Kamis, 17 Desember 2015

LANGKAH KUDA JOKOWI

Kompas.com


Sekali lagi Presiden menunjukkan bahwa ia pemain catur yang lihai.
Gerakannya mendorong kasus Setnov ke MKD lebih dahulu daripada hukum, menuai hasil. Bukan karena ia percaya pada MKD, tetapi karena ia ingin membuka kasus itu lebih luas ke masyarakat.
Bisa dibilang inilah wujud pengadilan jalanan dr rakyat. Sanksi sosial dari masyarakat melalui netizen membuat banyak pihak di DPR mau tidak mau harus berdiri untuk ‪#‎Save DPR. Mereka tergerak untuk menyelamatkan DPR bukan karena mereka benar-benar ingin DPR selamat, tetapi untuk mencari muka kepada rakyat. Mereka tidak ingin dianggap menghianati rakyat, karena harganya bisa sangat mahal berkaitan dengan perolehan suara partai dalam pemilu-pemilu kedepannya.
Dengan hanya menggerakkan satu bidak saja, pakde sudah membuat mereka saling memakan. Setnov jatuh atau kalian yang malu, begitu pilihannya. DPR seperti makan buah simalakama, gak dimakan ibas mati, dimakan nassar yang mati.
Dan benar saja, tekanan yang kuat membuat para anggota DPR, baik yg tergabung di MKD maupun bukan, membuat mereka terbelah dan saling bertarung. Para pimpinan partai terus menekan anggotanya untuk berbuat sesuatu disana. Setya Novanto yg terkenal licin itu dihadapkan dengan sesama serigala lainnya.
Bisa dibayangkan berapa rupiah yg harus ia tebar untuk mengamankan posisinya. Karena itulah ia masih saja percaya diri bahwa ia akan lolos pada detik-detik terakhir, karena menurutnya semua masih bisa dibeli. Yang ia tidak antisipasi ada yang tidak bisa dia beli, yaitu keinginan kuat partai2 untuk menyelamatkan diri.
Lihatlah, bahkan Gerindra saja sampai harus bermain di dua kaki. Satu kaki membela Setnov mati2an, satu kaki lagi dimainkan Desmond J Mahesa dgn terus mengkritik Setnov seakan2 mengabaikan perintah bos besarnya. Mereka bingung harus melakukan apa sebenarnya.
Dengan mundurnya Setnov dari Ketua apakah kasus ini selesai ? Ya, belum. Tapi itu sudah bukan urusan Presiden lagi, sudah bukan urusan politik. Biarkan Kejagung menyelesaikan tugasnya di ranah hukum. Permainan catur Presiden kepada Setnov sudah selesai. Setnov membereskan papan catur yg berserakan dengan tubuh dipenuhi ter dan bulu, kayak pemain poker yg ketahuan menipu di komik Lucky Luke.
Urusan Riza Chalid juga sudah bukan urusan Presiden, karena ia bukan pejabat pemerintah. Dan sudah tidak penting lagi, karena Riza sedang sibuk sembunyi. Mungkin ia sekarang sedang menyamar sebagai blangkon atau sepato bot, karena diburu2 polisi.
Poin pentingnya disini, Presiden sudah berhasil mengubrak abrik posisi mereka yang berpotensi makar kepada dirinya karena memegang kekuasaan dan uang yg berlimpah.
Selagi Setnov sedang diarak ter dan bulu, Presiden merayakannya dengan ketawa2 bersama Jolly Jumper dan para komedian di istana. Sungguh menghinakan.
Inilah langkah2 kuda yang mematikan yang sulit diprediksi bagaimana dia menyerang, karena ketika kuda bergerak dia tidak mempunyai penghalang. Ia bisa melompati semua bidak dan melakukan gerak mengunci semua sisi.
Setya Novanto benar2 kena batunya kali ini. Ia yang terkenal sangat licin dan sulit tersentuh, harus mengakui dengan kepala tertunduk bahwa ia kalah kali ini. Lihat saja wawancaranya di tv-one tadi malam, suaranya serak dan lelah dan matanya terlihat sedikit berkaca2.
Tapi ia pasti tidak menyerah. Ia akan masuk ke kamar mandi dan berkaca sambil menggeretakkan geraham lalu membentur2kan kepalanya sambil menggeram, "Dia lagi.. Dia lagiiii... Awassss ya kamu. Iya, kamu. Kamu akan ku... " sambil menangkup jari2 tangannya seakan2 sedang meremas sesuatu.
dennysiregar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NOMOR 2

Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...