satu tipe leadership yang seharusnya menjadi focus kita bersama. Tipe leadership itu ialah tipe “transformational leadership”.

Transformational leadership adalah leader yang memiliki visi jauh kedepan, mengkomunikasikannya, dan memberi contoh untuk mentransformasi anggotanya.

Maka, dalam hal ini saya juga menasehati diri saya sendiri, bahwa menjadi pemimpin seharusnya menjadi teladan bagi yang lain. Karena itu, sangat penting bagi pemimpin untuk menjaga sikap dan kata-katanya. Sebagaimana quote yang saya dengar dari seorang jenderal di Indonesia-> “Perkataan seorang pemimpin itu ialah setengah dari kebijakannya”. Itulah yang harus kita cermati dan sadari saat menjadi pemimpin untuk menjaga kata-kata kita.

 

https://thedimasprabu.wordpress.com/2017/01/09/membangun-budaya-organisasi/

 

NOMOR 2

Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...