Rasulullah Saw berpesan kepada sahabat beliau, Abu Dzar al-Ghifari, "Wahai Abu Dzar, Allah menjadikan shalat sebagai cahaya mataku dan menjadikannya kecintaanku, sebagaimana rasa lapar mencintai makanan dan rasa haus mencintai air. Bedanya, rasa lapar ketika dipertemukan dengan makanan akan menjadi kenyang dan rasa haus ketika diberikan air akan terpuaskan, namun, aku tidak pernah merasa kenyang dengan shalat."
Deskripsi terbaik tentang betapa seseorang mencintai sesuatu adalah menyerupakan sesuatu itu sebagai cahaya matanya. Nabi Muhamamd Saw dalam hadis ini menyebut shalat sebagai cahaya matanya. Hal itu menggambarkan betapa beliau sangat mencintai shalat. Sebagaimana kita ketahui, bila kita selama beberapa kita waktu tidak makan, tentu kita akan merasa kelaparan. Pada saat rasa lapar benar-benar menyiksa, yang benar-benar kita inginkan saat itu tentu saja adalah makanan. Begitu pula, ketika rasa haus benar-benar sedang menyiksa kerongkongan, sudah pasti yang sangat kita inginkan dalam hidup ini adalah air pelepas dahaga. Namun, ada perbedaan besar antara makanan dan sholat. Ketika seseorang lapar, setelah dia menyantap makanannya, dia pun akan merasa kenyang dan tidak lagi menginginkan makanan. Namun orang yang mencintai shalat, tidak akan pernah merasa kenyang oleh shalat. Dia akan terus merindukan saat-saat indah yang dirasakannya ketika menunaikan shalat.
Rasulullah berpesan kepada Abu Dzar, "Ketika engkau sedang melakukan shalat, anggaplah dirimu sedang mengetuk pintu gerbang rumah seorang raja, setiap orang yang banyak mengetuk pintu raja itu, maka pintu itu akan dibukakan untuknya." Tentu saja, pesan yang diungkapkan Nabi Muhammad itu adalah sebuah perumpamaan sederhana yang mudah dipahami oleh orang-orang awam. Namun sesungguhnya, hubungan antara makhluk dan Tuhannya adalah hubungan yang sangat dekat, bukan sekedar hubungan antara raja dan rakyat. Namun, kedekatan hubungan antara Tuhan dan hamba-Nya seringkali tertutupi oleh dosa-dosa yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya itu. Dosa-dosa adalah bagaikan hijab atau tirai pembatas yang menjauhkan hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya.
Berbagai bentuk ibadah, terutama shalat, adalah kunci untuk menyingkap tabir hijab yang menjauhkan kita dari Allah Swt. Shalat akan membuka pintu-pintu rahmat ilahi agar tercurahkan kepada kita. Nabi Muhamamd bersabda, jika seseorang ingin mendapatkan rahmat dan kasih sayang ilahi, dia harus pergi mengetuk pintu rumah Allah dengan cara menunaikan shalat secara konsisten. Nabi Muhammad juga berpesan kepada Abu Dzar sebagai berikut, "Wahai Abu Dzar, manusia yang beriman ketika dia berdiri untuk shalat, maka rahmat Allah akan meliputinya hingga ke Arasy. Malaikat akan didatangkan kepadanya dan berseru, "Wahai anak Adam jika engkau mengetahui apa yang akan diberikan kepadamu ketika engkau melakukan shalat dan mengetahui dengan siapa engkau sedang bercakap-cakap dalam shalatmu itu, maka engkau tidak akan pernah berhenti melakukan shalat."
Jika seseorang benar-benar menginginkan pertolongan dan rahmat dari Allah, maka dia harus berusaha sebisa mungkin mengenali Allah. Ketika menghadapi kehidupan sehari-hari yang penuh persoalan, kita jangan pernah melupakan kehadiran Allah Swt dan selalu menjadikan Allah sebagai tujuan hidup. Ketika melaksanakan shalat, sesungguhnya manusia sedang bercakap-cakap dengan Alalh Swt, Tuhan yang menguasai alam semesta, Tuhan yang mengatur kehidupan dan kematian semua makhluknya, Tuhan yang mencurahkan nikmat dan rahmat bagi hamba-hamba-Nya. Dengan kesadaran seperti ini, kita akan menunaikan shalat dengan penuh kekhusyukan dan keyakinan.
* * *
Tidak diragukan lagi, kesehatan adalah hal yang paling berharga dalam kehidupan manusia, yang dianugerahkan oleh Allah Swt. Sebagaimana banyak disebutkan oleh ahli kesehatan, dalam tubuh yang sehat juga terdapat akal yang sehat pula. Imam Sajjad juga menyebut pentingnya kesehatan ini dalam doa yang beliau ajarkan, yaitu doa Abu Hamzah Tsumali, sebagai berikut, "Ya Tuhanku, karuniakanlah keselamatan dan kekuatan badan kepadaku." Keselamatan dan kesehatan jasmani adalah sumber dari kenyamanan hidup. Tanpa keselamatan tubuh, kita tentu tidak bisa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Salah satu cara terpenting dalam menjaga kesehatan adalah dengan mengatur makanan sebaik mungkin. Dalam surat al-‘Araf ayat 31 Allah berfirman, "Makanlah dan minumlah namun jangan berlebihan." Makan berlebihan adalah sumber dari segala macam penyakit. Hal ini disebabkan karena kelebihan makanan yang masuk ke tubuh kita tidak bisa diserap oleh badan, sehingga akan tertumpuk begitu saja sebagai lemak atau gula. Kelebihan lemak dan gula di dalam tubuh ini akan mengakibatkan munculnya berbagai bentuk penyakit, antara lain penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau kolesterol.
Salah satu manfaat puasa adalah membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan dalam jumlah yang seperlunya saja. Makanan yang cukup gizi dan tidak berlebih-lebihan akan membuat tubuh kita sehat. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita berbuka dan sahur dengan makanan yang sehat dan seperlunya saja, jangan berlebih-lebihan. Bila kita mempraktekkan pola makan yang sehat ini, insya Allah kehidupan kita akan lebih terasa indah karena kita akan terjauhkan dari penyakit. (IRIB Indonesia)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
NOMOR 2
Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...
-
Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (PINANDITO) dan akan senantiasa bert...
-
☼ MENUJU CAHAYA ALLAH (NUR ILLAHI) Apakah sesungguhnya cahaya Allah itu ? Perlu dipahami bahwa jika sinar matahari itu terdiri dari ...
-
18 Agustus 2017, wanci 14:30 perjalanan itu Saya lakukan. Bandung - Semarang dengan mengendarai motor Bajaj Pulsar 135. Jalur tengah Band...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar