Posted on 18/12/2009 by Abdurrahman
Adi under Tugas Kuliah
Penilaian kinerja adalah Suatu penilaian
untuk menentukan seberapa efektifnya suatu operasi berjalan dalam suatu
organisasi berdasarkan criteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut
Joseph Tiffin penilaian kinerja adalah sebuah penilaian sistematis terhadap
karyawan oleh atasannya atau beberapa ahli lainnya yang paham akan pelaksanaan
pekerjaan oleh karyawan atau jabatan itu, dan menurut Henry Simamora
penilaian kerja ialah suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk
mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan
memotivasi kalangan karyawan.
Pendapat yang tidak jauh berbeda
juga di sampaikan oleh Handoko, ia mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja
adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai
prestasi kerja karyawan, kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan
personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja
mereka.
Manfaat penilaian kinerja
Manfaat utama dari dilakukannya
penilaian kinerja adalah untuk memaksimumkan tingkat motivasi karyawan
sehingga sasaran organisasi dapat tercapai.
Faktor-faktor yang memperngaruhi
orang memiliki motivasi :
- Sasaran Organisasi yang menantang
- Kinerja dan penghargaan
- Penghargaan yang memuaskan tujuan pribadi à karyawan akan puas jika penghargaan dianggap adil à muncul motivasi
Dampak rendahnya motivasi karyawan :
- Kurang perduli terhadap pekerjaan dan organisasi
- Tidak masuk kerja / kurang disiplin
- Tingginya tingkat perputaran karyawan dll
Sedangkan manfaat penilaian kinerja
menurut T. Hani Handoko, Jennifer M. George & Gareth R. Jones dan Sondang
P. Siagian adalah sebagai berikut :
(1) Perbaikan prestasi kerja
(2) Penyesuaian kompensasi
(3) Keputusan penempatan
(4) Kebutuhan latihan dan
pengembangan
(5) Perencanaan dan pengembangan
karier
(6) Memperbaiki penyimpangan proses
staffing
(7) Mengurangi ketidak-akuratan
informasi
(8) Memperbaiki kesalahan desain
pekerjaan
(9) Kesempatan kerja yang adil
(10) Membantu menghadapi tantangan
eksternal
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Menurut Mangkunegara (2001 : 67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja seseorang ialah :
(1) Faktor kemampuan, secara umum
kemampuan ini terbadi menjadi 2 yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan
reality (knowledge dan skill).
(2) Faktor motivasi, motivasi
terbentuk dari sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja.
KOMPENSASI
Kompensasi merupakan balas jasa yang
diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat
finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem kompensasi yang
baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan
memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.
Bagi organisasi / perusahaan,
kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya
organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
Pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan
prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat
menyebabkan karyawan yang potensial keluar dari perusahaan.
FUNGSI KOMPENSASI
Dari pengertian diatas terlihat
bahwa kompensasi merupakan alat pengikat perusahaan terhadap karyawannya,
faktor penarik bagi calon karyawan dan faktor pendorong seseorang menjadi
karyawan. Dengan demikian kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di
dalam memperlancar jalannya roda organisasi/ perusahaan. Menurut Martoyo
(1994), fungsi kompensasi adalah :
a. Penggunaan SDM secara lebih
efisien dan lebih efektif
Kompensasi yang tinggi pada seorang
karyawan mempunyai implikasi bahwa organisasi memperoleh keuntungan dan manfaat
maksimal dari karyawan yang bersangkutan karena besarnya kompensasi sangat
ditentukan oleh tinggi/rendahnya produktivitas kerja karyawan yang
bersangkutan. Semakin banyak pegawai yang diberi kompensasi yang tinggi berarti
semakin banyak karyawannya yang berprestasi tinggi. Banyaknya karyawan yang
berprestasi tinggi akan mengurangi pengeluaran biaya untuk kerja-kerja yang
tidak perlu (yang diakibatkan oleh kurang efisien dan efektifitasnya kerja).
Dengan demikian pemberian kompensasi dapat menjadikan penggunaan SDM secara
lebih efisien dan lebih efektif.
b. Mendorong stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi
Sistem pemberian kompensasi yang
baik secara langsung dapat membantu stabilitas organisasi dan secara tidak
langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya pemberian kompensasi yang kurang baik dapat menyebabkan gejolak di
kalangan karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya gejolak ketidakpuasan
ini akan menimbulkan kerawanan ekonomi.
TUJUAN KOMPENSASI
Sebagai bagian dari manajemen SDM,
pemberian kompensasi bertujuan untuk:
a) Memperoleh karyawan yang memenuhi
persyaratan.
Salah satu cara organisasi untuk
memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified) dapat
dilakukan dengan pemberian sistem kompensasi. Sistem kompensasi yang baik
merupakan faktor penarik masuknya karyawan qualified. Sebaliknya, sistem
kompensasi yang buruk dapat mengakibatkan keluarnya karyawan yang qualified dari
suatu organisasi. Sebagai contoh, eksodus secara besar-besaran karyawan dari
perusahaan A ke perusahaan B merupakan indikasi lebih baiknya sistem kompensasi
yang ada pada perusahaan B daripada perusahaan A.
b) Mempertahankan karyawan yang ada
Eksodus besar-besaran karyawan ke
perusahaan lain juga menunjukkan betapa besarnya peranan kompensasi dalam
mempertahankan karyawan yang qualified. Sistem kompensasi yang kurang
baik dengan iklim usaha yang kompetitif dapat menyulitkan organisasi/perusahaan
dalam mempertahankan karyawannya yang qualified.
c) Menjamin keadilan
Pemberian kompensasi yang baik juga
bertujuan untuk menjamin keadilan. Dalam arti, perusahaan memberikan imbalan
yang sepadan untuk hasil karya atau prestasi kerja yang diberikan pada organisasi.
d) Menghargai perilaku yang
diinginkan
Besar kecilnya pemberan kompensasi
juga menunjukkan penghargaan organisasi terhadap perilaku karyawan yang
diinginkan. Bila karyawan berperilaku sesuai dengan harapan organisasi, maka
penilaian kinerja yang diberikan akan lebih baik daripada karyawan yang
berperilaku kurang sesuai dengan harapan organisasi. Pemberian nilai kinerja
yang baik diiringi dengan pemberian kompensasi yang baik dapat meningkatkan
kesadaran karyawan bahwa perilakunya dinilai dan dihargai sehingga karywan akan
selalu berusaha memperbaiki perilakunya.
e) Mengendalikan biaya-biaya
Dalam jangka pendek, pemberian
kompensasi pada karyawan yang berprestasi akan memperbesar biaya. Namun secara
jangka panjang, kerja karyawan yang lebih efektif dan efisien akibat pemberian
kompensasi yang baik dapat mengendalikan biaya-biaya yang tidak perlu.
Organisasi sering kali mengeluarkan biaya-biaya yang tidak perlu akibat
rendahnya produktifitas atau kurang efekif dan efisiennya kerja karyawan.
Seringkali biaya yang tidak perlu ini besarnya melebihi biaya tetap. Pemberian
komensasi yang baik diharapkan dapat mendorong karyawan untuk lebih produktif
dan lebih efisien serta efektif dalam bekerja sehingga organisasi dapat
memperkecil atau mengendalikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan
memperbesar pemasukannya.
f) Memenuhi peraturan-peraturan
legal
Selain lima tujuan di atas,
kompensasi juga bertujuan untuk memenuhi peraturan-peraturan legal seperti Upah
Minimum Rata-rata (UMR), Ketentuan Lembur, Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek), Asuransi Tenaga Kerja (Astek) dan fasilitas lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Martoyo
(1994) berpendapat bahwa tujuan kompensasi adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi
karyawan atau sebagai jaminan economic security bagi karyawan.
2. Mendorong agar karyawan lebih
baik dan lebih giat.
3. Menunjukkan bahwa perusahaan
mengalami kemajuan.
4. Menunjukkan penghargaan dan
perlakuan adil organisasi terhadap karyawannya (adanya keseimbangan antara input
yang diberikan karyawan terhadap perusahaan dan output atau besarnya
imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan).
JENIS KOMPENSASI :
Kompensasi Keuangan
Kompensasi ini lebih berupa hal hal
yang bersifat materil seperti kenaikan gaji, bonus berdasarkan laba yang
diperoleh, opsi saham,
Kompensasi Non Keuangan
Seperti namanya kompensasi ini
bersifat non materil seperti naik pangkat/jabatan, ruangan lebih nyaman dan
mewah, dan jenis fasilitas lain yang bersifat non materil
PENENTUAN KOMPENSASI
Besarnya kompensasi yang diberikan
ditentukan oleh 1) Harga / Nilai pekerjaan, 2) Sistem kompensasi yang
diterapkan, dan 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi.
1) Harga/ Nilai Pekerjaan
Penilaian harga suatu jenis
pekerjaan merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam menentukan besarnya
kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan. Penilaain harga pekerja dapat
dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut :
a. Melakukan analisis jabatan/pekerjaan
Berdasarkan analisis jabatan akan
didapat informasi yang berkaitan dengan : 1) Jenis keahlian yang dibutuhkan, 2)
Tingkat kompeksitas pekerjaan, 3) Resiko pekerjaan, dan 4) Perilaku/kepribadian
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dari informasi tersebut kemudian
ditentukan harga pekerjaan.
b. Melakukan survei “harga”
pekerjaan sejenis pada organisasi lain.
Harga pekerjaan pada beberapa
organisasi dapat dijadikan sebagai patokan dalam menetukan harga pekerjaan
sekaligus sebagai ukuran kelayakan kompensasi. Jika harga pekerjaan yang
diberikan lebih rendah dari organisasi lain, maka kecil kemungkinan organisasi
tersebut mampu menarik atau mempertahankan karyawan yang qualified.
Sebaliknya bila harga pekerjaan terebut lebih tinggi dari organisasi lainnya,
maka organisasi tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan
yang qualified.
Sistem kompensasi
Beberapa sistem kompensasi yang
biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem kontrak/borongan.
a. Sistem Prestasi
Upah menurut prestasi kerja sering
juga disebut dengan upah sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan
secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh
karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada
sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini
dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.
Cara ini dapat mendorong karyawan
yang kurang produktif menjadi lebih produktif. Cara ini akan sangat
menguntungkan bagi karyawan yang dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi.
Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan
sebagainya.
b. Sistem Waktu
Besarnya kompensasi dihitung
berdasarkan standar waktu seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah
ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu
pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara
pengupahan berdasarkan prestasi.
Kelemahan dari sistem waktu adalah :
1. Mengakibatkan mengendornya
semangat karyawan yang produktifitasnya tinggi (diatas rata-rata ).
2. Tidak membedakan usia,
pengalaman, dan kemampuan karyawan.
3. Membutuhkan pengawasan yang ketat
agar karyawan sungguh- sungguh benerja.
4. Kurang mengakui adanya prestasi
kerja karyawan.
Sedangkan kelebihan sistem waktu
adalah :
1. Dapat mencegah hal- hal yang
kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang
kurang sehat.
2. Menjamin kepastian penerimaan
upah secara periodik.
3. Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia.
c. Sistem kontrak/ borongan
Penetapan besarnya upah dengan
sistem kontrak / borongan didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya
peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan
ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai
dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian
pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang dianggap
merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap dan /atau jenis pekerjaan yang
tidak mampu dikerjakan oleh karyawan tetap.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPENSASI
Dalam pemberian kompensasi, terdapat
sejumlah faktor yang mempengaruhinya. Secara garis besar faktor-faktor tersebut
terbagi tiga, yaitu faktor intern organisasi, pribadi karyawan yang
bersangkutan, dan faktor ekstern pegawai organisasi.
A. Faktor Intern Organisasi
Contoh faktor intern organisasi yang
mempengaruhi besarnya kompensasi adalah dana organsasi, dan serikat pekerja.
a. Dana Organisasi
Kemampuan organisasi untuk
melaksanakan kompensasi tergantung pada dana yang terhimpun untuk keperluan tersebut.
Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat prestasi-prestasi kerja yang telah
ditujukan oleh karyawan. Makin besarnya prestasi kerja maka makin besar pula
keuntungan organisasi/perusahaan. Besanya keuntungan perusahaan akan
memperbesar himpunan dana untuk kompensasi, maka pelaksanaan kompensasi akan
makin baik. Begitu pula sebaliknya.
b. Serikat pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam
seikat pekerja juga dapat mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan kompensasi
dalam suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat menjadi simbol kekuatan pekerja
di dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat pekerja perlu mendapatkan
perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen.
B. Faktor Pribadi Karyawan
Contoh faktor pribadi karyawan yang
mempengaruhi besarnya pemberian kompensasi adalah produktifitas kerja, posisi
dan jabatan, pendidikan dan pengalaman serta jenis dan sifat pekerjaan.
a. Produktifitas kerja
Produktifitas kerja dipengaruhi oleh
prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam
penetapan kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi dan
jabatan yang sama mendapatkan kompsasai yang berbeda. Pemberian kompesasi ini
dimaksud untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
b. Posisi dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda
berimplikasi pada perbedaan besarnya kompensasi. Posisi dan jabatan seseorang
dalam organisasi menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hierarki
organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi,
semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi pula kompensasi yang
diterimanya. Hal tersebut berlaku sebaliknya.
c. Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan,
pendidikan dan pengalaman kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi
besarnya kompensasi. Pegawai yang lebih berpengalaman dan berpndidikan lebih
tinggi akan mendapat kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang kurang
pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor ini
merupakan wujud penghargaan organisasi pada keprofesionalan seseorang.
Pertimbangan ini juga dapat memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.
d. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang
bekerja di lapangan berbeda dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan,
demikian juga kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan
adminsitratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan manajemen berbeda dengan
pekerjaan teknis. Pemberian kompensasi yang berbeda ini selain karena
pertimbangan profesioalisme pegawai juga kerena besarnya resiko dan tanggung
jawab yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai contoh, dikebanyakan
organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas di lapangan biasanya mendaptkan
kompenasai antara 2 – 3 kali lipat dari pekerjaan di dalam ruangan/kantor.
Besarnya kompensasi sejalan dengan besarnya resiko dan tanggung jawab yang
dipikulnya.
Faktor Ekstern
Contoh faktor ekstern pegawai dan
organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi adalah sebagai berikut :
a. Penawaran dan Permintaan kerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar
bebas, kondisi dimana penawaran (supply) tenaga kerja ebih dari
permintaan (demand) akan menyebabkan rendahnya kompensasi yang
diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah
permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka kompensasi yang
diberikan akan besar. Besarnya nilai kompensasi yang ditawarkan suatu
organisasi merupakan daya tarik calon pegawai untuk memasuki organisasi
tersebut. Namun dalam keadaan dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari
lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit banyak menjadi
terabaikan.
b. Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama
upah/gaji harus disesuaikan dengan besarnya biaya hidup (cost of living).
Yang dimaksud biaya hidup disini adalah biaya hidup minimal. Paling tidak
kompensasi yang diberikan harus sama dengan atau di atas biaya hidup minimal.
Jika kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang
terjadi adalah proses pemiskinan bangsa.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan,
pemerintah berupaya melindungi rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan keadilan.
Dalam kaitannya dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah minimum, jam
kerja/hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur tertentu. Dengan peraturan
tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga
dapat mencegah praktek-praktek organisasi yang dapat memiskinkan bangsa.
d. Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterima oleh
pegawai di negara-negara maju jauh lebih besar dari yang diterima negara-negara
berkembang dan atau negara miskin. Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan
oleh organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan kondisi perekonomian
negara tersebut dan penghargaan negara terhadap sumber daya manusianya.
Sumber : https://abdurrahmanadi.wordpress.com/2009/12/18/penilaian-kinerja-dan-kompensasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar