TERJEMAH KITAB TAUHID HIDAYATUL UMMAH – KH. HASAN HUSEIN
-(ترجمةالهدايةالامة)-TERJEMAH KITAB TAUHID
HIDAYATUL UMMAH
PENDAHULUAN
Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
يَنْبَغِى لِكُـلِّ شَارِعٍ فِى فَنٍّ مِنَ الفُنُونِ أَنْ يَتَصَوَّرَهُ وَيُعَرِّفَهُ قَبْلَ الشُّرُوْعِ فِيْهِ لِيَكُونَ عَلَى بَصِيْرَةٍ فِيْهِ وَيَحْصُلُ التَّصَوُّرُ بِمَعْرِفَةِ المَباَدِى العَشَرَةِ المَنْظُومَةِ فىِ قَولِ بَعْضِهِمْ :
Seyogya yang mengandung pahala sunnah, bagi setiap orang yang hendak mempelajari suatu ilmu, terlebih dahulu harus mengetahui penguraian-penguraian ilmu yang akan di pelajari, dengan harapan agar senantiasa dapat mewaspadai ilmu yang akan di pelajari, dan penguraian-penguraian ilmu itu adalah dengan cara megenali 10 macam kerangka ilmu, sebagaimana penjelasan syair yang di abadikan sebagian Ulama :
إِنَّ مَباَدِى كُـلَّ فَنٍّ عَشْـرَةُ – الحَـدُّ وَالمَوْضـُوعُ ثُمَّ الثَّـمْرَةُ
وَفَضْـلُهُ وَنِسْـبَةٌ وَالوَاضِـعُ – الإِسْمُ الإِسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشَّارِعُ
مَسَائِلٌ وَالبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَى – وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشَّـرَفاَ
Sesungguhnya kerangka ilmu itu berjumlah sepuluh
Definisinya, penempatannnya serta hasilnya
Keutamaannya, perbandingannya dan penciptanya
Namanya, sumbernya, hukum agamanya
Dan masalah-masalahnya, cukup diuraikan sebagian
Namun siapa yang uraikan semua, dapatkan kemuliaan.
وَالآنَ نُشَرِعُ فِى فَنِّ التوَّحِيْدِ فَنَقُولُ :
Dan sekarang kita akan mempelajari ilmu tauhid, maka saya katakan ;
حَدُّهُ : عِلْمٌ يَقْتدِرُ بِهِ عَلىَ إِثبْاَتِ العَقَائِدِ الدِّنِيَّةِ مُكْتَسِبٌ مِنْ أَدِلَّتِهَا اليَقِيْنِيَّةِ
1. Batasan ( definisi ) ;
Batasan ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang menjadi pedoman untuk menetapkan aqidah agama Islam yang di ambil dari dalil-dalil yang meyakinkan.
وَمَوْضُوعُهُ : ذَاتُ اللهِ تَعاَلىَ وَصِفَاتُهُ بِحَيْثُ ماَيَجِبُ لَهُ وَماَ يَسْتَحِيْلُ وَماَيَجُوْزُ وَذَاتُ الرُّسُلِ كَذَلِكَ وَالمُمْكِنُ مِنْ حَيْثُ أَنَّهُ يُتَوَصَلُ بِهِ اِلىَ وُجُودِ صَانِعِهِ وَالمُسْمَعِيَّاتِ مِنْ حَيْثُ اِعْتِقَادِهَا بِذَاتِهِ تَعَالىَ وَذَاتِ رُسُلِهِ وَماَيَنْبَعُ مِنْ ذَلِكَ
2. Penempatan ( ruang lingkup ) ;
Penempatan atau letak ilmu tauhid adalah pada menerangkan Dzat dan sifat Allah sekiranya sesuatu yang wajib, yang mustahil dan Hak preogratif di Allah Swt, menerangkan Dzat dan sifat para Rosul ( utusan Allah ), menerangkan sesuatu yang mungkin, sekiranya menjadi dalil atas wujud Allah Swt, serta menerangkan sesuatu yang terdengar, yang harus di yakini pada Dzat Allah dan Dzat para Rosul-rosul Nya, juga menerangkan yang muncul dari hal-hal demikian.
وَثَمْرَتُهُ : مَعْرِفَةُ اللهِ وَصِفَاتهُ بِالبُرْهَانِ القَطْعِيَّةِ وَالفَوْزُ بِالسَّعَادَةِ الأَبَدِيَّةِ
3. Buah ( hasilnya ) ;
Hasil mempelajari ilmu tauhid adalah mengenal Allah dan sifat-sifatnya dengan berdasarkan dalil-dalil yang pasti serta mendapatkan kebahagiaan yang kekal
وَفَضْلُهُ : مَعْرِفَةُ مَايُطْلَبُ اِعْتِقَادُهُ
4. Keutamaan ( kelebihannya ) ;
Keutamaan ilmu tauhid adalah mengenal sesuatu yang harus di yakini hingga menjadi sebuah aqidah dan keyakinan dalam agama Islam.
وَنِسْبَتهُ : أَنَّهُ أَصْلُ العُلُوْمِ وَماَسِوَاهُ فَرْعٌ
5. Perbandingan ilmu tauhid dengan Ilmu lainnya ;
Perbandingan ilmu tauhid dengan ilmu-ilmu lainnya adalah bahwa ilmu tauhid adalah akar atau sumber semua ilmu dan selain ilmu tauhid adalah cabang-cabangnya.
وَوَاضِعُهُ : أَبُو الحَسَنِ الأَشْعَرِى وَمَنْ تَبِعَهُ وَأَبُو مَنْصُوْرِ الماَتُرِدِى وَمَنْ تَبِعَهُ بِمَعْنَى أَنَّهُمْ دَوَّنوُا كُتُبَهُ وَرَدُّوْا الشِّبْهَ الَّتِىْ أَوْرَدَتْهَا المُعْتَزِلَةُ وَاِلاَ فَلاَيَصِحُّ ِلأَنَّ التَّوْحِيْدَ جَاءَ بِهِ كُلُّ نَبِىٍّ مِنْ لَدُنِ أَدَمَ إِلىَ يَوْمِ القِيَامَةِ
6. Pencipta ( penyusun ) ;
Pencipta ilmu tauhid adalah Syekh Abul Hasan Al ‘Asy’ariy serta pengikutnya dan Syekh Abu Mansur Al Maturidiy serta pengikutnya.
Pencipta di sini artinya adalah mereka yang menulis serta menyusun buku-buku tauhid dan menyangkal faham-faham sesat yang di kemukakan kaum Mutazilah atau kaum-kaum sesat lainnya, pencipta disini diartikan menulis kitab-kitab tentang pelajaran tauhid karena tidaklah betul ilmu tauhid di ciptakan oleh mereka secara sesunguhnya, karena ilmu tauhid telah ada di bawa oleh setiap Nabi-nabi dari semenjak Nabi Adam as. Hingga zaman Nabi Muhammad di hari Qiyamah.
وَاسمُهُ : عِلْمُ التَّوْحِيْدِ لأَنَّ مَبْحَثَ الوَحْدَانِيَّةِ أَشْهَرُ مَباَحِثهِ وَيُسَمىَّ أَيْضًا عِلْمُ الْكَلاَمِ لأَنَّ المُتَقَدِّمِيْنَ كاَنوُا يَقُولُونَهُ فىِ التَرْجَمَةِ عَنْ مَباَحِثِ الكَلاَمِ
7. Nama ;
Ilmu ini di namakan dengan ilmu Tauhid artinya meng-esa-kan, karena bahasan meng-esakan Allah dalam ilmu ini lebih populer dari pada bahasan yang lainnya, di namakan pula dengan ilmu Kalam karena Ulama terdahulu sering mengatakan ilmu tauhid dengan ilmu kalam dalam menterjemahkan dari pembahasan-pembahasan ilmu ini
وَاسْتِمْدَادُهُ : مِنَ الأَدِلَّةِ العَقْلِيَّةِ وَالنَّقْلِيَّةِ القُرْآنِ وَالحَدِيْثِ
8. Nara Sumber ;
Sumber ilmu tauhid adalah dari dalil-dalil logika dan dalil-dalil Naqliyyah (Kutipan) dari Al-Qur’an dan Al-Hadits
وَحُكْمُهُ : شَرْعًا وُجُوْبُ العَيْنِى عَلىَ كُلِّ مُكَلَّفٍ وَكَذَا طَلَبٌ فِيْهِ
9. Hukum ;
Hukum mempelajari ilmu tauhid menurut agama Islam adalah wajib ‘Ain([1]) atas setiap mukallaf([2]) demikan juga sama halnya menuntut ilmu tersebut juga hukumnya wajib ‘Ain.
وَمَسَائِلُهُ ؛ اَلقَـضاَياَ الباَحِـثَةُ عَنِ الواَجِباَتِ وَالجَائِزاَتِ وَالمُسْتَحِيْلاَتِ
10. Masalah-masalah ( perihal ) ;
Masalah-masalah ilmu tauhid adalah kaidah-kaidah yang membahas hal-hal wajib, membahas hak-hak preogratif dan juga membahas hal-hal yang mustahil.
PENJELASAN
Manusia di ciptakan oleh Allah swt untuk menjalankan misi. Misi apa yang di berikan Allah kepada manusia, yaitu misi untuk mencari Tuhannya. Setiap manusia di wajibkan untuk mengetahui siapa Tuhanya, siapa penciptanya. Setelah manusia mengetahui penciptanya hendaknya manusia di perintahkan untuk menyembahnya dan tidak boleh menyekutukanya dengan suatu apapun.Allah swt sebenarnya sudah mengambil kesaksian kita sebelum kita di ciptakan sesuai dengan firman Allah di dalam Al Qur’an surat Al a’raf ayat 172 ”
وَ اِذۡ اَخَذَ رَبُّکَ مِنۡۢ بَنِیۡۤ اٰدَمَ مِنۡ ظُہُوۡرِہِمۡ ذُرِّیَّتَہُمۡ وَ اَشۡہَدَہُمۡ عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ ۚ اَلَسۡتُ بِرَبِّکُمۡ ؕ قَالُوۡا بَلٰی ۚۛ شَہِدۡنَا ۚۛ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ اِنَّا کُنَّا عَنۡ ہٰذَا غٰفِلِیۡنَ ﴿۱۷۲﴾ۙ
“Dan (ingatlah) ketika tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang)anak cucu adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman)”Bukankah aku ini tuhan mu? Mereka menjawab “Betul (engkau tuhan kami),kami bersaksi”(kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan,”sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini” (surat Al A’raf ayat 172).
Dari firman Allah di atas bahwa pada hakikatnya semua manusia baik itu Nabi atau kita sebagai manusia biasa sudah pernah bertemu dan di ambil kesaksian oleh Allah jauh sebelum roh kita di masukkan kepada jasad kita pada waktu dalam kandungan.Allah mengambil kesaksian seperti itu adalah untuk mengingatkan manusia atas Tuhannya sehingga tidak ada lagi manusia yang mengatakan lalai dan tidak mengetahui Tuhanya kelak pada hari kiamat nanti. Oleh sebab itu di turunkan para utusan (nabi) untuk mengingatkan kembali kepada manusia agar manusia agar manusia mengingat lagi siapa Tuhanya dan mau menyembahnya..Dari keterangan di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa mengetahui atas Tuhannya (Allah) adalah hal yang pertama bagi seorang muslim sebelum hal-hal yang lainya. Karena dengan kita mengetahui Allah dengan sebenar-benarnya dan seyakin-yakinnya (Haqqul yakin) maka mudah-mudahan Allah akan menerima semua Amal ibadah kita semua.
Setiap orang Mukallaf diwajibkan mengetahui sifat wajibnya Allah yang banyaknya ada 20 dan sifat Mustahilnya ada 20 dan sifat Kuasanya 1 di uraikan menjadi 10 jadi semuanya jumlahnya 50 itu semua di namakan Mu’taqod 50 (keyakinan) Maksudnya Petegotan 50.
keterangan :
1. Mukallaf adalah Orang yang baru beranjak dewasa (Baliq)
2.Sifat Wajibnya Allah adalah sifat yang harus ada pada Allah
3. Muhal adalah sifat yang tidak ada pada Allah
4. Wenang adalah Hak prerogratif Allah.(kekuasaan Allah)
5. Mu’taqod 50 adalah Kita harus menyakini sifat-sifat Allah mulai sifat WAJIB, MUSTAHIL dan KUASA
Sifat wajib Allah 20 di bagi 4
1.Sifat Nafsiyah
2.Sifat Salbiyah
3.Sifat Ma’ani
4.Sifat Ma’nawiyah
keterangan :
Nafsiyah adalah: Sifat yang tergolong diri sendiri bagi mahkluk. Nafsiyah bagi Allah itu artinya sendiri, yaitu sifat Wujud. (Ada yang sebenarnya).
Salbiyah adalah : Sifat yang untuk menyangkal atau menolak perkara yang tidak cocok bagi Allah, yaitu ada 5 Sifat
1.sifat Qidam
2. Sifat Baqo’
3.Mukholafatul lilhawadisi
4.Sifat Qiyamuhu Binafsihi.
5. Sifat Wahdaniyah.
Sifat Ma’ani adalah : Sifat yang sudah ada pada Allah sebelum Allah menciptakan Langit dan Bumi dan seisinya,maka Allah sudah mempunyai sifat Ma’ani maksudnya Allah sudah KUASA, sudah BERKEHENDAK, dan seterusnya sampai sifat 20.
Sifat Ma’ani ada 7 ialah : 1.Qudrot 2.Irodat 3. Ilmu 4. Hayat 5. Sama’ 6. Bashor 7. Kalam.
Sifat Ma’nawiyah adalah : Allah setelah menjadikan langit bumi seisinya tetap atau sudah mempunyai sifat Ma;nawiyah Maksudnya : yang berkuasa ,yang berkehendak dan seterusnya sampai 20. Sifat Ma’nawiyah ada 7 ialah : 1. Qodiron 2.Muridan 3. Aliman 4.Haiyyan 5. Sami’an 6.Bashiron 7.Mutakalliman.
Setelah mengetahui Peteqotan 50 (Keyakinan 50) yang di dalamnya terdapat sifat-sifat Allah maka marilah kita mengkaji sifat-sifat 20 satu persatu.
Yang pertama adalah
1. صفة وجوذ (sifat wujud)
Maksudnya adalah : Allah itu pasti Ada
محال عدام (Muhal Adam) :
Maksudnya Mustahil bila Allah itu tidak ada
Dalilnya (Surat As-Sajdah ayat 4)
اَللّٰہُ الَّذِیۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ وَ مَا بَیۡنَہُمَا فِیۡ سِتَّۃِ اَیَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰی عَلَی الۡعَرۡشِ ؕ مَا لَکُمۡ مِّنۡ دُوۡنِہٖ مِنۡ وَّلِیٍّ وَّ لَا شَفِیۡعٍ ؕ اَفَلَا تَتَذَکَّرُوۡنَ ﴿۴﴾
artinya : ” Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya,…..”
Keberadaan Allah bisa kita buktikan dari firman Allah diatas juga dapat kita saksikan sesuatu yang di ciptakan oleh Allah yaitu adanya langit dan bumi juga yang di antaranya. tidak lah mungkin ada suatu benda tanpa ada yang menciptakanya, ada benda sudah pasti ada pencipta benda yaitu (Allah)
2.صفة قدم (sifat Qidam) adalah :
maksudnya Allah itu pasti Dahulu. Dahulunya tanpa ada yang mendahului .Akhirnya tidak ada yang mengakhiri (yang maha pertama dan yang maha terakhir).
محال حدث (Muhal Hudus) :
Maksudnya mustahil kalau Allah itu sampai BARU (mendahuluinya)
sesuai dengan firman Allah (surat Al Aadiyat ayat 3)
هوالآول والآخر
artinya “Allah itu yang pertama dan yang terakhir”.
Setelah tadi kita udah tau apa itu wujud maka pada sifat Allah yang kedua ini adalah sifat yang menyifati sifat Wujud(Ada). jadi wujud(ada)nya Allah atau keberadaan Allah itu yang pertama dan tidak ada sesuat yang pertama selain Allah juga keberadaan Allah tidak bisa di hitung dengan Waktu ,jika ada sesuatu yang mempunyai kapan waktu terjadinya maka dia bukan Allah jadi bila ada sesuatu yang adanya sesudah Allah maka itu bukan (Allah). dan Allah tidak ada batas waktunya sampai kapan dia ada,tidak seperti manusia yang ada batas umurnya.dia yang pertama dan dia yang terakhir.
3. صفة بقاء (sifat Baqo’)
Maksudnya adalah Allah itu Tetap/kekal ,Tetapnya bukan dari bergerak,juga bukan dari Diam,sebab bergerak dan diam itu pekerjaan barang baru.
محال فناء (Muhal fana’)
Maksudnya mustahil kalau Allah itu sampai bisa Rusak/Sirna.
Setelah sifat Wujudnya Allah itu di sifati dengan sifat Qidam maka juga harus disifati dengan sifat Baqo’ (kekal/tetap) jadi Allah itu kekal/tetap. Apa tetap/kekal.
4. صفة مخالفة للحوادث (sifat Mukholafatu lilhawaditsi)
Maksudnya adalah Allah itu pasti berbeda dari semua barang atau sesuatu yang baru, bedanya bukan JIRIM, JISIM, JAUHAR, AROD, JUZ, dan bukan KUL.
Apa itu Jirim,Jisim,Jauhar,Arod,Juz,dan Kul.
1. Jirim adalah : Allah tidak bertubuh Halus seperti hal nya jin.
2. Jisim adalah : Allah tidak bertubuh kasar seperti halnya Manusia dan Hewan.
3. jauhar adalah : Allah tidak berkilau / bersinar seperti halnya matahari dan bintang.
4. Arod adalah : Allah tidak mempunyai Rupa seperti halnya Manusia yang punya Rupa.
5. Juz adalah : Allah tidak terdiri sab-sab, jadi tidak seperti manusia ada kulit, ada daging, ada tulang dll.
6. Kul adalah : Allah tidak terdiri dari bagian-bagian, seperti halnya manusia yang mempunyai tangan, kaki, kepala dll.
محال ممثالة للحوادث (Muhal Mumasalatu Lilhawadisi)
Maksudnya adalah : Mustahil kalai Allah sampai sama dengan perkara/barang/sesuatu yang baru. dan sesuai dengan firman Allah (surat Asy-syura’ ayat 11)
فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ جَعَلَ لَکُمۡ مِّنۡ اَنۡفُسِکُمۡ اَزۡوَاجًا وَّ مِنَ الۡاَنۡعَامِ اَزۡوَاجًا ۚ یَذۡرَؤُکُمۡ فِیۡہِ ؕ لَیۡسَ کَمِثۡلِہٖ شَیۡءٌ ۚ وَ ہُوَ السَّمِیۡعُ الۡبَصِیۡرُ ﴿۱۱﴾
“tidak ada sesuatupun yang serupa dengan dia (Allah).” 5.صفة قيا مه بنفسه (sifat Qiyamuhu Binafsihi)
Maksudnya adalah Allah berdiri pada Zatnya sendiri.
محال أحتياج لغيره (Muhal ihtiyaaju Lighoirihi)
Maksudnya Mustahil bila Allah sampai Butuh pada tempat lain.
Dalilnya adalah : (QS.Al-Ankabut Ayat:6)
ان الله لغني عن العالمين
artinya : “Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh Alam.”
6. صفة وحدنية (sifat Wahdaniyah)
Maksudnya adalah Allah itu pasti satu yang Haqiqi. satu Dzatnya, Satu Sifatnya, Satu Pekerjaanya.
– Satu Dzatnya kam Muttasil Bukan , Kam Munfasil Bukan
– Satu Sifatnya Kam Muttasil Bukan , Kam Munfasil Bukan
– Satu Pekerjaanya Kam Muttasil Wajib, Kam Munfasil Bukan
a).Satu Dzatnya Kam Munttasil Bukan :
Maksudnya Dzatnya Alllah itu pasti tidak mengunakan bilangan yang bertemu, seperti : Bulu, Kulit, Otot, Daging, Gajih, Tulang , Sumsum itu semua Bukan. Kam Munfasil Bukan :
Maksudnya Dzatnya Allah tidak menggunakan bilangan yang pisah -pisah, Seperti : Jari tanggan, dan jari kaki itu juga Bukan.
b).Satu Sifatnya Kam Muttasil Bukan :
Maksudnya sifatnya Allah itu pasti tidak menggunakan bilangan yang bertemu,Seperti : Merah, Hijau, Kuning, Putih, Hitam , Biru dan seterusnya itu semua Bukan.
Kam Munfasil Bukan :
Maksudnya Sifat Allah tidak menggunakan bilangan yang pisah-pisah, seperti : Tangan dan kaki, itu semuanya Bukan.
c), Satu Pekerjaanya Kam Muttasil Wajib :
Maksudnya Pasti pekerjaan Allah itu pasti bertemu dengan ciptaanya. Kam Munfasil Bukan :
Maksudnya tidak masuk akal bila Allah sampai pisah dengan ciptaanya.
محال تعدد (Muhal Ta’addud) :
Maksudnya Mustahil bila Allah sampai berbilangan. dalilnya adalah : (قل هو الله أحد (ألاءخلاص artinya “Katakanlah (Muhammad) ,”Dialah Allah yang maha esa”
7. صفة قدرة (sifat Qudrot) :
Maksudnya adalah Allah itu pasti kuasa
محال عجز (Muhal Ajzun)
Maksudnya Mustahil bila Allah sampai lemah
Dalilnya Adalah : (QS.Al-Baqoroh Ayat : 20)
ان الله على كل شيءقدىر
Artinya : ” Sungguh Allah maha kuasa atas segala sesuatu.
8. صفة أرادة (sifat irodat)
Maksudnya adalah Allah itu pasti berkehendak.
محال كراهة (Muhal Karohah)
Maksudnya mustahil kalau Allah itu sampai terpaksa. dalilnya adalah : (QS.Al Buruj Ayat : 16)
فعال لما يريد
Artinya :” Maha kuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.”
9. صفة علم (sifat Ilmu)
Maksudnya adalah Allah itu pasti Mengetahui,
محل جهل (Muhal Jahlun)
Maksudnya Mustahil bila Allah sampai Bodoh.
Dalilnya Adalah : (QS. Ali-Imron Ayat : 119).
ان الله عليم بذات الصدور
artinya :”Sungguh Allah maha mengetahui isi hati”
10.صفة حياة (sifat Hayat)
Maksudnya adalah Allah itu pasti Hidup, hidupnya Allah tidak dengan nyawa, tidak dengan Sukma.
محل موت (Muhal Mautun)
Maksudnya Mustahil bila Allah itu sampai bisa Mati.
Dalilnya adalah : (QS.Al Furqon Ayat:58)
وتو كل عل الحي الذي لايموت
artinya :” Pasrahlah (Muhammad) kepada Dzat yang Hidup yang tidak Mati”
11. صفة سمع (sifat sama’)
Maksudnya adalah Allah itu pasti Mendengar, Mendengarnya tidak pakai telinga.
محال صمم (Muhal Shumamu)
Maksudnya Mustahil Allah itu sampai Tuli.
Dalilnya adalah : (QS. Al Imron Ayat-34)
والله سميع عليم
artinya : “Allah itu Dzat yang Maha Mendengar”
12. صفة بصر (sifat Bashor)
Maksudnya adalah Allah itu pasti Melihat, Melihatnya tidak menggunakan Mata.
محال أعمى (Muhal A’ma)
Maksudnya mustahil bila Allah itu sampai Buta.
Dalilnya adalah : (QS. Al-Hujurat Ayat : 18)
والله بصير بما تعملون
Artinya :” Dan Allah itu maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
13. صفة كلام (sifat kalam)
Maksudnya adalah Allah itu pasti Berfirman .Berfirmanya tidak menggunakan suara dan tidak menggunakan lafal dan huruf . محال بكم (Muhal Bukmun)
Maksudnya Mustahil bila Allah itu sampai bisu. Dalilnya adalah : (QS. Annisa’ Ayat :164)
……..ؕ وَ کَلَّمَ اللّٰہُ مُوۡسٰی تَکۡلِیۡمًا ﴿۱۶۴﴾ۚ
artinya : ” Dan Kepada Musa, Allah berfirman secara Langsung.”
14. صفة كونه قادرا (Sifat Kounuhu Qodiron)
Maksudnya adalah Allah itu Dzat yang Kuasa. محال كونه عاجزا (muhak Kounuhu Azijan)
Maksudnya mustahil adanya Allah itu dzat yang lemah , Dalilnya sama dengan sifat Qudrot.
15. صفة كونه مريدا (kaunuhu Muridan ) adalah : maksudnya adanya Allah itu Dzat yang berkehendak .
محال كونه كارها (muhal kaunuhu Karihan) adalah : Maksudnya Mustahil adanya Allah adalah dzat yang terpaksa. dalilnya sama dengan sifat Irodat.
16. صفة كونه عالما (sifat kaunuhu Aliman)
Maksudnya adalah Adanya Allah itu adalah Dzat yang Maha Mengetahui. محال كونه جاهلا (muhal Kaunuhu Jahilan)
Maksudnya mustahil adanya Allah itu dzat yang bodoh.Dalilnya sama dengan sifat Ilmu.
17.صفة كونه حيا (sifat Kaunuhu Hayyan)
Maksudnya adanya Allah itu Dzat yang hidup , hidupnya tanpa nyawa tanpa sukma.
محال كونه ميتا (muhala kaunuhu Mayyitan)
Maksudnya mustahil Adanya Allah itu Dzat yang mati. Dalilnya sama dengan sifat Hayyat.
18. صفة كونه سامعا (sifat kaunuhu Samian)
Maksudnya Adanya Allah itu dzat yang maha mendengar, mendengarnya tidak dengan telinga.
محال كونه أصم (muhal kaunuhu Ashoma)
Maksudnya Mustahil adanya Allah dzat yang tuli, Dalilnya sama dengan sifat Sama’.
19.صفة كونه بصيرا (sifat kaunuhu Bashiron)
Maksudnya adanya Allah itu dzat yang Melihat. Melihatnya tidak dengan Mata.
محال كونه أعمى (Muhal A’ma)
Maksudnya Mustahil Adanya Allah itu Dzat yang Buta, Dalilnya sama dengan dalil sifat Bashor.
20. صفة كونه متكلما (sifat kaunuhu Mutakalliman)
Maksudnya adanya Allah adalah Dzat yang berbicara, Bicaranya tidak menggunakan Suara dan kata.
محال كونه أبكم ( Muhal kaunuhu Abkama)
Maksudnya Mustahil Allah itu Dzat yang Bisu. Dalilnya sama dengan dalilnya sifat Kalam.
SIFAT WENANGE ALLAH 1 (satu) DI BAGI JADI 10 BESERTA MUHALNYA
Allah menjadikan langit bumi dan seisinya, itu sesuwai dengan kehendaknya ,Mustahil jika wajib.
Allah menjadikan langit bumi seisinya tidak di ambil manfaatnya, Mustahil bila di ambil manfaatnya.
Allah menjadikan langit bumi dan seisinya, langit bumi dan seisinyatidak mempunyai kekuatan,Mustahil jika mempunyai kekuatan.
Allah menjadikan langit bumi dan se isinya, langit bumi se isinya tidak mempunyai sifat naluri. Mustahil bila punya Naluri.
Allah menjadikan langit bumi dan seisinya, langit bumi dan se isinya Baru, Mustahil bila Qidam.
MU’TAQOD 50 DIBAGI 2: ( ISTIGHNA’ DAN IFTIQOR )
1. ISTIGHNA’ AN KULLI MA SIWAHU :
Maksudnya Allah itu kaya tidak butuh pada perkara lainya. Terdiri dari 28 sifat, meliputi Wajib, Muhal, dan Wenang. yaitu : SifatWujud, Qidam, Baqo’, Mukholafatu lilhawadiTsi, Quyamuhu Binafsihi, Sama’, Bashor, Kalam, Sami’ an, Bashiron, Mutakaliman. 11,22 dengan Muhalnya di tambah sifat Wenang 3. 6 dengan muhalnya,
yaitu :
Allah menjadikan langit bumi dan seisinya wenang, mustahil bila Wajib.
Allah menjadikan langit bumi seisinya,langit bumi seisinya tidak di ambil faidah (Manfaat), mustahil bila di ambil manfaat.
Allah menjadi kan langit bumi dan seisinya, langit bumi dan seisinya tidak mempunyai daya kekuatan.
2. IFTIQOR KULLI MA’ADA HU ILAIHI :
Maksudnya adapun sesuatu selain Allah itu pasti membutuhkan kepada Allah. Terdiri dari 22 Sifat, ada Wajib, Muhal, Wenang.Berupa sifat : Qudrot, Irodat, ILmu , Hayat, Qodiron, Muridan , Aliman, Hayyan, Wahdaniyah. 9-10 beserta muhalnya , di tambah dengan sifat wenang 2, dan 4 beserta Muhalnya berupa :
Allah menjadikan langit bumi dan seisinya, langit bumi dan seisinya tidak mempunyai sifat naluri/Insting.
Allah menjadikan langit bumi dan seisinya, langit bumi seisinya itu baru, mustahil jika Qidam. 18 dan 4 jumlahnya 22, itu rekanan sifat Iftiqor
I. Sifat ISTIGHNA’ rekanya ada 28 di bagi 2 :
a. Sifat Kamal b. Sifat Jamal a. Sifat Kamal Maksudnya : Sempurna, rekananya ada 12 : ada Wajibnya ,ada Muhalnya, ada Wenangnya, yaitu ( Sifat Wujud, Qidam,Baqo’, Mukholafatu lilhawadisi, Qiyamuhu binafsihi,) 5. 10 dengan Muhalnya di tambah sifat wenang nya satu,dan dua dengan muhalnya Ya’ni : Allah menjadikan langit bumi dan seisinya Wenang, mustahil bila wajib. 10 dan 2 jumlahnya ada12 itu rekanya sifat Kamal.
b. Sifat Jamal Maksudnya : Bagus, rekanya ada 16, ada Wajibnya, ada Muhalnya, ada Wenangnya. yaitu : Sifat Sama’, Bashor, Kalam, Samian, Bashiron,Mutakalliman . rekanya 6 dan 12 dengan muhalnya di tambah sifat wenang 2, 4 dengan muhalnya Ya’ni :
Allah menjadikan langit bumi dan seisinya,langit bumi dan seisinya tidak di ambil manfaat.
Allah menjadikan langit bumi dan seisinya ,langit bumi dan seisinya tidak mempunyai kekuatan. mustahil bila mempunyai kekuatan.
12 dan 4 jumlahnya 16 itu rekanya sifat Jamal
II. Sifat IFTIQOR rekanya ada 22 di bagi 2 : 1. Sifat Jalal (Luhur) 2. Sifat Qohar ( Memaksa )
Keterangan :
1. Sifat Jalal : Maksudnya luhur , rekannya ada 10 ada wajibnya ada Muhalnya, ada Wenangnya. yaitu sifat Qudrot, Ilmu, Hayant, jumlahnya ada 4. 8 dengan Muhalnya di tambah sifat Wenang 1. 2 dengan Muhalnya yaitu :
– Allah menjadikan langit bumi dan seisinya, tidak punya sifat naluri/insting, mustahil jika punya sifat naluri/insting. 8 dan 2 jumlahnya 10 itulah rekannya sifat JALAL.
2. Sifat Qohar : Maksudnya memaksa, rekannya ada 12, ada wajibnya ada muhalnya ada wenangnya , yaitu sifat Qodiron, Muridan,Aliman,Hayan,Wahdaniyah , 5 . 10 dengan muhalnya di tambah sifat wenang 1, 2 dengan muhalnya berarti jumlahnya 12, yaitu : – QOHAR : dari Mu;taqod 50 rekannya ada 12 ada Wajib, Muhal, Wenang. – QOHAR : dari Mu’taqod 40 rekannya ada 10 ada Wajib, Muhal. – QOHAR : dari Mu’taqod 20 rekannya ada 5 ada Wajibnya saja yang keluar dari sifat 2 :
1. Dari sifat Ma’nawiyah 4 yaitu : Qodiron, Muridan, Aliman, Hayyan.
2. Dari sifat Salbiyah 1 yaitu : Wahdaniyat.
Jadi yang sudah di sebutkan di atas, itu di namakan MU’TAQOD 50. harus dimasukkan kedalam kalimat Tauhid, Maksudnya Ucapan Tauhid maksudnya mengesakan Alloh. Bentuk ucapannya yaitu :
– LAA : mengakui sifat Kamal 12.
– ILAAHA : mengakui sifat Jamal 16.
– ILLA : mengakui sifat Jalal 10.
– ALLAHU : mengakui sifat Qohar 12.
Jumlahnya : 50
Jadi barang siapa yang bisa mengucapkan kalimat tauhid serta bisa memasukkan Mu’taqod 50 . maka bisa melebur dosa besar sehari, sebab hurufnya kalimat Tauhid ada 12 dan sehari ada 12 jam, atau bisa melebur dosa kecil setahun, sebab hurufnya kalimat tauhid ada 12 dan setahun ada 12 bulan.
Begitu tadi bagi orang yang nafasnya panjang harus megucapkan lafatz LAAILAAHA ILLALLAHU, bagi orang yang nafasnya pendek cukup mengucapkan lafat ALLAH. Sebab lafat ALLAH itu lafatz JALALAH Maksudnya suara yang mulya.
HURUF LAFADZ ALLAH itu ada 4 yaitu : Alif-lam-lam-ha’ dan bisa mengeluarkan huruf lafatz AKBAR yaitu : Alif-Kaf-Ba’-Ro’. 1. ALIF nya lafat Alloh bisa mengeluarkan Alif nya lafatz AKBAR, Alif nya lafat Akbar bisa mengeluarkan sifat Kamal maksudnya Sempurna. Menyempurnakan Lam nya kalimat Tauhid LAA NAFI JINIS menyempurnakan 4 perkara : Tidur , Bangun , Hidup , Mati.
2. LAM Pertamanya lafatz ALLOH bisa mengeluarkan kaf nya lafat AKBAR, kaf nya lafatz Akbar bisa mengeluarkan Sifat Jamal 16 jamal maksudnya Baik, memperbaiki ILLAHA nya kalimat tauhid, ILLAHA nya Manfi memperbaiki terhadap 4 perkara :Mudah, Tua, Baik, Buruk.
3. LAM ke Dua nya lafatz ALLOH bisa mengeluarkan Ba’ nya lafatz AKBAR . Ba’ nya lafatz AKBAR bisa mengeluarkan sifat JALAL 10 jalal maksudnya MULYA , memulyakan ILLA nya kalimat Tauhid , ILLA isbat memulyakan terhadap 4 perkara :Pergi, Datang, Ada, Kosong.
4. HA’ nya lafat ALLOH bisa mengeluarkan RO” nya lafatz Akbar. RO’ nya lafatz Akbar bisa mengeluarkan sifat Qohar 12. Qohar maksudnya : Memaksa Memaksakan ALLOH nya kalimat Tauhid , ALLOH Musbat Memaksakan terhadap 4 perkara : Kuat , Lemah, Gerak , Diam.
Jadi jika huruf nya lafatz ALLOH itu ada 4 menunjukkan Ilmu itu ada 4 :
1.Ilmu Syariat 2.Ilmu Hakikat
3.Ilmu Thoriqot
4.Ilmu Ma’rifat
keterangan 1. Ilmu Syariat maksudnya Aturan , tempatnya ada di lisan, syaratnya harus niat, ibadah Wudhunya pakai Air , Sholatnya berdiri, Ruku’ , Sujud, duduk yang punya anggota 7.
2 Ilmu Thoriqot maksudnya Jalan , (tindak laku) tempatnya di Hati syaratnya harus bertindak, ibadah Wudlu nya harus meninggalkan menghasut .Sholatnya harus Ahli kasih sayang,yang mempunyai hati.
3. Ilmu Hakikat maksudnya Nyata , tempatnya ada di RUH Syaratnya harus meninggalkan “MERASA” ,Ibdah Wudlunya harus meninggalkan Takabur(Sombong) , Sholatnya harus Sabar yang punya Ruh (Nyawa).
4. Ilmu Ma’rifat maksudnya Mengetahui, tempatnya di perasaan (Sirrul Qolbi), Syaratnya harus mengetahui,ibadah Wudlu nya harus Tenang, sholatnya harus sungguh-sungguh, yang punya Perasaan (ROSO).
BAB HUKUM
Hukum itu ada 3 (tiga) yaitu :
1. Hukum Adat
2. Hukum Syara’
3. Hukum Akal
Keterangan
Hukum Adat
ketentuan hukum Adat itu ada 7 : (Perintah, Larangan, Di kaji berulang-ulang, Sentuhan, Bekas tanda, tidak ada penghalang, di terima perbedaanya).
1. Perintah seperti perintahnya negara, 2. larangan seperti larangannya negara. 3. Di Kaji berulang-ulang: setiap jam 12 siang pasti ada suara beduk berbunyi. 4. Sentuhan : setiap ada kayu kering bila di taruh di Api. 5. bekas tanda : pasti terbakar 6. Tidak ada penghalang : itu tadi bila tidak ada penghalang 7. Di Terima perbedaannya : peristiwa di atas di terima perbedaannya. Ketentuan Hukum Adat 7 di bagi 4 adalah : – Wujud bertemu Wujud maksudnya : Adanya belajar wujudnya pandai – Wujud bertemu Adam maksudnya : Adanya belajar tidak adanya Bodoh – Adam bertemu Wujud maksudnya : Tidak belajar Wujudnya Bodoh – Adam bertemu Adam maksudnya : Tidak belajar Tidak adanya Pandai Hukum Syara’
Ketentuan hukum Syara’ itu ada 7 adalah : (Perintah, Larangan, Sebab, Syarat, Rukun 17, Ketentuan, adam Mani’ (tidak ada penghalang) ).
1. Perintah seperti perintahnya syara’. 2. Larangan seperti larangannya Syara’. 3. Sebab, sebabnya orang di perintah Sholat, sebab sudah Akil baliq. 4. Syarat : Syaratnya orang sholat harus suci tubuhnya dan pakaiannya juga tempatnya. 5. Rukun 17 : Orang yang sholat harus tahu Rukunya sholat 17. 6. Ketentuan :Orang sholat harus tahu ketentuannya kalau subuh 2 rokaat, Dhuhur 4 rokaat , Asyar 4 rokaat, Magrib 3 rokaat, Isya’ 4 rokaat. 7. Ketentuan Hukum Syara’ 7 di bagi 8 adalah : Wajib, Sunnah, Haram, Afshah, batal, Wenang, Makruh. Hukum Akal
Ketentuannya Hukum Akal itu ada 6 : 1. Menetapkan satu kepada satu 2. Meniadakan satu kepada satu 3. Dikaji berulang-ulang 4. Meletakkan Sebab 5. Meletakkan Syarat 6. Penghalang
Keterangan
1. Menetapkan satu kepada satu :Wujud tetap kepada Alloh, Qidam (dahulu) tetap kepada Alloh. Baqo’ (Kekal) tetap kepada Allloh. seterusnya sampai 20.
2. Meniadakan satu kepada satu : maksudnya Adam tidak terjadi kepada Alloh, Huduts tidak terjadi kepada Alloh,Fana’ tidak terjadi pada Alloh. Seterusnya sampai 20.
3. Di kaji berulang-ulang maksudnya : sifat wajibnya Alloh 20 di pelajari sejak zamannya nabi Adam hingga sekarang masih tetap 20.
4. Meletakkan SEBAB , maksudnya : sebabnya langit bumi dan se isinya wujud sebab di wujudkan oleh Alloh.
5. Meletakkan Syarat maksudnya : yang bisa menciptakan langit dan bumi seisinya harus mempunyai sifat 20. yang menjadikan syaratnya sifat 20, yang di syaratkan langit bumi dan seisinya.
6. Penghalang Mani’ dan Mamnu’ (Mani’ artinya yang mencegah, Mamnu’ artinya yang di cegah.).
Alloh mencegah langit bumi dan seisinya untuk mengaku ada dengan sendirinya, sebab langit bumi dan seisinya mengaku ada dengan sendirinya karena ada mungkin wujud mungkin adam.
Perdebatannya (POLEMIK) mungkin wujud bermaksud mewujudkan , Perdebatan : Mungkin adam bermaksud melenyapkan. Wujud berkata kepada Adam ” Adam sekarang saya sudah tercapai keinginan ku, yaitu menciptakan langit bumi dan seisinya” Adam menjawab : ” Wujud …! bala kau sudah bisa tercapai keinginanmu . kamu akan jadi orang apa..?”. Wujud menjawab : ” Aku jadi orang menang” Adam menjawab : “Wujud….! jika kamu jadi orang Menang ,aku juga akan jadi orang Menang karena kamu dan aku adalah sama saja” Akhirnya Wujud mengalah :” Adam…! sekarang kamu jadilah orang yang menang, biar saya yang jadi orang yang kalah” kemudian jawaban Adam :” Wujud….! jika kamu jadi orang kalah aku akan ikut juga menjadi orang kalah sebab kita sama-sama orang yang lemah”
Kelihatannya tidak ada perdebatan (polemix). perdebatannya Wujud tidak bisa mewujudkan perdebatannya sedangkan Adam(lenyap) tidak bisa melenyapkan. Kemudian Alloh berfirman : “Hai langit bumi dan seisinya kamu jangan mengaku wujud(ada) sendiri ,tapi AKU yang mewujudkan” Kemudian Langit bumi dan seisinya berkata: “Yaa Alloh jadi engkau yang menciptakan kau, kalau begitu saya ikut terhadap apa yang engkau kehendaki”.
BAB. PENJELASANNYA MUNGKIN (MAKHLUQ) ADA 4
Mungkin wujud setelah tidak ada, seperti wujudnya kita (makhluk).
mungkin tidak ada setelah wujud, seperti mati kita
mungkin akan terjadi, seperti akan terjadinya datangnya hari kiamat (mungkin dekat mungkin jauh).
mungkin Alloh lebih mengetahui sesungguhnya tidak akan terjadi.
Maksudnya : Mungkin yang di ketahui Alloh, sesungguhnya mungkin itu tidak akan terjadi/ di wujudkan, seperti contohnya : Abu lahab kesurga, dan masuknya Abu bakar Assidiq ke neraka, itu tidak akan terjadi menurut akal.
BAB TA’ALLUQ ( PEKERJAAN)
Maksudnya Pekerjaan, sifat Wajibnya Alloh 20 yang di Ta’alluq ada 6 ( Qudrot – Irodat, Sama’-Bashor,Ilmu- Kalam)
bersambung………………………………………….
URAIAN BISMILLAH VERSI ILMU TAUHID
وَيَنْبَغِى أَيْضًا لِكُلِّ شَارِعٍ فِى فَنٍّ مِنَ الفُنُونِ أَنْ يَتَكَلَّمَ بِطَرْفِ البَسْمَلَةِ مِمَّايُنَسِبُ ذَلِكَ الفَنَّ وَفَاءً بِحَقِّ البَسْمَلَةِ وَوَفَاءً ِبِحَقِّ الفَنِّ المَشْرُوعِ وَحَقُّ الفَنِّ أَنْ يَتَكَلَّمَ الشاَّرِعُ بِطَرْفِ البَسْمَلَةِ مِمَّايُنَاسِبُ ذَلِكَ الفَنَّ المَشْروُعِ وَحَقُّ البَسْمَلَةِ أَنْ لاَيَتْرُكَ الكَلاَمَ عَلىَ البَسْمَلَةِ رَأْسًا
Seyogya yang mengandung nilai pahala sunnah juga, bagi orang yang hendak mempelajari sebuah ilmu adalah agar mengenali sepucuk uraian Bismillah menurut ilmu yang akan di pelajari, karena mengenal sepucuk uraian Bismillah adalah memenuhi hak Bismillah dan memenuhi hak ilmu yang di pelajari, hak ilmu adalah harus membicarakan sepucuk bahasan Bismillah sesuai dengan ilmu tersebut, sedangkan hak Bismillah adalah sama sekali tidak meninggalkan membicarakan bahasan uraian Bismillah.
وَالآنَ نُشَرِعُ فىِ فَنِّ التَّوْحِيْدِ فَيَنْبَغِىعَلَيْنَا أَنْ نَتَكلَّمَ ِبِطَرْفِ البَسْمَلَةِ مِمَّايُنَسِبُ الفَنَّ التوَّحِيْدِ
Saat ini kita hendak mempelajari ilmu tauhid maka selayaknya kita terlebih dulu membicarakan sepucuk bahasan Bismillah sesuai dengan ilmu tauhid.
فَنَقُولُ أَنَّ حَرْفَ البَاءَ فىِ البسْمَلَةِ إِمَّا لِلْمُصَاحَبَةِ عَلىَ وَجْهِ التَّبَارُكِ أَوِْللأِسْتِعَانَةِ كَذَلِكْ وَلاَمَانِع مِنَ الأِسْتِعَانَةِ بِاِسْمِهِ تَعَالَى كَمَايُسْتَعَانُ بِذَاتِهِ.
Maka kami katakan bahwa huruf Ba pada permulaan kalimat Bismillah adakalanya mengandung arti kebersamaan dengan Allah dari sisi memohon keberkahan dengan menyebut nama Allah, adakalanya juga mengandung arti memohon pertolongan pada Dzat Allah dengan menyebut nama Nya, dan tidak terlarang memohon pada nama Allah Swt sebagaimana memohon pertolongan pada Dzat Nya.
وَالأَوْلىَ جَعْلُهَا لِلْمُصَاحَبَةِ عَلىَ وَجْهِ التَّبَارُكِ أَوْ عَلىَ وَجْهِ الأِسْتِعَانَةِ بِذَاتِه تَعَالىَ ِلأَنَّ جَعْلَهَا لِلأِسْتِعَانَةِ بِاِسْمِهِ إِسَاءَةُ الأَدَابِ.
Dan yang paling utama adalah menafsirkan arti huruf Ba tersebut dengan arti kebersamaan dari sisi memohon keberkahan dengan menyebut nama Allah Swt. Atau dengan arti memohon pertolongan pada Dzat Allah, karena memohon pertolongan pada nama Allah adalah perbuatan tercela yang tercela.
ِلأَنَّ الإِسْتِعَانَةَ تَدْخُلُ عَلىَ الآلَةِ فَيَلْزَمُ عَلَيْهَا جَعْلُ إِسْمِ اللهِ مَقْصُودًا لِغَيْرِهِ لاَ لِذَاتِهِ.
Karena memohon pertolongan adalah masuk pada penggunaan alat, seandainya memohon pertolongan itu pada nama Allah, maka nama Allah di jadikan sebagai alat yang memungkinkan maksud pada selain Allah, bukan tujuan pada Dzat Allah Swt.
Memungkinkan bermaksud atau bertujuan memohon kepada selain Allah adalah terlarang dan menimbulkan kekufuran.
اِلاَّ أَنْ يُقَالَ أَنَّ مِنْ جَعْلِهَا لِلأِسْتِعَانَةِ بِاسْمِهِ نَظْرًا اِلىَ جِهَةِ الأُخْرَى وَهِىَ أَنَّ الفَعْلَ المَشْرُوْعُ فِيْهِ لاَ يَتِمُّ عَلىَ وَجْهِ الأَكْمَلِ اِلاَّ بِاِسْمِهِ تَعَالىَ لَكِنْ قَدْ يُقَالُ مَظَنَّةُ الأِسَاءَةِ الأَدَابِ مَازَالَتْ مَوْجُوْدَةً
Kecuali apa bila di ucapkan, bahwa menjadikan arti huruf Ba dengan memohon pertolongan pada nama Allah swt, adalah karena melirik ke sisi lain, yaitu melirik pada pengakuan alasannya, bahwa perbuatan yang hendak dilakukan seiring membaca Bismillah adalah tidak sempurna kecuali dengan menyebut nama Allah.
Akan tetapi pengakuan alasan ini seperti inipun masih rentan menimbulkan dugaan yang salah hingga berakibat kekufuran yang selalu ada karenanya.
Kesimpulannya bahwa huruf Ba tidak boleh di artikan memohon pertolongan kepada nama Allah Swt, akan tetapi sesungguhnya memohon pertolongan itu adalah pada Dzat Allah Swt, bukanlah pada nama.
وَمَعْنَى الباَءِ الإِشاَرِىُّ بِى كَانَ مَاكَانَ وَبِى يَكوُنُ مَايَكوُنُ وَحِيْنَئِذٍ يَكوُنُ فىِ البَاءِ إِشَارَةٌ اِلىَ جَمِيْعِ العَقَائِدِ ِلأَنَّ المُرَادَ بِى وَجَدَ مَاوَجَدَ وَبِى يوُجَدُ مَايوُجَدُ
Makna huruf Ba dari sisi isyarat yang terkandung di dalamnya adalah Allah Swt berkata, “Olehku telah terjadi sesuatu telah terjadi, olehku pula akan terjadi sesuatu akan terjadi” dari arti ini huruf Ba merupakan pertanda dari semua unsur aqidah, karena sesungguhnya yang di maksudkan dari aqidah itu adalah :
“Olehku ( Allah ) telah terwujud sesuatu yang telah terwujud, olehku pula akan terwujud sesuatu yang akan terwujud”.
وَلاَ يَكوُنُ كَذَلِكَ اِلاَّ مَنِ اتَّصَفَ بِصِفَاتِ الكَمَالِ وَتَنَزَهَ عَنْ صِفَاتِ النُّقْصاَنِ كَمَاكَرَّرَهُ بَعْضُ الأَئِمَّةِ التَّفْسِيْرِ
Tidaklah huruf Ba mengandung makna Isyarat seperti demikian, kecuali makna Isyarat tersebut terdapat pada Dzat yang memiliki sifat sempurna serta tersucikan dari sifat-sifat yang kurang, sebagaimana kandungan makna seperti itu di tetapkan oleh para Ulama-Ulama tafsir.
وَالأِسْمُ عِنْدَ البِصْرِيِّيْنَ مُشْتقٌ مِن السُّمْوٌ وَهُوَ العُلُوْ دوُنهُ ِِِِلأَنَّهُ يَعْلُوْ مُسَمَّاهُ
Kalimat “Ismu” pada Bismillah menurut Ulama-ulama kota Bashroh (Iraq) adalah diambil dari kalimat “sumwun” artinya tinggi, kalimat ismu tidak di artikan selain makna tinggi karena makna tinggi memberikan pertanda Maha tinggi nama yang di sebutnya yaitu nama Allah Swt.
وَاللهُ عَلَمٌ عَلىَ الذَّاتِ الواَجِبِ الوُجوُدِ المُسْتَحِقُّ بِجَامِيْعِ المَحَامِدِ
Nama Allah adalah sebuah nama pada Dzat yang wajib wujudnya, Dzat yang paling berhak mendapat segala pujian.
وَالرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ صِفَتاَنِ مَأْخوُذَتاَنِ مِنَ الرَّحْمَةِ بِمَعْنىَ الأِحْسَانِ لاَبِمَعْناَهَا الأَصْلِىِّ الَّذِىْ هُوَ رِقَّةٌ فىِ القَلْبِ تَقْتَضِىْ التَّفَضُّلَ وَالأِحْسَانَ ِلأِسْتِحَالَةِ ذَلِِكَ فىِ حَقِّهِ تَعَالىَ
Kalimat “Arrohman Arrohiim” adalah dua buah sifat Allah yang di ambil dari kata “Arrohmah” artinya pemberi kebaikan, kedua kalimat tersebut tidak di artikan dengan makna “Arrohmah” yang sesungguhnya yaitu kasih sayang dari dalam hati yang menimbulkan memberi penghormatan dan kebaikan pada yang di sayanginya, karena kasih sayang timbul dari lubuk hati mustahil bagi Allah Swt, Allah tidak memiliki hati.
Tammat
https://wakidyusuf.wordpress.com/2018/02/27/terjemah-kitab-tauhid-hidayatul-ummah-kh-hasan-husein/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar