Sabtu, 04 Januari 2014

Tour CSM de Pangandaran & Green Canyon 2013



Akhir tahun 2013 sebagai momen untuk me-“refresh” diri bagi segenap karyawan Cipta Sinergi, setelah 12 bulan beraktifitas dengan aneka problematika dunia industri. Melupakan sejenak rutinitas dunia kerja job shop manufaktur yang senantiasa tidak terlepas dengan karakter keberaneka ragaman produk dan delivery yang tidak bisa kompromi dengan keterlambatan.
Tanggal 25 Desember 2013 jam 22:00 rombongan sebanyak 33 orang berangkat dengan menggunakan 4 kendaraan minibus & 1 kendaraan pick up. Rute yang diamabil adalah Cimahi – Bandung – Malangbong – Rajapolah – Cikoneng – Ciamis – Banjar – Pangandaraan. Setelah menempuh perjalanan selama 6 jam tibalah rombongan di Pangandaran, sebelumnya berhenti sebentar untuk menunaikan shalat shubuh di POM Bensin sebelum gerbang pantai Pangandaran. Shubuh masih belum banyak berlalu rombongan memasuki area pantai barat Panandjung. Deburan suara ombak diikuti dengan hembusan angin laut menyebarkan hawa dingin membuat jemari kaki gatal untuk segera menginjak injak pasir pantai yang putih mulus bak kulit bidadari dari kahyangan.
Masipnya dunia materialisme yang sudah kadung menjalar ke semua wilayah dan strata kehidupan modern ini, belum juga rombongan turun dari mobil sudah dikejar-kejar para pemburu rejeki yang menawarkan jasa untuk menyeberangkan rombongan ke pantai pasir putih & cagar alam pantai barat Panandjung. Adu argumentasi dan adu jurus tawar menawar berlangsung dengan sengit antara pihak pemberi jasa dengan rombongan CSM yang diwakili oleh Bapak Bakti Ramdani. Akhirnya dicapai kesepakatan biaya yang harus dikeluarkan Rp. 75.000,- per perahu dengan kapasitas 6 s/d 10 orang per perahu.

Karena suasana pantai yang masih sepi, dan gelora ombak yang masih kecil di bibir pantai, rombongan langsung melesat ke tengah hamparan laut……, birunya laut dan tenangnya gelombang menarik rombongan untuk menceburkan diri ke dalam air. Byuuuurrrrrrr……., byuuurrr……., satu persatu beberapa orang menceburkan diri, dengan mengandalkan rompi pelampung dan kemampuan berenang yang seadanya. Puas berenang ditengah laut kemudian rombongan dibawa perahu ke ujung cagar alam dengan melintasi beberapa ombak tinggi yang sudah mulai menggulung. Selepas dari tengah lautan perahu mulai menepi menuju pinggir pantai, air bening dan hamparan pasir putih seolah menguakkan tabir misteri keindahan sang dewi kahyangan yang berjemur disepanjang kawasan cagar alam. Rombongan mulai menyebar mencari momen terindah untuk masing-masing orang agar bisa menjadi kenangan di kemudian hari.

Sekitar jam 9-an rombongan ditarik kembali dengan perahu untuk bersiap-siap masuk ke penginapan sekaligus istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Green Canyon. Waktu yang ada benar-benar dimanfaatkan untuk bertistirahat, khususnya para driver yang semalaman tidak tidur karena tugasnya untuk senatiasa melek diatas kemudi hingga rombongan sampai dengan selamat di Pangandaran.
Usai shalat dhuhur dan makan siang seadanya……, mie gelas dll….., rombongan meneruskan perjalanan ke Green Canyon yang lamanya perjalanan akan ditempuh sekitar 1,5 jam. Beberapa ruas jalan yang sudah bagus, enak untuk dilewati dengan kecepatan rata2  60 km/jam. Tapi ada beberapa ruas jalan yang agak parah untuk dilalui kendaraan roda 4. Sepanjang kurang lebih 6 km kendaraan hanya bisa berjalan dengan merayap karena banyaknya lubang-lubang disepanjang ruasnya. Sedikit hambatan di jalan karena kondisi yang kurang mulus tidak menjadi masalah karena kerinduan yang mendalam akan suasana Green Canyon yang selama ini tahu & lihat dari informasi “mbah Google”.

Sesampai di Green Canyon pengunjung sudah mengantai kata orang sunda mah…., Beli tiket untuk rombongan dengan harga sewa Rp. 125.000,- per perahu dengan kapasitas 5 – 6 orang. Untuk mengantri masing-masing rombongan mendapatkan kartu antrian yang akan dipanggil sesuai dengan no. urut.  Rombongan kami mendapatkan no 399 s/d 403. Tiba giliranya rombongan kami dipanggil melalui megapone, satu persatu kami menaiki perahu. Mesin perahu mulai dihidupkan & dengan cekatan pak “sopir” memegang kemudi dan menekan gas sehingga perahu melaju. Di samping pa “Sopir” di setiap perahu disertai 1 orang resque, yang duduk di ujung perahu yang senantiasa siap siaga untuk melakukan pertolongan apabila ada kejadian yang membahayakan.
Riak air sungai yang kelihatan tenang dan warna air yang agak kuning kehijau-hijauan dengan disepanjang sisinya dipenuhi vegatasi tanaman membuat pemandangan cukup mengesankan. Sepanjang aliran sungai Cijulang tersebut lalu lalang perahu yang sarat dengan penumpang baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing menjadikan suasana semakin hidup. Tidak terasa perahu sudah sampai pada terminal terakhir di ujung green canyon, bagi yang suka uji nyali ini lah saatnya untuk menunjukkan diri. Perjalanan ke atas diteruskan dengan berenang menyusuri tambang plastik dan sesekali menyusuri pinngiran sungai dengan berpegangan pada dinding batu agar tidak terbawa arus air yang cukup deras. Selesai menyusuri arus deras air sungai sampailah pada pos terakhir yang merupakan area untuk terjun bebas dari ketinggian batu yang cukup menjulang yang dulunya disebut “Cukang Taneh” . Terjun dari ketinggian sekitar 7 meter dan mendarat di air yang dalam dengan permukaan aliranya deras sungguh mengasyikan. Amaziiiiiiing….., Allahu Akbar……., tiada banyak kata yang bisa mengungkapkan kejadian yang dialami dari momen tersebut.
Hampir 1 jam kami menikmati & bergumul dengan buaian arus deras aliran sungai Cijulang, tiba saatnya untuk kembali ke pos pemberhentian perahu dan selanjutnya kembali ke pangkalan. Campur aduk perasaan ini, setelah melewati momen yang begitu mengesankan ditambahi bumbu pemandangan yang …. Ehem….ehem…., karena ada turis asing lewat yang mempertontonkan tatto kupu-kupunya……. (sensor)…..
 Jam 16an rombongan kembali ke Pangandaran dengan terlebih dahulu mampir ke pantai Batu Hiu, sambil melihat sun set yang agak ketutup awan rombongan berfoto-foto diatas batu karang yang banyak berserakan di bibir pantai Batu Hiu.
Perjalanan kembali ke penginapan terasa begitu cepat, karena sudah pinginya merebahkan diri untuk beristirahat dan menyusun energi kembali agar besok paginya fresh kembali. Ba’da shubuh kami langsung ke pantai timur Pananjung, yang merupakan tempat permainan wahana air. Topografi pantainya yang curam menjadikan ombak ditengahnya agak tenang & kami bisa berenang dengan nyaman. Wahana permainan yang ada pingin kami jajal semua. Hanya saja setelah tawar menawar dengan penyedia jasa akhirnya hanya 4 permainan yang bisa kami rasakan. Ada Banana Boat, marbel, mar…., dan banana boat jumbo.

 Sensasi baru kembali kami rasakan di wahana air ini…., di banting di tengah lautan berkali-kali tidak membuat kami jera, bahkan menjadi semakin tertantang………, tapi waktulah yang akhirnya harus menghentikan keasyikan kami. Jam 10 kami sudah harus cabut dari penginapan untuk kembali ke kampung asal, cimohaaaiii. Jalur yang kami tempuh berbeda dengan waktu berangkat, kami mencoba menyusuri jalur selatan disepanjang pantai selatan pulau jawa. Dan menerobos kelokan yang tiada hentinya di sepanjang perjalanan dari Pamengpeuk hingga ke Cikajang.

Pangandaran ku……, Green Canyon ku………., Indonesia…..ku , Allah Maha Besar. Benar adanya Koes Plus dulu bikin syair lagu….  Yang diberi judul “Kolam Susu”
“Bukan lautan hanya kolam susu.
Kail dan jala mampu menghidupimu
Tiada topan tiada badai kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Kata orang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Bukan lautan hanya kolam susu”

Cimahi, senja temaram 3 Januari 2014.
Asto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NOMOR 2

Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...