Setiap perusahaan harus bisa memenuhi kewajiban keuangan mereka yang
harus dipenuhi. Menurut S. Munawir dalam buku yang ia tulis menjelaskan
jika rasio likuiditas
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Oleh kerana itu, setiap perusahaan harus memahami rasio likuiditas yang terdiri dari beberapa jenis yaitu rasio lancar atau current ratio, rasio cepat atau quick ratio, dan rasio kas atau cash ratio. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan mengenai cara menghitung rasio likuiditas dengan beberapa langkah.
Jenis aktiva ini adalah aktiva yang dapat ditukarkan dengan kas dalam jangka waktu satu tahun. Rumus perhitungan current ratio adalah sebagai berikut:
Contohnya suatu perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar
Rp10.000.000 dan kewajiban lancar sebesar Rp5.000.000, Jadi current
ratio perusahaan adalah
Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka
perusahaan tersebut punya kemampuan yang baik dalam melunasi
kewajibannya. Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding
kewajiban yang dimiliki. Namun jika ratio lancar yang dimiliki
perusahaan nilainya di bawah 1,0 kali, maka kemampuannya dalam melunasi
utang masih dipertanyakan.
Selain itu, jika rasio lancar suatu perusahaan nilainya lebih dari 3,0 bukan berarti perusahaan tersebut dalam keadaan keuangan yang baik. Bisa jadi perusahaan tersebut tidak mengalokasikan aktiva lancarnya secara optimal, tidak memanfaatkan aktiva lancarnya secara efisien, dan tidak mengelola modalnya dengan baik.
Misalnya perusahaan Maju Jaya memiliki aktiva lancar senilai
Rp20.000.000, inventaris Rp2.000.000, dan kewajiban lancar Rp6.000.000.
Maka rasio cepatnya adalah
Hasil penghitungan quick ratio jika lebih dari 1,0 maka
menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya.
Namun, jika nilainya di atas 3,0 kali maka bukan berarti keadaan
likuiditas perusahaan sedang baik. Boleh jadi kas perusahaan jumlahnya
besar karena tidak dialokasikan kemana pun sehingga tidak produktif.
Sebab lain adalah karena tingginya piutang perusahaan tersebut. Quick ratio dapat dijadikan acuan yang lebih baik karena berfokus pada aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas.
Misalnya suatu perusahaan memiliki kas senilai Rp5.000.000, surat
berharga senilai Rp3.000.000 dan kewajiban lancar sebesar Rp5.000.000.
Maka kas rasionya adalah
Rasio kas jarang digunakan oleh perusahaan karena kurang realistis
dan tidak mudah dipertahankan nilainya. Jumlah kas berlebih yang ada
pada perusahaan yang mampu menutupi kewajiban lancar sering dianggap
sebagai kas tidak produktif yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
5 jenis item yang sering digunakan dalam menghitung sebuah nilai likuiditas perusahaan adalah, aktiva lancar, utang lancar, kas, surat berharga, persediaan. Untuk mengetahui nilai akhir dari perhitungan 5 item tersebut, pastinya perusahaan membutuhkan proses pencatatan akuntansi yang cermat dan tepat.
Memang banyak software akuntansi yang menawarkan bantuan dalam menghitung pencatatan akuntansi. Akan tetapi, apakah kualitas dan ketepatan penghitungannya sudah valid? Oleh karena itu, setiap perusahaan yang membutuhkan software akuntansi harus memilihnya secara tepat. Salah satu pilihan untuk software akuntansi yaitu Jurnal.
Jurnal memberi kemudahan bagi Anda untuk melakukan penghitungan dan pencatatan secara online yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Jurnal software akuntansi online, mengerti kebutuhan pencatatan akuntansi secara cepat dan mudah. Dengan menggunakan Jurnal, dapatkan kemudahan untuk mengetahui rasio likuiditas maupun perhitungan rasio penting lainnya tanpa membutuhkan banyak waktu, sehingga Anda bisa fokus untuk membesarkan usaha.
https://www.jurnal.id/id/blog/menghitung-rasio-likuiditas/
Oleh kerana itu, setiap perusahaan harus memahami rasio likuiditas yang terdiri dari beberapa jenis yaitu rasio lancar atau current ratio, rasio cepat atau quick ratio, dan rasio kas atau cash ratio. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan mengenai cara menghitung rasio likuiditas dengan beberapa langkah.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Current ratio merupakan cara penghitungan rasio likuiditas yang paling sederhana dibanding cara lainnya. Penghitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current asset).Jenis aktiva ini adalah aktiva yang dapat ditukarkan dengan kas dalam jangka waktu satu tahun. Rumus perhitungan current ratio adalah sebagai berikut:
Aktiva lancar (current assets) : hutang Lancar (current liabilities)
10.000.000 : 5.000.000 = 2,0
Selain itu, jika rasio lancar suatu perusahaan nilainya lebih dari 3,0 bukan berarti perusahaan tersebut dalam keadaan keuangan yang baik. Bisa jadi perusahaan tersebut tidak mengalokasikan aktiva lancarnya secara optimal, tidak memanfaatkan aktiva lancarnya secara efisien, dan tidak mengelola modalnya dengan baik.
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick ratio merupakan penjelasan lebih lanjut dari current ratio. Penghitungan quick ratio hanya menggunakan aktiva lancar yang paling likuid untuk dibandingkan dengan kewajiban lancar. Inventaris tidak termasuk ke dalam perhitungan quick ratio karena sulit untuk ditukar dengan kas, sehingga quick ratio jauh lebih ketat dari current ratio. Cara penghitungan quick ratio yaitu:
Quick ratio = (aktiva lancar – persediaan) : utang lancar
(Rp.20.000.000 – Rp.2.000.000) : Rp.6.000.000.000 = 3,0
Sebab lain adalah karena tingginya piutang perusahaan tersebut. Quick ratio dapat dijadikan acuan yang lebih baik karena berfokus pada aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas.
Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash ratio adalah cara penghitungan likuiditas yang melibatkan kas perusahaan. Manfaatnya mirip dengan current ratio dan quick ratio yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menjadikan kas sebagai acuan. Berikut adalah cara penghitungannya:
Cash ratio = (kas + surat berharga) : utang lancar
(5.000.000 + 3.000.000) : 5.000.000.000 = 1,6
5 jenis item yang sering digunakan dalam menghitung sebuah nilai likuiditas perusahaan adalah, aktiva lancar, utang lancar, kas, surat berharga, persediaan. Untuk mengetahui nilai akhir dari perhitungan 5 item tersebut, pastinya perusahaan membutuhkan proses pencatatan akuntansi yang cermat dan tepat.
Memang banyak software akuntansi yang menawarkan bantuan dalam menghitung pencatatan akuntansi. Akan tetapi, apakah kualitas dan ketepatan penghitungannya sudah valid? Oleh karena itu, setiap perusahaan yang membutuhkan software akuntansi harus memilihnya secara tepat. Salah satu pilihan untuk software akuntansi yaitu Jurnal.
Jurnal memberi kemudahan bagi Anda untuk melakukan penghitungan dan pencatatan secara online yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Jurnal software akuntansi online, mengerti kebutuhan pencatatan akuntansi secara cepat dan mudah. Dengan menggunakan Jurnal, dapatkan kemudahan untuk mengetahui rasio likuiditas maupun perhitungan rasio penting lainnya tanpa membutuhkan banyak waktu, sehingga Anda bisa fokus untuk membesarkan usaha.
https://www.jurnal.id/id/blog/menghitung-rasio-likuiditas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar