Dalam setiap aktivitas rintangan itu akan selalu
ada. Hal ini dikarenakan Tuhan menciptakan syetan tidak lain hanya untuk
menggoda dan menghalangi setiap aktivitas manusia. Tidak hanya terhadap
aktivitas yang mengarah kepada kebaikan, bahkan terhadap aktivitas yang
sudah jelas mengarah menuju kejahatan pun, syetan masih juga ingin
lebih menyesatkan.Pada dasarnya kita diciptakan oleh Tuhan hanya untuk
beribadah dan mencari ridla dari-Nya. Karena itu kita harus berusaha
untuk berjalan sesuai dengan kehendak atau syari’at yang telah
ditentukan. Hanya saja keberadaan syetan yang selalu memusuhi kita,
membuat pengertian dan pelaksanaan kita terkadang tidak sesuai dengan
kebenaran. Dengan demikian, kebutuhan kita untuk mencari seorang
pembimbing merupakan hal yang essensial. Karena dengan bimbingan orang
tersebut, kita harapkan akan bisa menetralisir setiap perbuatan yang
mengarah kepada kesesatan sehingga bisa mengantar kita pada tujuan.
Thariqah
Thariqah
adalah jalan. Maksudnya, salah satu jalan menuju ridla Allah atau salah
satu jalan menuju wushul (sampai pada Tuhan). Dalam istilah lain orang
sering juga menyebutnya dengan ilmu haqiqat. Jadi, thariqah merupakan
sebuah aliran ajaran dalam pendekatan terhadap Tuhan. Rutinitas yang
ditekankan dalam ajaran ini adalah memperbanyak dzikir terhadap Allah.
Dalam thariqat, kebanyakan orang yang terjun ke sana adalah orang-orang
yang bisa dibilang sudah mencapai usia tua. Itu dikarenakan tuntutan
atau pelajaran yang disampaikan adalah pengetahuan pokok atau inti yang
berkaitan langsung dengan Tuhan dan aktifitas hati yang tidak banyak
membutuhkan pengembangan analisa. Hal ini sesuai dengan keadaan seorang
yang sudah berusia tua yang biasanya kurang ada respon dalam
pengembangan analisa. Meskipun demikian, tidak berarti thariqah hanya
boleh dijalankan oleh orang-orang tua saja. Lewat thariqah ini orang
berharap bisa selalu mendapat ridla dari Allah, atau bahkan bisa sampai
derajat wushul. Meskipun sebenarnya thariqah bukanlah jalan
satu-satunya.
Wushul
Wushul
adalah derajat tertinggi atau tujuan utama dalam ber-thariqah. Untuk
mencapai derajat wushul (sampai pada Tuhan), orang bisa mencoba lewat
bermacam-macam jalan. Jadi, orang bisa sampai ke derajat tersebut tidak
hanya lewat satu jalan. Hanya saja kebanyakan orang menganggap thariqah
adalah satu-satunya jalan atau bahkan jalan pintas menuju wushul.Seperti
halnya thariqah, ibadah lain juga bisa mengantar sampai ke derajat
wushul. Ada dua ibadah yang syetan sangat sungguh-sungguh dalam usaha
menggagalkan atau menggoda, yaitu shalat dan dzikir. Hal ini dikarenakan
shalat dan dzikir merupkan dua ibadah yang besar kemungkinannya bisa
diharapkan akan membawa keselamatan atau bahkan mencapai derajat wushul.
Sehingga didalam shalat dan dzikir orang akan merasakan kesulitan untuk
dapat selalu mengingat Tuhan.Dalam sebuah cerita, Imam Hanafi didatangi
seorang yang sedang kehilangan barang. Oleh Imam Hanafi orang tersebut
disuruh shalat sepanjang malam sehingga akan menemukan barangnya. Namun
ketika baru setengah malam menjalankan shalat, syetan
mengingatkan/mengembalikan barangnya yang hilang sambil membisikkan agar
tidak melanjutkan shalatnya. Namun oleh Imam Hanafi orang tersebut
tetap disuruh untuk melanjutkan shalatnya.Seperti halnya shalat, dzikir
adalah salah satu ibadah yang untuk mencapai hasil maksimal harus
melewati jalur yang penuh godaan syetan. Dzikir dalam ilmu haqiqat atau
thariqat, adalah mengingat atau menghadirkan Tuhan dalam hati. Sementara
Tuhan adalah dzat yang tidak bisa diindera dan juga tiak ada yang
menyerupai. Sehingga tidak boleh bagi kita untuk membayangkan keberadaan
Tuhan dengan disamakan sesuatu. Maka dalam hal ini besar kemungkinan
kita terpengaruh dan tergoda oleh syetan, mengingat kita adalah orang
yang awam dalam bidang ini (ilmu haqiqat) dan masih jauh dari
standar.Karena itu, untuk selalu bisa berjalan sesuai ajaran agama,
menjaga kebenaran maupun terhindar dari kesalahan pengertian, kita harus
mempunyai seorang guru. Karena tanpa seorang guru, syetanlah yang akan
membimbing kita. Yang paling dikhawatirkan adalah kesalahan yang
berdampak pada aqidah.
Mursyid
Mursyid
adalah seorang guru pembimbing dalam ilmu haqiqat atau ilmu thariqat.
Mengingat pembahasan dalam ilmu haqiqat atau ilmu thariqat adalah
tentang Tuhan yang merupakan dzat yang tidak bisa diindera, dan
rutinitas thariqah adalah dzikir yang sangat dibenci syetan. Maka untuk
menjaga kebenaran, kita perlu bimbingan seorang mursyid untuk
mengarahkannya. Sebab penerapan Asma’ Allah atau pelaksanaan dzikir yang
tidak sesuai bisa membahayakan secara ruhani maupun mental, baik
terhadap pribadi yang bersangkutan maupun terhadap masyarakat sekitar.
Bahkan bisa dikhawatirkan salah dalam beraqidah.Seorang mursyid inilah
yang akan membimbing kita untuk mengarahkannya pada bentuk pelaksanaan
yang benar. Hanya saja bentuk ajaran dari masing-masing mursyid yang
disampaikan pada kita berbeda-beda, tergantung aliran thariqah-nya.
Namun pada dasarnya pelajaran dan tujuan yang diajarkannya adalah sama,
yaitu al-wushul ila-Allah.Melihat begitu pentingnya peranan mursyid,
maka tidak diragukan lagi tinggi derajat maupun kemampuan dan
pengetahuan yang telah dicapai oleh mursyid tersebut. Karena ketika
seorang mursyid memberi jalan keluar kepada muridnya dalam menghadapi
kemungkinan godaan syetan, berarti beliau telah lolos dari perangkap
syetan. Dan ketika beliau membina muridnya untuk mencapai derajat
wushul, berarti beliau telah mencapai derajat tersebut. Paling tidak,
seorang mursyid adalah orang yang tidak diragukan lagi kemampuan maupuan
pengetahuannya.
(Penulis
adalah pengasuh Ponpes al-Ma’ruf, Bandungsari, Ngaringan, Grobogan,
Jateng; juga sebagai wakil Syuriyah NU wilayah Jateng dan sebagai
anggota lajnah tashhih NU Pusat dan di persatuan thariqat se-Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar