Kamis, 02 Februari 2017

Avatar Agung

Wasiat Nabiullah Khidir a.s.
Wasiat Nabiullah Khidir a.s. Sebelum Nabi Khidir berpisah dengan Nabi Musa as yang tidak sabaran, beliau berpesan, “Wahai Musa, sesungguhnya orang yang selalu member nasihat itu tidak pernah merasa jemu seperti kejemuan orang-orang yang mendengarkannya. Maka janganlah kamu berlama-lama dalam menasihati kaummu. Dan ketahuilah bahwa hatimu itu ibarat sebuah bejana yang kamu rawat dan pelihara dari hal-hal yang memecahkannya. Kurangilah usaha-usaha duniawimu dan buanglah jauh-jauh di belakangmu, karena dunia ini bukanlah alam yang akan kamu tempati selamanya. Kamu diciptakan adalah untuk mencari tabungan pahala-pahala akhirat nanti. Bersikap ikhlaslah dan bersabar hati menghadapi kemaksiatan yang dilakukan kaummu. Hai Musa, tumpahkanlah seluruh pengetahuan(ilmu)-mu, karena tempat yang kosong akan terisi oleh ilmu yang lain. Janganlah kamu banyak mengomongkan lmumu karena kamu akan dipisahkan oleh kaum ulama. Maka bersikaplah sederhana saja, sebab sederhana itu akan menghalangi aibmu dan akan membukakan taufik hidayah Allah untukmu. Berantaslah kejahilan kamu dengan cara membuang sikap masa bodohmu(ketidakpedulian)-mu yang selama ini menyelimuti dirimu. Itulah sifat orang-orang arif lagi bijaksana, menjadi rahmat bagi semuanya. Apabila orang bodoh datang kepadamu dan mencariu, redamlah ia dengan penuh kedewasaan serta keteguhan hatimu. Hati putera Imran, tidaklah kamu sadari bahwa ilmu Allah yang kamu miliki hanya sedikit saja. Sesungguhnya menutup-nutupi kekurangan yang ada pada dirimu atau bersikap sewenang-wenang adalah menyiksa dirimu sendiri. Janganlah kamu buka pintu ini jika kamu tidak bisa menguncinya. Jangan pula kamu kunci pintu ilmu ini jika kamu tidak tahu bagaimana membukanya, hai putera Imran. Barang siapa suka menumpuk-numpuk harta benda, dia sendiri bakal mati tertimbun dengannya hingga dia merasakan akibat dari kekuasaannya. Namun, semua hamba yang mensyukuri semua karunia Allah serta memohon kesabaran atas ketentuan-ketentuan-Nya, dialah hamba yang zuhud dan patut diteladani. Bukankah orang seperti itu mampu mengalahkan nafsu syahwatnya dan dapat memerangi bujuk rayu setan? Dan dia pula orang yang mengetahui buah dari ilmu yang selama ini dicarinya. Segala amal kebajkikannya akan dibalas dengan pahala di akhirat. Sedangkan kehidupan dunianya akan tenteram di tengah-tengah masyarakat yang merasakan jasa-jasanya. Hai Musa, pelajarilah olehmu ilmu-ilmu pengetahuan agar kamu dapat mengetahui segala yang belum kamu ketahui, misalnya masalah-masalah yang tidak bisa diomongkan atau dijadikan bahan pembicaraan saja. Itulah pemimpin jalanmu dan orang-orang akan disejukkan hatinya. Hai Musa, putera Imran, jadikanlah pakaianmu bersumber dari dzikir dan fikir serta perbanyaklah amal kebajikan. Suatu hari kamu tidak akan mampu mengelak dari kesalahan, maka pintalah keridlaan Allah dengan berbuat kebajikan, karena saat-saat tertentu akalmu pasti akan melanggar aturan-Nya. Sekarang telah kupenuhi kehendakmu untuk memberi pesan-pesan kepadamu. Omonganku ini tidak akan sia-sia bila kamui menurutinya.” (Diambil dari Kitab Tahzibul Asma Jus 1 Halaman 176-177; Shahih Muslim fi Syarkin Nawawi Jus 15 Halaman 135-136; Ruhul Mu’ni Jus 25 Halaman 223; Fathul BariJus 6 Halaman 310) ulkhaq_redsfans@yahoo.co.id
SHALAT MALAM SHALATNYA PARA NABI DAN ARIFBILLAH
REPUBLIKA.CO.ID,Ketika Rasulullah berada ditahun pertama kenabian menghadapi berbagai pelecehan bahkan fitnah, Allah SWT menurunkan wahyu sebagai panduan menyikapi keadaan itu, di antaranya, Surat Al-Muzzamil. Beberapa ayat dari surat tersebut berisi semacam panduan spiritual agar beliau tetap tangguh, istikamah, dan mantap menjalankan tugas.
“Wahai orang-orang yang berselimut, bangunlah shalat malam, separuh malam, atau kurangi sedikit atau lebih dan bacalah Alquran dengan tartil, maka aku akan berikan kepadamu qaulan tsaqilan (ucapan berbobot) dan sesungguhnya bangun di pengujung malam itu paling dalam kesannya untuk menum buhkan iman dan memantapkan mental.” (Q.S. Al Muzzamil, 1-6).
Ada dua janji yang Allah berikan setelah beliau melakukan shalat malam dan mentartil (membaca Alquran dengan tertib). Pertama, qaulan tsaqilan (ucapan berbobot) yang sering diartikan sebagai kharisma bil kasyaf. Kedua, tangguh dan mantap dalam menghadapi tantangan dan ujian.
Sahabat Ibnu Abbas dalam tafsirnya menyatakan, setelah turunnya Surat Al-Muzzamil, Nabi Muhammad terus memelihara shalat malam sampai saat-saat menjelang beliau wafat. Kepada umatnya, beliau menyampaikan bahwa shalat malam itu merupakan shalat para nabi dan rasul Allah. Juga kebiasaan orang saleh dan amalan orang berprestasi.
Beliau juga pernah memberikan resep spiritual terhadap keluarga yang menghadapi problem.
“Bangunkan istrimu di pengujung malam dengan penuh kasih sayang, bangunkan suamimu di pengujung malam dengan penuh kasih sayang,” demikian ucapan Rasulullah. Jika suami istri melakukan shalat malam dan mereka berzikir memohon kepada Allah, maka Allah menyatakan, “Aku malu kalau aku tidak memenuhi doa mereka, Aku malu kalau aku tidak mengabulkan munajat mereka.”
Shalat malam juga dapat berfungsi sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.
Sahabat Abu Hurairah pernah bertanya kepada Rasul setelah ia melihat kaki beliau memar, bengkak, lecet-lecet parah. “Mengapa Anda shalat malam sampai kaki Anda lecet, bengkak, dan memar?
Padahal, Anda adalah Rasulullah.
Anda tak pernah berbuat dosa dan Anda pun pasti masuk surga.” Beliau menjawab, “Apakah tidak pantas kalau saya mensyukuri segala anugerah Allah?” Pada awal pembangunan masyarakat Madinah, Nabi Muhammad menyampaikan empat pesan moral kepada umat Islam. Beliau mengatakan, tebarkanlah salam, bangun keakraban, wujudkan kepedulian sosial, dan bangun shalat malam pada saat orang-orang sedang tidur.
Nabi Daud membiasakan shalat malam dengan cara tidur separuh malam, bangun sepertiga malam.
Kebiasaan ini dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman. Beberapa sahabat sempat melakukan shalat malam dengan cara seperti itu. Nabi sendiri membiasakan shalat malam di akhir malam, separuh, atau sepertiga malam.
Shalat malam merupakan sarana penghapus dosa, penenang hati, pembersih jiwa, dan takarub yang paling efektif. Shalat ini juga menjadi obat segala macam kegundahan, kegelisahan, kesedihan, kemarahan, keterasingan, keputusasaan, dan problem-problem rohaniah lainnya. Ia adalah tiket untuk meraih surga dan kemuliaan di sisi Allah SWT. Wallahu a’lam.
Red: Siwi Tri Puji B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NOMOR 2

Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...