Kamis, 26 Juli 2012

Antara Cetho & Prambanan

Antara haru dan bangga berkecamuk dalam diri ini. Haru karena sekian puluh tahun lahir dari daerah yang memiliki peninggalan sejarah tinggi, tapi baru kali ini bisa melihat langsung. Bangga karena ternyata nenek moyang kita dulunya sudah mempunyai peradaban yang tinggi dengan bukti peninggalannya berupa Candi Cetho & Candi Prambanan ini.


Candi Cehto berada di arah Timur laut sekitar 30 km dari rumah kelahiran saya. Rute dari desa saya Ngunut ke lokasi candi Cetho bisa melalui 2 jalur. Pertama bisa melalui Karangannyar kemudian Ngargoyoso terus ke Cetho. Kedua bisa melalui Matesih terus ke Ngargoyoso - Cetho. Kedua rute ini sama enaknya baik jarak maupun kondisi jalan.
Candi Cetho terletak di dataran tinggi 1470m DPL, sehingga jalan untuk sampai ke sana medanya sangat menanjak. Apalagi kalo sudah mendekati lokasi, kendaraan yang tidak begitu prima dihimbau untuk tidak memaksakan naik, karena dikhawatirkan mogok atau malah bisa mundur lagi. Sulitnya medan ke lokasi, akan terbayar dengan pemandangan yang indah setelah sampai pintu gerbang candi. Kita akan merasa di atas awan begitu membalikkan badan atau membelakangi candi.
Menurut beberapa ahli sejarah, dari prasasti yang ada, menunjukkan bahwa berdirinya candi Cetho 1468 – 1475 M. Lebih muda sedikit dibanding Candi Sukuh yang dibangun pada tahun 1416 - 1459 M. Kedua candi dibangun secara punden berundak dan menghadap ke barat, mengarah ke gunung Merapi.

Kami sekeluarga sungguh menikmati pemandangan yang indah sambil mengelilingi pelataran candi yang berundak-undak. Bangunan yang berundak dengan relief tertentu itu, sebenarnya menggambarkan perjalanan diri manusia itu sendiri. Dari tingkatan paling bawah atau yang paling rendah yang bersifat fisik jasmani hingga tingkatan berikutnya semakin menaik, hingga ke tingkatan paling atas yang bersifat ruhani.

Sedangkan candi Prambanan berada di arah Barat laut dari desa saya sekitar 50km, dengan rute Karanganyar – Solo – Klaten. Prambanan ini hampir tiap 3 bulan sekali saya lewati dari perjalanan pulang Bandung – Karanganyar. Tapi baru kali ini seumur-umur saya masuk ke dalamnya. Ternyata sungguh menakjubkan. Bangunan batu yang begitu tinggi dan megah telah berhasil dibangun oleh nenek moyang bangsa Indonesia ini. Byuh…..byuh……, pokoknya mah hueeeeeeebat pisan……….

Kebetulan pada saat saya sekeluarga ke sini, udah menjelang sore sehingga menambah pemandangan lebih mak nyos lagi. Di tambah dengan hadirnya para turis manca negara baik yang dari eropa maupun dari asia timur, jepang dll… Jadianya kami pingin datang lagi kapan-kapan kalau ada kesmpatan……………… Kalau sampean gimana………………..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NOMOR 2

Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...