Pandemi koronavirus di Indonesia diawali dengan temuan penderita penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) pada 2 Maret 2020.[1][2] Sampai tanggal 23 Maret 2020, telah terkonfirmasi 579 kasus positif COVID-19. Kasus dinyatakan tersebar di 22 provinsi: Sumatra Utara, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Di sisi lain, Pemerintah Daerah DKI Jakarta mendefinisikan ODP dan PDP sebagai berikut.[4]
Kasus
Definisi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membagi orang-orang terduga COVID-19 ke dalam beberapa tingkatan status.[3]- Orang dalam pemantauan (ODP) adalah semua orang yang masuk ke Indonesia–baik warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA)–yang berasal dari negara yang sudah diyakini terjadi penularan antarmanusia.
- Pasien dalam pengawasan (PDP) adalah ODP yang sakit dengan gejala terjangkit COVID-19, seperti demam, batuk, dan mengalami gangguan pernapasan.
- Suspek adalah PDP yang diduga kuat telah melakukan kontak dengan penderita COVID-19.
Di sisi lain, Pemerintah Daerah DKI Jakarta mendefinisikan ODP dan PDP sebagai berikut.[4]
- ODP adalah orang dengan gejala demam (>38 °C (100 °F)) atau ada riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia dan memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
- PDP adalah orang yang mengalami gejala demam (>38 °C (100 °F)) atau riwayat demam, ISPA, dan pneumonia ringan hingga berat, serta memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit atau kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir.
-
Garis waktu
Kematian pertama akibat COVID-19 di Indonesia terjadi pada 11 Maret 2020.[44] Walaupun demikian, seorang karyawan Telkom meninggal dunia pada 3 Maret dan baru dinyatakan positif COVID-19 pada 15 Maret, sekaligus menulari istri dan anaknya.[45][46]
Februari
- 2 Februari: Pemerintah Indonesia mengevakuasi 243 warga negara Indonesia dari Wuhan, Tiongkok. Mereka kemudian ditempatkan di Kepulauan Natuna untuk dikarantina. Semua warga negara Indonesia tersebut dinyatakan negatif terjangkit virus.[47]
- 24 Februari: Sembilan orang Indonesia yang berada di kapal Diamond Princess dinyatakan positif terkena virus dan dipindahkan ke fasilitas perawatan di Jepang. Pemerintah Indonesia memulangkan dan kemudian mengarantina 68 awak yang tersisa, ditambah 188 orang dari kapal World Dream, ke Pulau Sebaru Kecil yang tidak berpenghuni di Kepulauan Seribu di lepas pantai Jakarta.[48]
Maret
- 2 Maret: Presiden Joko Widodo membenarkan dua kasus pertama COVID-19 di Indonesia dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi. Menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, para pasien tertular virus dari warga negara Jepang yang kemudian dinyatakan positif di Malaysia. Kedua pasien yang tinggal di Depok kemudian dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara.[49]
- 6 Maret: Pemerintah mengumumkan tambahan dua kasus positif, sehingga totalnya adalah empat kasus.[11]
- 7 Maret: Salah satu kru yang dievakuasi dari kapal Diamond Princess dan ditempatkan di Pulau Sebaru diduga terjangkit koronavirus. Ia kemudian dipindahkan ke unit isolasi di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.[50]
- 8 Maret:
- Seorang wanita berusia 50 tahun dari Jakarta dites positif COVID-19 di Melbourne, Australia. Ia terbang dari Jakarta ke Perth pada 27 Februari dan mulai menunjukkan gejala dua hari setelahnya. Pada 4 Maret, ia berkonsultasi kepada dokter umum di Melbourne pada 2 Maret.[51] Wanita ini diduga tertular di Indonesia.
- Pemerintah mengumumkan dua kasus yang dikonfirmasi sehingga totalnya adalah enam kasus. Satu pasien terinfeksi dari kontak erat dengan kasus 1, pasien lainnya adalah anggota kru Diamond Princess.[13]
- 9 Maret: Pemerintah mengonfirmasi 13 kasus baru sehingga keseluruhan kasus berjumlah 19. Dua orang di antaranya adalah warga negara asing (WNA). Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak mengungkapkan lokasi deteksi pasien dan rumah sakit tempat mereka dirawat.[52]
- 10 Maret:
- Dua pasien yang sebelumnya dikonfirmasi positif (kasus 6 dan kasus 14) telah dinyatakan negatif terhadap virus. Keduanya akan keluar dari rumah sakit jika pengujian selanjutnya masih menunjukkan bahwa mereka negatif terhadap virus.[53]
- Pemerintah mengonfirmasi delapan kasus baru infeksi COVID-19, dua di antaranya adalah WNA. Total kasus yaitu 27.[54]
- 11 Maret:
- Pemerintah mengonfirmasi tujuh kasus baru infeksi COVID-19, semuanya merupakan kasus impor. Total kasus yaitu 34.[55]
- Kasus 25 meninggal karena komplikasi. Korban adalah warga negara Britania Raya dan meninggal di RSUP Sanglah, Denpasar.[17][18]
- Seorang suspek COVID-19 meninggal di RSUD Moewardi, Surakarta. Uji laboratorium menunjukkan hasil positif pada 13 Maret, ia pun dinyatakan sebagai kasus 50.[28]
- Empat pasien dinyatakan negatif COVID-19: Dua pasien (kasus 6 dan kasus 14) yang dirawat di RSUP Persahabatan, serta dua pasien (kasus 3 dan kasus 10) yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso.[10][14]
- 12 Maret: Kasus 36 meninggal dunia di RSPI Sulianti Saroso.[22][24]
- 13 Maret:
- Pemerintah mengonfirmasi 35 kasus baru infeksi COVID-19, belum ada rincian dari kasus terbaru tersebut. Total kasus yaitu 69.[25]
- Kasus pertama dinyatakan negatif COVID-19.[6]
- Kasus 35 yang berasal dari Banten meninggal dunia. Total korban meninggal yaitu empat orang.[56]
- Untuk pertama kalinya, seorang tenaga medis meninggal dunia akibat COVID-19. Nomor kasus pasien tersebut tidak diungkapkan[57]
- 14 Maret:
- Pemerintah Indonesia mengonfirmasi 27 kasus baru COVID-19, sehingga total kasusnya adalah 96.[58] Lokasi kasus terkonfirmasi yaitu Provinsi DKI Jakarta, Tangerang di Banten, Bandung di Jawa Barat, Surakarta di Jawa Tengah, Yogyakarta di DIY, Pontianak di Kalimantan Barat, Manado di Sulawesi Utara, dan Bali.[59]
- Tiga penderita dinyatakan sembuh, sehingga totalnya adalah delapan orang.[60]
- Satu penderita meninggal dunia, sehingga totalnya adalah lima orang.[61]
- Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi dinyatakan positif mengidap COVID-19 sebagai kasus ke-76.[62] Beberapa hari sebelumnya, pada 10 Maret 2020, ia didiagnosis menderita demam tifoid setelah bepergian ke Wakatobi, Tana Toraja, Luwuk, Makassar, Parepare, Kertajati, dan Indramayu. Catatan perjalanannya termasuk ke Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat pada tanggal 1 Maret yang digunakan sebagai pusat evakuasi bagi awak kapal Diamond Princess yang dipulangkan. Salah satu awak kapal tersebut dinyatakan positif COVID-19 pada 8 Maret 2020.[63]
- 15 Maret: Pemerintah Indonesia mengumumkan tambahan 21 kasus COVID-19, sehingga total kasusnya adalah 117; sebanyak 19 kasus berada di Jakarta dan 2 orang di Jawa Tengah.[30]
- 16 Maret: Indonesia mengonfirmasi 17 kasus baru sehingga total kasusnya adalah 134; sebanyak 14 kasus berada di Jakarta dan tiga kasus lainnya masing-masing di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.[31]
- 17 Maret:
- Pemerintah mengumumkan tambahan 38 kasus positif, sehingga totalnya adalah 172.[32] Sebanyak 12 kasus dikonfirmasi pada tanggal 15 Maret; Badan Litbang Kesehatan kemudian mengonfirmasi 20 kasus dan Universitas Airlangga sebanyak 6 kasus, sehingga total 38 kasus tambahan diumumkan secara resmi pada 17 Maret.[32]
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan perpanjangan status darurat bencana COVID-19 selama 91 hari hingga 29 Mei 2020.[64]
- 18 Maret: Pemerintah mengumumkan 55 tambahan kasus sehingga totalnya adalah 227 kasus. Sebanyak 19 pasien meninggal dan 11 pasien dinyatakan sembuh.[35]
- 19 Maret:
- Pemerintah mengumumkan 82 tambahan kasus sehingga totalnya adalah 309 kasus. Sebanyak 25 pasien meninggal dan 15 pasien dinyatakan sembuh.[36]
- Pertemuan Itjima Dunia 2020 di Gowa, Sulawesi Selatan yang dihadiri peserta dari berbagai negara resmi dibubarkan. Kepolisian tidak memberikan izin acara ini terkait merebaknya Virus COVID-19. Acara serupa di Malaysia sebelumnya telah mengabakibatkan ratusan orang positif koronavirus.
- 20 Maret:
- Walikota Bogor, Bima Arya positif terpapar COVID-19 setelah perjalanan dinas ke negara Azerbaijan dan Turki selama 8 hari. Pernyataan tersebut dikemukakan setelah menerima hasil positif COVID-19 dari serangkaian tes di Rumah Sakit Senior Bogor. Wakil wali kota Bogor, Dedie A. Rachim ditunjuk untuk menggantikan posisinya dalam pemerintahan daerah Kota Bogor.[65]
- Pemerintah mengumumkan 60 tambahan kasus sehingga totalnya adalah 369 kasus. Sebanyak 32 pasien meninggal dan 17 pasien dinyatakan sembuh.
- Presiden Jokowi mengumumkan telah memesan 2 juta obat avigan dan 3 juta klorokuin yang akan diresepkan oleh dokter pada pasien positif COVID-19. Meski Presiden Jokowi mengakui belum ada antivirus yang bisa menyembuhkan COVID-19, obat ini diklaim sudah berhasil menyembuhkan pasien positif koronavirus di sejumlah negara.[66]
- 21 Maret:
- Pemerintah mengumumkan akan menjadikan Wisma Atlet Kemayoran sebagai rumah sakit darurat COVID-19.
- 22 Maret
- Pemerintah mengumumkan pasien positif COVID-19 bertambah 64 sehingga menjadi 514 orang. Sementara jumlah pasien sembuh bertambah 9 menjadi 29 orang sedangkan total pasien meninggal bertambah 10 orang. Total pasien meninggal menjadi 48 orang.
- 23 Maret
- Presiden Jokowi mengumumkan akan memberi insentif bulanan kepada petugas medis yang menangani pasien COVID-19. Adapun besarannya adalah Rp15 juta untuk dokter spesialis, Rp10 juta untuk dokter umum dan dokter gigi, Rp7,5 juta untuk bidan dan perawat, serta Rp5 juta untuk tenaga medis lainnya.[67]
- Pesawat Hercules yang mengangkut bantuan obat dan peralatan medis dari China tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.[68]
- Jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 579 orang, sementara pasien sembuh 30 orang dan meninggal sebanyak 49 orang.
- 24 Maret
- Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM,
Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M. Med. Sc., Ph. D., meninggal dunia pada
pukul 00.04 WIB karena positif menderita Covid-19 sebagai pasien Kasus 2
DIY dalam usia 58 tahun.[69]
Kasus yang diduga
Beberapa wisatawan yang pernah mengunjungi atau transit di Bali kemudian dinyatakan positif mengidap SARS-CoV-2 tak lama setelah mereka kembali ke Tiongkok,[70] Jepang,[71] Selandia Baru,[72] dan Singapura.[73]
Sebanyak 50-70 orang ditempatkan di bawah pengawasan setelah melakukan kontak dengan dua pasien COVID-19 pertama yang dikonfirmasi. Jumlah ini termasuk mereka yang pernah mengunjungi Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, rumah sakit yang sebelumnya merawat dua pasien sebelum dipindahkan ke Jakarta Utara.[74]
Seorang lelaki berusia 37 tahun yang meninggal di sebuah rumah sakit di Semarang yang dicurigai menderita COVID-19 dilaporkan negatif, dan sebaliknya menderita flu babi, yang mungkin didapatnya dari perjalanan ke Spanyol baru-baru ini.[75]
Pada 13 Maret, seorang wanita dirawat sebagai suspek COVID-19 meninggal di rumah sakit Padang.[76] Ia diduga menderita COVID-19 setelah kembali dari umrah.
Respons
Internasional
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo pada 10 Maret 2020, meminta agar negara-negara berpopulasi besar, seperti Indonesia, lebih fokus meningkatkan kapasitas laboratorium untuk mendeteksi kasus koronavirus. Deteksi dini menjadi faktor penting dalam mengatasi penyebaran koronavirus sehingga otoritas dapat mengidentifikasi kluster-kluster secara lebih cepat. Beberapa saran disampaikan kepada WHO, yakni meningkatkan mekanisme respons darurat, termasuk meminta Indonesia segera mendeklarasikan situasi darurat nasional, mendidik masyarakat dan berkomunikasi secara aktif dengan menerapkan komunikasi risiko yang tepat, serta lebih meningkatkan komunitas, lebih intensif melakukan pelacakan terhadap kasus-kasus positif COVID-19, melakukan desentralisasi laboratorium agar tim tanggap penanggulangan bisa dipetakan klaster dan penyebaran, serta dapat membagi data detail tentang pendekatan yang dilakukan Indonesia dan langkah pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan, termasuk data identifikasi kontak para pasien dan rangkuman data penelusuran kontak pasien COVID-19.[77]
Bank Pembangunan Asia
Pada 21 Maret 2020, Bank Pembangunan Asia melalui Asia-Pacific Disaster Response Fund, memberikan hibah sebesar US$ 3 juta kepada pemerintah Indonesia untuk membasmi koronavirus, yang bisa digunakan segera mungkin dananya untuk pembelian peralatan medis, seperti ventilator dan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis seperti sarung tangan, apron, dan masker. Dana hibah tersebut merupakan bagian dari paket awal yang disiapkan Bank Pembangunan Asia senilai US$ 6,5 miliar pada 18 Maret 2020, untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi pandemi koronavirus.[78]
Pemerintah pusat
Indonesia melarang semua penerbangan dari dan ke Daratan Tiongkok sejak 5 Februari. Pemerintah juga berhenti memberikan visa dan visa kedatangan bagi warga negara Tiongkok. Orang-orang yang tinggal atau telah tinggal di Daratan Tiongkok selama 14 hari terakhir dilarang memasuki atau transit di Indonesia. Penduduk Indonesia tidak dianjurkan bepergian ke Tiongkok.[79]
Pada 6 Maret, pemerintah menerbitkan lima protokol utama yang berkaitan dengan COVID-19, yaitu protokol kesehatan, protokol komunikasi, protokol pengawasan perbatasan, protokol area institusi pendidikan, serta protokol area publik dan transportasi.[80]
Mulai 8 Maret, pembatasan perjalanan diperluas hingga Korea Selatan, Italia, dan Iran; pendatang dari ketiga negara tersebut harus memiliki sertifikat kesehatan yang valid. Meskipun wisatawan dari Korea Selatan dibatasi, Indonesia masih mengizinkan penerbangan dari negara tersebut.[81] Alat pemindai suhu tubuh disiapkan di setidaknya 135 gerbang di bandara dan pelabuhan,[82][83] serta lebih dari 100 rumah sakit disiapkan dengan ruang isolasi.[84] Mulai tanggal 4 Maret, MRT Jakarta juga memindai suhu penumpang yang memasuki stasiun dan tidak memberikan akses pada orang-orang yang memiliki demam tinggi.[85] Setelah korban pertama meninggal, pemerintah Indonesia mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mendeteksi kasus impor di bandara, melakukan penelusuran kontak, dan juga riwayat lokasi untuk setiap kasus.[86]Pemerintah Indonesia berencana untuk mengubah situs di Pulau Galang, yang sebelumnya digunakan sebagai kamp pengungsi bagi para pencari suaka Vietnam menjadi fasilitas medis dengan 1.000 tempat tidur yang dikhususkan untuk menangani wabah koronavirus dan penyakit menular lainnya.[87]
Pada 13 Maret, Pemerintah Indonesia menunjuk 132 rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia.[89] Pada hari yang sama, Presiden Jokowi menetapkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai ketua gugus tersebut.[90]
Pada 14 Maret, Pemerintah Indonesia menyatakan wabah koronavirus sebagai bencana nasional.[91]
Pada 15 Maret, Joko Widodo meminta semua orang Indonesia untuk mempraktikkan menjaga jarak sosial demi memperlambat penyebaran COVID-19 di Indonesia.[92] Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia juga menginstruksikan pegawainya yang berusia 50 tahun ke atas untuk bekerja di rumah.[93]
Pada 16 Maret, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo memperbolehkan aparatur sipil negara (ASN) untuk bekerja dari rumah sesuai dengan kebutuhan.[94]
Dalam sidang kabinet terbatas pada 19 Maret 2020, Presiden Joko Widodo memutuskan pemerintah akan mengimpor alat uji cepat koronavirus.[95] Dari satu juta kebutuhan,[96] sebanyak 500 ribu alat uji cepat melalui darah telah diimpor oleh BUMN PT RNI dari Tiongkok dan telah masuk di Indonesia secara bertahap sejak Kamis, 20 Maret.[97] Alat uji cepat melalui spesimen lendir juga dipesan pemerintah dari Swiss yang akan tiba pada akhir Maret 2020.[98]
Pada 20 Maret 2020, pemerintah memesan 2 juta obat Avigan, setelah sebelumnya sebanyak 5 ribu sudah telah dipesan terlebih dahulu. Selain Avigan, pemerintah juga memesan Klorokuin sebanyak 3 juta.[99]
BUMN farmasi, yakni PT RNI, bakal memproduksi 4,7 juta masker yang bakal tersedia akhir Maret 2020.[100] Sementara itu, fasilitas rumah sakit bersifat sementara (temporary hospital) juga dipersiapkan. Hotel Patra Comfort berkapasitas 52 tempat tidur juga telah diubah menjadi rumah sakit,[101] Rumah Sakit Pertamina Jaya mempersiapkan bangunan lama sebagai tempat perawatan pasien berkapasitas 65 tempat tidur, dan Wisma Atlet pada 23 Maret 2020 sudah harus siap dipergunakan sebagai rumah sakit dengan kapasitas 1.000-2.000 pasien.[102]
Pada 13 Maret, Pemerintah Indonesia menunjuk 132 rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh Indonesia.[89] Pada hari yang sama, Presiden Jokowi menetapkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai ketua gugus tersebut.[90]
Pada 14 Maret, Pemerintah Indonesia menyatakan wabah koronavirus sebagai bencana nasional.[91]
Pada 15 Maret, Joko Widodo meminta semua orang Indonesia untuk mempraktikkan menjaga jarak sosial demi memperlambat penyebaran COVID-19 di Indonesia.[92] Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia juga menginstruksikan pegawainya yang berusia 50 tahun ke atas untuk bekerja di rumah.[93]
Pada 16 Maret, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo memperbolehkan aparatur sipil negara (ASN) untuk bekerja dari rumah sesuai dengan kebutuhan.[94]
Dalam sidang kabinet terbatas pada 19 Maret 2020, Presiden Joko Widodo memutuskan pemerintah akan mengimpor alat uji cepat koronavirus.[95] Dari satu juta kebutuhan,[96] sebanyak 500 ribu alat uji cepat melalui darah telah diimpor oleh BUMN PT RNI dari Tiongkok dan telah masuk di Indonesia secara bertahap sejak Kamis, 20 Maret.[97] Alat uji cepat melalui spesimen lendir juga dipesan pemerintah dari Swiss yang akan tiba pada akhir Maret 2020.[98]
Pada 20 Maret 2020, pemerintah memesan 2 juta obat Avigan, setelah sebelumnya sebanyak 5 ribu sudah telah dipesan terlebih dahulu. Selain Avigan, pemerintah juga memesan Klorokuin sebanyak 3 juta.[99]
BUMN farmasi, yakni PT RNI, bakal memproduksi 4,7 juta masker yang bakal tersedia akhir Maret 2020.[100] Sementara itu, fasilitas rumah sakit bersifat sementara (temporary hospital) juga dipersiapkan. Hotel Patra Comfort berkapasitas 52 tempat tidur juga telah diubah menjadi rumah sakit,[101] Rumah Sakit Pertamina Jaya mempersiapkan bangunan lama sebagai tempat perawatan pasien berkapasitas 65 tempat tidur, dan Wisma Atlet pada 23 Maret 2020 sudah harus siap dipergunakan sebagai rumah sakit dengan kapasitas 1.000-2.000 pasien.[102]
https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_koronavirus_di_Indonesia
- Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM,
Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M. Med. Sc., Ph. D., meninggal dunia pada
pukul 00.04 WIB karena positif menderita Covid-19 sebagai pasien Kasus 2
DIY dalam usia 58 tahun.[69]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar