Akhir tahun 2013 sebagai momen untuk me-“refresh” diri bagi
segenap karyawan Cipta Sinergi, setelah 12 bulan beraktifitas dengan aneka
problematika dunia industri. Melupakan sejenak rutinitas dunia kerja job shop
manufaktur yang senantiasa tidak terlepas dengan karakter keberaneka ragaman
produk dan delivery yang tidak bisa kompromi dengan keterlambatan.
Tanggal 25 Desember 2013 jam 22:00 rombongan sebanyak 33
orang berangkat dengan menggunakan 4 kendaraan minibus & 1 kendaraan pick
up. Rute yang diamabil adalah Cimahi – Bandung – Malangbong – Rajapolah –
Cikoneng – Ciamis – Banjar – Pangandaraan. Setelah menempuh perjalanan selama 6
jam tibalah rombongan di Pangandaran, sebelumnya berhenti sebentar untuk menunaikan
shalat shubuh di POM Bensin sebelum gerbang pantai Pangandaran. Shubuh masih
belum banyak berlalu rombongan memasuki area pantai barat Panandjung. Deburan
suara ombak diikuti dengan hembusan angin laut menyebarkan hawa dingin membuat
jemari kaki gatal untuk segera menginjak injak pasir pantai yang putih mulus
bak kulit bidadari dari kahyangan.
Masipnya dunia materialisme yang sudah kadung menjalar ke
semua wilayah dan strata kehidupan modern ini, belum juga rombongan turun dari
mobil sudah dikejar-kejar para pemburu rejeki yang menawarkan jasa untuk menyeberangkan
rombongan ke pantai pasir putih & cagar alam pantai barat Panandjung. Adu
argumentasi dan adu jurus tawar menawar berlangsung dengan sengit antara pihak
pemberi jasa dengan rombongan CSM yang diwakili oleh Bapak Bakti Ramdani.
Akhirnya dicapai kesepakatan biaya yang harus dikeluarkan Rp. 75.000,- per
perahu dengan kapasitas 6 s/d 10 orang per perahu.
Karena suasana pantai yang masih sepi, dan gelora ombak yang
masih kecil di bibir pantai, rombongan langsung melesat ke tengah hamparan
laut……, birunya laut dan tenangnya gelombang menarik rombongan untuk
menceburkan diri ke dalam air. Byuuuurrrrrrr……., byuuurrr……., satu persatu
beberapa orang menceburkan diri, dengan mengandalkan rompi pelampung dan
kemampuan berenang yang seadanya. Puas berenang ditengah laut kemudian
rombongan dibawa perahu ke ujung cagar alam dengan melintasi beberapa ombak
tinggi yang sudah mulai menggulung. Selepas dari tengah lautan perahu mulai
menepi menuju pinggir pantai, air bening dan hamparan pasir putih seolah
menguakkan tabir misteri keindahan sang dewi kahyangan yang berjemur
disepanjang kawasan cagar alam. Rombongan mulai menyebar mencari momen terindah
untuk masing-masing orang agar bisa menjadi kenangan di kemudian hari.
Sekitar jam 9-an rombongan ditarik kembali dengan perahu
untuk bersiap-siap masuk ke penginapan sekaligus istirahat sejenak sebelum
melanjutkan perjalanan ke Green Canyon. Waktu yang ada benar-benar dimanfaatkan
untuk bertistirahat, khususnya para driver yang semalaman tidak tidur karena
tugasnya untuk senatiasa melek diatas kemudi hingga rombongan sampai dengan
selamat di Pangandaran.
Usai shalat dhuhur dan makan siang seadanya……, mie gelas
dll….., rombongan meneruskan perjalanan ke Green Canyon yang lamanya perjalanan
akan ditempuh sekitar 1,5 jam. Beberapa ruas jalan yang sudah bagus, enak untuk
dilewati dengan kecepatan rata2 60
km/jam. Tapi ada beberapa ruas jalan yang agak parah untuk dilalui kendaraan roda
4. Sepanjang kurang lebih 6 km kendaraan hanya bisa berjalan dengan merayap
karena banyaknya lubang-lubang disepanjang ruasnya. Sedikit hambatan di jalan
karena kondisi yang kurang mulus tidak menjadi masalah karena kerinduan yang
mendalam akan suasana Green Canyon yang selama ini tahu & lihat dari
informasi “mbah Google”.
Sesampai di Green Canyon pengunjung sudah mengantai kata
orang sunda mah…., Beli tiket untuk rombongan dengan harga sewa Rp. 125.000,-
per perahu dengan kapasitas 5 – 6 orang. Untuk mengantri masing-masing
rombongan mendapatkan kartu antrian yang akan dipanggil sesuai dengan no.
urut. Rombongan kami mendapatkan no 399
s/d 403. Tiba giliranya rombongan kami dipanggil melalui megapone, satu persatu
kami menaiki perahu. Mesin perahu mulai dihidupkan & dengan cekatan pak
“sopir” memegang kemudi dan menekan gas sehingga perahu melaju. Di samping pa
“Sopir” di setiap perahu disertai 1 orang resque, yang duduk di ujung perahu
yang senantiasa siap siaga untuk melakukan pertolongan apabila ada kejadian
yang membahayakan.
Riak air sungai yang kelihatan tenang dan warna air yang
agak kuning kehijau-hijauan dengan disepanjang sisinya dipenuhi vegatasi
tanaman membuat pemandangan cukup mengesankan. Sepanjang aliran sungai Cijulang
tersebut lalu lalang perahu yang sarat dengan penumpang baik wisatawan domestik
maupun wisatawan asing menjadikan suasana semakin hidup. Tidak terasa perahu
sudah sampai pada terminal terakhir di ujung green canyon, bagi yang suka uji
nyali ini lah saatnya untuk menunjukkan diri. Perjalanan ke atas diteruskan dengan
berenang menyusuri tambang plastik dan sesekali menyusuri pinngiran sungai
dengan berpegangan pada dinding batu agar tidak terbawa arus air yang cukup
deras. Selesai menyusuri arus deras air sungai sampailah pada pos terakhir yang
merupakan area untuk terjun bebas dari ketinggian batu yang cukup menjulang
yang dulunya disebut “Cukang Taneh” . Terjun dari ketinggian sekitar 7 meter
dan mendarat di air yang dalam dengan permukaan aliranya deras sungguh
mengasyikan. Amaziiiiiiing….., Allahu Akbar……., tiada banyak kata yang bisa
mengungkapkan kejadian yang dialami dari momen tersebut.
Hampir 1 jam kami menikmati & bergumul dengan buaian
arus deras aliran sungai Cijulang, tiba saatnya untuk kembali ke pos
pemberhentian perahu dan selanjutnya kembali ke pangkalan. Campur aduk perasaan
ini, setelah melewati momen yang begitu mengesankan ditambahi bumbu pemandangan
yang …. Ehem….ehem…., karena ada turis asing lewat yang mempertontonkan tatto
kupu-kupunya……. (sensor)…..
Jam 16an rombongan kembali ke Pangandaran dengan
terlebih dahulu mampir ke pantai Batu Hiu, sambil melihat sun set yang agak
ketutup awan rombongan berfoto-foto diatas batu karang yang banyak berserakan
di bibir pantai Batu Hiu.
Perjalanan kembali ke penginapan terasa begitu cepat, karena
sudah pinginya merebahkan diri untuk beristirahat dan menyusun energi kembali
agar besok paginya fresh kembali. Ba’da shubuh kami langsung ke pantai timur
Pananjung, yang merupakan tempat permainan wahana air. Topografi pantainya yang
curam menjadikan ombak ditengahnya agak tenang & kami bisa berenang dengan
nyaman. Wahana permainan yang ada pingin kami jajal semua. Hanya saja setelah
tawar menawar dengan penyedia jasa akhirnya hanya 4 permainan yang bisa kami
rasakan. Ada Banana Boat, marbel, mar…., dan banana boat jumbo.
Sensasi baru
kembali kami rasakan di wahana air ini…., di banting di tengah lautan
berkali-kali tidak membuat kami jera, bahkan menjadi semakin tertantang………,
tapi waktulah yang akhirnya harus menghentikan keasyikan kami. Jam 10 kami
sudah harus cabut dari penginapan untuk kembali ke kampung asal, cimohaaaiii.
Jalur yang kami tempuh berbeda dengan waktu berangkat, kami mencoba menyusuri
jalur selatan disepanjang pantai selatan pulau jawa. Dan menerobos kelokan yang
tiada hentinya di sepanjang perjalanan dari Pamengpeuk hingga ke Cikajang.
Pangandaran ku……, Green Canyon ku………., Indonesia…..ku ,
Allah Maha Besar. Benar adanya Koes Plus dulu bikin syair lagu…. Yang diberi judul “Kolam Susu”
“Bukan lautan hanya kolam susu.
Kail dan jala mampu menghidupimu
Tiada topan tiada badai kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Kata orang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Bukan lautan hanya kolam susu”
Cimahi, senja temaram 3 Januari 2014.
Asto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar