Dear Ahok,
Apakabar lo hari ini?
Langsung saja Hok. Sebetulnya, tidaklah sulit membuktikan
bahwa elo gak salah dalam kasus dugaan penistaan agama di Pulau Seribu. Ada
banyak bukti bahwa elo gak bisa disalahkan secara hukum. Bukti-bukti ini bahkan
akan menampar pihak-pihak yang sekarang sedang mendiskreditkan elo. Pihak-pihak
tersebut mem-framing seolah-olah dalam pidato itu, elo sedang menafsirkan Al
Maidah 51. Padahal, ketika elo mengatakan “…. Bapak-Ibu dibohongi pakai Al
Maidah 51…..”, sesungguhnya elo hanya sekedar menyampaikan FAKTA, bukan
menafsirkan ayat. Fakta bahwa Al Maidah 51 memang hanya digunakan sebagai alat
kepentingan politik oleh Parpol-parpol Islam.
Fakta bahwa di berbagai daerah di
pelosok Indonesia, bahkan di daerah mayoritas muslim, parpol-parpol Islam malah
mengusung, bahkan memenangkan calon-calon kepala daerah non-Muslim melawan
kandidat-kandidat Muslim. Ini bukti-buktinya:
1) Tahun 2012, Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) tega-teganya mengusung dan sukses memenangkan pasangan cagub-cawagub
Cornelis (petahana) dan Christiandy Sandjaya, keduanya Nasrani, di Pilgub
Kalimantan Barat yang mayoritas penduduknya (59%) beragama Islam.
Sumber 2)
Tahun 2015, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
nekad mengusung dan memenangkan seorang PENDETA Nasrani-Tionghoa, Thes
Hendrata, di pilbup Kabupaten Kepulauan Sula yang mayoritas penduduknya
(96.94%) beragama Islam. Dua pasang kandidat lawannya seluruhnya beragama
Islam.
Sumber 1 dan 2 3) Tahun 2015, PKB mengusung dan memenangkan Danny Missy
(Nasrani) di pilbup Halmahera Barat (Nasrani 59.15%, Islam 40.73%). Sumber 4)
Tahun ini, PKS, PAN dan PBB mengusung Paulus Kastanya (Nasrani) di pemilihan
walikota Ambon (Nasrani 48%, Islam 34%). Sumber Keempat kasus ini hanyalah
contoh yang bisa gw bantu telusuri di internet, faktanya mungkin lebih banyak
lagi kasus parpol Islam mengusung calon non-Muslim di Pilkada. Kenapa Al Maidah
ayat 51 tidak disebut di panggung saat para ustadz dari parpol-parpol Islam
mengkampanyekan calon-calon non-Muslim tersebut? Kenapa FPI tidak mengerahkan
demonstrasi untuk menentang naiknya Nasrani yang akhirnya menang menjadi
Gubernur Kalbar, Bupati Sula dan Bupati Halmahera Barat? Tanya kenapa? Karena,
Al Maidah 51 hanya berlaku buat elo, Hok. Spesial pake telor buat ELO. Lo harus
terima kenyataan pahit ini. Tentu saja, inkonsistensi parpol-parpol dan
ormas-ormas Islam ini telah mempermalukan kami, umat Islam Indonesia secara
keseluruhan di mata pemeluk agama lainnya, termasuk elo. Bahkan, kalau mau
jujur, inilah contoh penistaan Al Maidah 51 yang sesungguhnya. Ayat Al-Quran
digunakan semata-mata untuk kepentingan politik dan menjatuhkan lawan politik.
Sungguh mengherankan, MUI sama sekali tidak ambil pusing dengan penistaan kelas
wahid ini. Yang mereka permasalahkan cuma sebaris kalimat kesrimpet elo, Hok.
MUI tutup mata dengan penistaan Islam dan Quran yang dilakukan oleh kalangan
internal Islam sendiri. Fakta inkonsistensi penerapan Al Maidah ayat 51 inilah
yang terekam dalam alam bawah sadar lo, hingga memicu keluarnya kalimat
kontroversial dari mulut ember lo, yang memicu Aksi 4 November itu. Betul
tidak? Nah, sebagai anak bangsa, elo kan punya HAK untuk menyampaikan FAKTA.
Betul tidak? Dan tidak ada satu pun pasal UU yang bisa menghukum seseorang yang
menyampaikan FAKTA. Anyway, kesalahan elo adalah, elo menyatakan fakta itu
dalam kapasitas elo sebagai pejabat publik, bukan sebagai anak bangsa biasa.
Dalam hal ini, sebenarnya kesalahan elo hanya sebatas pelanggaran etika pejabat
publik. Saat elo minta maaf secara tulus kepada umat Islam, berkali-kali dalam
berbagai kesempatan baik melalui media cetak dan elektronik, maka seharusnya
masalah sudah selesai.
Setidaknya buat gw dan banyak saudara-saudara gw sesama
Muslim. Masalahnya, saudara-saudara Muslim gw yang lain punya sifat lebay
tingkat dewa. Dan sekali lagi, kelebayan sodara-sodara gw ini hanya berlaku wa
bil khusus buat elo seorang. Ya, ELO. Sewaktu SBY menyebut Lebaran Kuda, mereka
santai saja tuh. Padahal SBY melekatkan hari suci umat Islam dengan binatang.
Coba kalau yang ngomong Lebaran Kuda tuh elo? Bahkan, sodara-sodara gw yang
lebay ini pun hanya sekedar protes, bukannya demo besar-besaran, waktu Ahmad
Dhani menginjak-nginjak lafazh Allah pada siaran live konser Dewa 19 di Trans
TV, tahun 2005 lalu. Aksi menginjak-injak lafazh Allah itu cuma satu dari
serangkaian aksi penistaan agama Islam ala Ahmad Dhani. Dia juga pakai lafazh
Allah di sampul album Dewa, dan memakai semacam tattoo dengan background lafazh
Allah di dada telanjang para personel Dewa untuk keperluan promo album mereka.
Padahal, aksi semacam inilah --menginjak, merobek, membakar simbol-simbol
agama—yang justru nyata-nyata penistaan agama, kata Kapolri Tito. Gak perlu
di-review pakai ahli ini itu, bisa langsung ditangkap. Coba kalo elo yang
beraksi injak lafazh Allah, gw gak berani bayangin apa yang terjadi. Dan yang
lebih aneh bin ajaib, di kasus tersebut, MUI bukannya menjatuhkan fatwa
penistaan agama kepada Ahmad Dhani, tapi malah meng-islahkan Dhani dan FPI yang
sempat memperkarakan Dhani ke polisi.
Bayangkan! Begitulah standar ganda
tingkat dewa ala MUI. Dhani menginjak-injak lafazh Allah dihadiahi islah, elo
kesrimpet satu kalimat diganjar fatwa penistaan agama. Untuk penistaan senyata
itu, Dhani cukup meminta maaf, sementara sebaris kalimat lo, diganjar demo
ratusan ribu ummat di seluruh pelosok Indonesia. Dhani di-islahkan, sementara
elo di-tabayyun-kan pun tidak. Ada apa dengan MUI? Sumber 1 dan 2. Dan sebagai
“mantan” penista Islam, Ahmad Dhani malah diberi panggung istimewa untuk menistakan
Presiden RI di aksi 4 November 2016. Video Fyi Hok, in case lo belum tau,
sehari setelah Buni Yani mem-viral-kan video editan pidato lo, ketua MUI Ma’ruf
Amin dalam kapasitas sebagai Rais Aam NU menyatakan dukungan NU pada pasangan
Agus-Silvi. Apa hubungannya sama ember? Ya meneketehe? Namanya juga fyi. For
your information. .
Doakan saja Hok, ulama-ulama sepuh NU
bersedia turun gunung men-challenge fatwa MUI. Fatwa yang gegabah dan belum
tentu benar, tegas Buya Syafi’I Maarif di ILC semalam. Ini bukan lagi sekedar
soal Ahok. Ini soal menegakkan kebenaran dan keadilan. Hok, Ini gw kasih tau lo
bukti lain, yang bisa lo gunakan buat argumen bela diri. Saat ini sedang
beredar viral di dunia maya video dakwah Habib Rizieq yang mengatakan “Dia
(ulama bejat) nipu umat pakai Ayat Quran. Dia nipu umat pakai Hadis Nabi”
(Sumber). Jelas dong Hok, ini sudah menunjukkan bahwa kalimat “…. bohong/nipu
pakai ayat/Quran/Hadits…” adalah kalimat yang sangat biasa dan bisa diucapkan
oleh siapa saja. Termasuk elo dan Habib Rizieq. Kalimat elo maupun Habib Rizieq
secara substantif tidak ada bedanya dengan kalimat yang sering diucapkan oleh
masyarakat luas: “oleh Dimas Kanjeng, jamaah padepokan dibohongi pakai
Ayat-ayat Quran”. Itu sudah. Lo tinggal suruh team pengacara lo cari bukti di
KPUD, dokumen dukungan parpol-parpol Islam terhadap kandidat-kandidat non
muslim di berbagai pilkada. Inilah bukti nyata bahwa omongan lo “…. Bapak Ibu
dibohongi pakai Al Maidah 51” adalah FAKTA. Tidak ada satu pasal hukum pun yang
melarang anak bangsa ini bicara FAKTA. Video “pakai ayat Quran” ala Habib
Rizieq bisa jadi bukti pelengkap. Kasus pengislahan Ahmad Dhani oleh MUI bisa
jadi semacam “bukti yurisprudensi”.
Dan poin fatwa MUI bahwa elo telah
menistakan ulama, adalah another bukti nyata kegegabahan MUI. Dalam pidato lo
sama sekali tidak ada kata ulama. Bagaimana bisa MUI menafsirkan “orang” dalam
pidato lo sebagai “ulama” tanpa meminta klarifikasi elo sama sekali? Hok, Kasus
elo adalah ujian terbesar yang dihadapi oleh bangsa ini sejak reformasi 1998.
Inilah ujian kenaikan kelas kita dalam berdemokrasi. Bahwa elo menjadi tokoh
sentral dalam ujian ini, adalah takdir Allah SWT. Apa pun hasilnya, bangsa kita
naik kelas atau gagal, nama lo akan tercatat dengan tinta tebal dalam sejarah
bangsa ini. Hok, Lo jangan ge-er. Gw tidak sedang membela elo. Sesungguhnya gw
sedang membela kebenaran, keadilan dan memperjuangkan kembalinya akal sehat ke
republik ini. Dan kita sama-sama berjuang, agar NKRI tak dicaplok oleh
sekelompok kecil umat yang bercita-cita mengganti dasar negara Pancasila.
Gw
punya kepentingan, elo punya kepentingan, mari kita saling memanfaatkan. Hok,
Jika nanti elo berhasil lolos dari perkara pelik ini, bahkan jika elo berhasil
memenangkan Pilkada DKI Jakarta, hanya satu pesan gw: JAGA MULUT LO. Ini gw
ngomong pake toa, Hok. Please. Kalo perlu, lo gak usah ngomong. Soal ngomong,
lo serahin aja sama Aa Djarot. Urusan lo kerja-kerja-kerja, beresin Jakarta.
Buatlah ibukota menjadi sekeren Tokyo. Walaupun untuk itu, gw harus korbankan
kepentingan gw sendiri: kebutuhan rutin gw menyaksikan segala celoteh gokil lo
yang lebih parah dari Cak Lontong. It was so entertaining liat lo
petantang-petenteng ngomong semacam “emangnya ini duit nenek lo”. Gw rela
kehilangan itu semua Hok, rela…… Namun, jika elo harus jadi tumbal dari ujian
ini, gw sudah menyiapkan stelan hitam-hitam terbaik gw. Untuk gw kenakan saat
gw memberi penghormatan terakhir buat lo, seraya memandang sendu langit kelabu.
Karena saat itu, gw harus menerima kenyataan, bahwa bangsa ini tidak lolos
ujian kenaikan kelas berdemokrasi. Dengan senyum getir, gw dan ratusan juta
anak bangsa ini, akan selalu mengenang, bahwa Bangsa besar ini pernah punya
seorang martir bernama AHOK.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/meilaniebuitenzorgy/bukti-nyata-ahok-tak-salah-surat-ungu-untuk-ahok
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/meilaniebuitenzorgy/bukti-nyata-ahok-tak-salah-surat-ungu-untuk-ahok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar