Kitab Suci Qur’an bermula dengan nama Allah
Maka menjelmalah firdaus di atas tanah tumpah darah.
Ia bukanlah hal baru untuk ditulis dan dikatakan,
Sebab nama Allah menjadi tempat berlindung mereka yang terpingggirkan
Dan yang terancam oleh yang kuat semenjak Allah menetapkan wewenang.
Terdapat duabelas sarana dan jalan dalam sang Kitab Kebajikan,
Alkitab, demi nama Allah yang mereka gunakan.
Untuk melayani segala sesuatu di bawah sinar matahari. (Ulangan 18:5,7; 21:5)*
Demikanlah sabda Ali ialah pelayanan keimaman
Di muka bumi dan selamanya dengan kesetiaan.
Jalan kedua betapa nama Allah muncul
Yaitu dalam kata-kata tanpa dusta dan rasa takut
Dalam nama Allah firman-Nya dalam nubuat. (Ulangan 18:22; Raja-raja 22:16; 1 Tawarikh 21:19; 2 Tawarikh 18:15; 33:18; Yeremia 11.21; 26:9,16,20; 44:16; Zakaria 13:3; Yakobus 5:10)
Maka warkah Hasan yaitu dialah yang berkata
Nubuat tersebut dengan nyaring dalam nyanyian dan genta.
JJalan ketiga akan datang dengan nama Gusti Pangeran,
Dan betapa ia akan dibicarakan hanya karena kemasyhuran
Untuk Daud karena penyelamatannya terhadap gugatan (1Samuel 17:45; Mazmur 118:26)
Dan terhada al-Masih yang tiada sedikitpun dengan kecacatan
Putra Daud memancar bagaikan sinaran. (Matius 21:9; 23:9; Markus 11:9,10; Lukas 13:35; 19:38; Yohanes 12:13)
Maka bait pertama dari Kitab Suci Qur’an
Menunjukkan ingatan akan Daud yang belum diputuskan
Dan mengenali al-Masih pada permulaan.
Warkah dari Hussain, oh Hussain-ku yang rupawan,
Menyingkap tibanya al-Masih dalam penderitaan
Dan di dataran sungai melakukan pengorbanan.
Jalan keempat adalah dengan nama Tuhan maka terpaut
Pada sumpah dalam kumpulan perjanjian Daud
Dan Yahya, tentang hukum cinta yang melepas taut (1 Samuel 20:42). (1 Samuel 20:42)
Maka ketaatan cinta dalam damai adalah jalan Ali
Yang juga menyanyi Mazmur-nya pada Tuhan dengan sepenuh hati.
Jalan kelima dengan nama Tuhan kutemukan
Dalam rahmat-Nya, yang juga serupa dengan
Raja Daud saat membuat yang lain meletakkan jabatan (1 Samuel 6:18; 1 Tawarikh 16:2; Mazmur 129:8)
Maka Muhammad alBaqir mengambil alih kewenangan jua
Untuk merahmati setiap orang dengan nama Allah saja
Jalan keenam dengan nama Tuhan tersingkapkan
Altar yang dibangun Ilyas untuk mendentangkan
Gemuruh dan hujan dengan nama Tuhan
Untuk mengairi dan menyegarkan tanah air nan kekeringan (1 Raja-raja 18:32)
Demikianlah kimiawi Ja’far As-Sodiq membangkitkan jua
Menyingkap hukum, memperbaharui demi umat manusia
Jalan ketujuh dengan nama Tuhan yaitu kutukan
Yang dibawa nabi Ilyasa (Elisha), tanpa bimbingan
Kepada empat puluh pemuda yang mencerca kepalanya
Dan menodai nama Tuhan sedemikian rupa. (2 Raja-raja 2:24)
Pesan Al-Kazim berjalan melampaui jurang
Pemberkatan Daud bagi kutukan nan malang.
Jalan kedelapan dari nama Tuhan bahkan begitu menghampiri:
Kehancuran bagi yang jahat yang menampilkan diri.
Semua bangsa akan binasa tunduk menuruti Daud tiada terperi,
Sebelum kedigdayaan puteranya serta yang disayangi
Dengan nama Tuhan, menimpa dengan bati dan geligi (Mazmur 118:10,11,12)
Maka Ali Ridho (Ali Reza) menghancurkan demikian rupa
Pakta Kekaisaran Abbasiyyah yang bergelimang dusta
Jalan kesembilan dengan nama Allah yakni pertolongan KeIllahian
Yang datang dengan kekuatan dari Yang Esa maka terciptakan
Baik Surga maupun Bumi dengan mengatur mereka dalam perarakan (Mazmur 124:8)
Maka Imam Taqi adalah dia yang tetap menopang
Dengan pertolongan Allah ketika jalan terbentang.
Jalan kesepuluh dengan nama Tuhan ialah dengan sederhana mengimani
Di dalamnya hati manusia pada debu berduli
Bagi mereka yang takut Tuhan, mematuhi perkataan
Hamba Tuhan yang dikirim untuk memberi suatu pilihan,
Yang membimbing melalui lembah kegelapan untuk kebahagiaan. (Yesaya 50:10)
Maka juga mereka yang menderita dan miskin dimenangkan
Dengan meyakini nama Tuhan di atas bukit maupun kaki pegunungan. (Zephaniah 3:12)
Maka Imam Naqi, tanpa ketamakan atau birahi,
Mengajarkan jiwa meletakkan dirinya dalam Tuhan untuk mengimani.
Jalan kesebelas dengan nama Tuhan ialah untuk terus berjalan
Apapun yang orang kafir perbuat serta katakan
Maka Tuhan akan selamanya menjadi Tuhan kita
Serta membimbing dengan cinta dan cahaya di bawah wewenang-Nya (Mikah 4:5)
Imam al-Askari ialah pedang Ali
Menetapkan jalan yang mesti ditempuh dan akhirnya memenangi.
Jalan kedua dengan nama Allah yaitu untuk menerima
Minyak yang mengurapi demi mereka
Yang menderita sakit saat tersadar mereka
Akan kesukaran di dunia juga dilimpahi harapan dan pencarian . (Yakobus 5:14)
Maka Imam Mahdi, baginda memimpin dan melindungi
Dengan rahasia bagi mereka nan murni yang bersembayang dan meratapi,
Ialah balsem yang mujarab baik siang malam hari
Sampai terbitnya cahaya pengadilan hakiki.
Duabelas kegiatan dijalani dengan nama Tuhan
Melalui keseleruhan Alkitab telah dinubuat kemasyhuran
Akan duabelas imam yang membangun dengan keteguhan
Firman Tuhan yang menentang kehancuran
Iman yang dibina demi menindas jiwa
Kuberdoa agar Tuhan membimbingku ke jalan yang taat setia
(Thomas McElwain, “The Beloved and I”, New Jubilees Version, Vol. 5)
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ وعَجِّلْ فَرَجَهُمْ
Perjalananku mengenal 12 Imam adalah perjalanan paling berliku dalam kehidupan imanku. Pada waktu SMP aku telah mengenal dengan begitu akrab Ibunda Fatimah Az-Zahra. Tetapi, aku belum benar-benar mengerti sejarah terpenggalnya Imam Husein sehingga beliau mati syahid. Aku yakin Tuhan-lah yang telah mengatur dengan baik saat aku terpanggil oleh bisikan-Nya saat memilih menulis sejarah hidup Ibunda Fatimah Az-Zahra sebagai tugas akhir untuk mata pelajaran agama Islam.
Pada waktu duduk di bangku SMA aku telah tertarik oleh buku-buku karangan Syahid Murtadha Muthahari, yang dalam bahasa Arab – kurasa bukanlah suatu kebetulan – namanya dengan nama kakekku juga dari kata yang sama.
Pada waktu duduk di bangku kuliah S1, aku terpikat dengan Hari Asyura, dan bagiku tidak pernah ada pengalaman yang membuatku “kecanduan” seperti pengalaman ber-Asyura, yaitu mendengar maqtal dan kisah Imam Husein beserta keluarganya. Aku telah mengikuti berbagai macam jenis pengajian, liqa, lingkaran, dan sebagainya, baik NII, HTI, kalangan tarbiyah akhwat/ikhwan yang banyak kemudian aktif di PKS, manhaj salafi, kajian liberal, pengajian ala tradisional NU, dan terutama karena aku terlahir dan dibesarkan dalam keluarga Muhammadiyah, maka aku sampai hari ini juga merasa sangat nyaman dalam pengajian-pengajian di lingkungan Muhammadiyah.
Akan tetapi pengalaman berhari Asyura itu merupakan pengalaman yang sering saya rindukan. Sampai akhirnya saya melanjutkan kuliah s2 di institusi tempat kami dapat lebih mengenal dekat tentang Jalan 12 Imam.
Tuhan telah mengatur jodoh persahabatan saya dengan banyak saudara baru di kampus saya ini, terutama dengan seorang muryid dari suatu tarekat Sunni yang amat mencintai ahlulbayt, dan darinya saya akhirnya mengimani Jalan 12 Imam sebagai Jalan Tauhid sejati. Sayang sekali saya tidak dapat menyebut namanya di sini, kendati ingin, karena saya ingin sekali berterimakasih kepada-nya.
Bentuk-bentuk dari Jalan 12 Imam ada begitu banyak, dan saya mempelajari setiap dari bentuk yang terbentang, yang mana yang paling sesuai dengan panggilan hati saya. Seperti mursyid tersebut, yang mana ia memilih Jalan 12 Imam yang tak lazim. Hati saya bagaimana pun telah mantap pada Jalan 12 Imam dan tidak terombang-ambing antara mana yang paling benar dan atau yang mana yang salah – hanya percaya siapa saja yang mengikuti Jalan 12 Imam semuanya adalah saudara dalam iman, dan hanya merasa bahwa bentuk yang dipilih itu karena jodoh dan karakter yang berbeda-beda.
Dan di sinilah pencarian saya tidaklah berhenti sebab peta di Jalan 12 Imam memerlukan pemandu yang dapat mengerti kecenderungan bagi yang menempuh jalan-nya.
Walaupun demikian, Jalan 12 Imam adalah jalan yang saya telah dijodohkan ke dalamnya, dan blog ini akhirnya saya dedikasikan untuk memberikan gambaran tentang Jalan 12 Imam ini dalam berbagai rupa dan warnanya. Kebanyakan orang mungkin akan memberi hujjah atau bukti-bukti teologis dan sejarah tentang lurusnya Jalan 12 Imam ini. Tetapi, di sini biarlah semua perdebatan berakhir. Saya menempuh Jalan ini dengan kesadaran sendiri dan dengan kehendak Tuhan juga. Saya tidak pernah memilih untuk sampai di Jalan ini. Takdir dengan begitu saja menarik saya dengan kuatnya ke dalam Jalan ini di mana saya sama sekali tidak dapat menyangkal dan membantah, bahkan kendati begitu banyak pertanyaan di awal jalan muncul dan mengemuka. Tuhan selalu menjawab dengan kata-kata-Nya sendiri atau melalui perantaraan hamba-hamba-Nya.
Katanya, ada begitu banyak Jalan menuju Tuhan. Tidak, kata seorang mursyid. Tidak ada Jalan selain kepada Tuhan. Tetapi, tentunya Jalan mana-kah yang lebih lurus, indah, dan membahagiakan? Sebenarnya itu-lah Jalan saat saya membiarkan Tuhan yang memilihkan untuk saya, membiarkan Dia-lah yang menetapkannya bagi saya. Dan demikian-lah, saya ikhlas-kan Tuhan memilihkan Jalan 12 Imam ini untuk saya tempuh, di sini saya harus berjalan dengan segala onak dan durinya, kelokan dan batu kerikilnya, debu dan hujannya, airmata dan deritanya, bahagia dan rahasianya.
1. Imam Ali bin Abi Thalib (as) : [599-661 M] 2. Imam Hasan al-Mujtaba (as): [625-669 M] 3. Imam Husein asy-Syahid (as): [626-680 M] 4. Imam Ali Zainal Abidin (as): [658-713 M] 5. Imam Muhammad al-Baqir (as): [676-743 M] 6. Imam Ja’far as-Shadiq (as): [702-765 M] 7. Imam Musa al-Kazim (as): [746-799 M] 8. Imam Ali Ridho/Ali Reza (as) : [765-818 M] 9. Imam Muhammad al-Jawad at-Taqi (as): [811-835 M] 10. Imam Ali al-Hadi al-Naqi (as): [828-868 M] 11. Imam Hasan al-Askari (as): [846-874 M] 12. Imam Muhammad al-Mahdi (as): [868 M- sekarang] Hatiku baik dan terang dengan cinta Haydar Di samping Haydar, al-Hasan adalah Pemandu dan Pemimpin kami Debu di bawah sepatu al-Husain adalah pahit perih bagi mataku al-Abidin, Sang ornamen bagi semua pengikut bagaikan mahkota di atas kepalaku Baqir adalah cahaya kedua mataku Agama Ja’far adalah sejati dan jalan Musa adalah benar O, para pengikut setia: dengarlah aku memuja Raja dari segala Raja siapa yang terkubur di Khurasan, ar-Ridho sebiji partikel dari debu di makamnya adalah pengobat semua penderitaan Pemimpin bagi semua orang mukmin adalah al-Taqi, o kaum Muslim terkasih, Jika kau mencintai al-Naqi daripada orang-orang lain, kau telah melakukan hal yang patut dan benar al-Askari adalah cahaya mata bagi Adam dan seluruh dunia Di mana dapat dijumpai, di dunia ini, pemimpin yang memerintah sebagaimana al-Mahdi?* *Diterjemahkan dari: (http://www.bektashiorder.com/the-twelve-imams) Ini-lah Jalan yang bercabang dua Sejak zaman Yesus; sejak zaman Muhammad Setelah itu, sejak zaman Ali pula Bercabang dan bercabang banyak Dari pangkal yang Satu ke ujung yang Satu Tetapi, Jalan manakah yang Lurus, Tiada gelap, begitu jauh dari yang Satu Sebab aku yang memutuskan, bukan AKU? Ini-lah Ali, kekasih-KU yang namanya Telah disebut Musa saat berseru kepada Firaun Domba KU-gembalakan dan rela berkorban Telah lenyap aku dan hilang sama sekali aku Ali adalah Singa Allah yang membawa pedang-KU Yang mengorbankan diri dengan pedang-KU Dan itu-lah Ali imam pertama-mu Ini-lah Hasan, kekasih-KU yang menyanggupi Segala perintah-KU walau hak dirampas Oleh para aku dan akhirnya diracun juga Dan itu-lah Hasan imam kedua-mu Ini-lah Husein, kekasih-KU, putera-KU, Yang KU-sebut namanya dalam Kitab Yeremia, Di Sungai Eufrat KU-terima pengorbanannya Karena telah hilang segala aku walau para aku Memburu dan hendak membantai, lihat-lah Imam ketiga-mu yang diarak kepalanya oleh Yazid beserta keluarga dan umatnya yang celaka Dan sekarang ratapan serta airmata-mu semoga Termasuk air yang membasuh dahaga para syahid Dan yang menangis dalam kezaliman Yazid terkutuk Itu-lah imam ke-empatmu yang syahid nan hidup abadi Ini-lah Ali Zainal Abidin yang selamat Sebab itu-lah kehendak-KU untuk membuktikan Janji-KU akan KU-genapi walau tak masuk akal bagi-mu Itu-lah imam ketiga-mu yang sabar dan suka bersujud Ini-lah Muhammad al-Baqir yang mulia Yang mempersiapkan Jalan dengan gemilang Itu-lah imam kelima-mu yang dermawan Ini-lah Ja’far as-Shadiq yang cerdas luarbiasa Yang mengajarkan rahasia kimia dan fisika Kepada mereka yang berdiam di laboratorium Dan yang mengajarkan cara Rasulullah Sembahyang dan berpuasa dan beribadah Itu-lah imam ke-enammu yang agung Ini-lah Musa al-Kazim yang rupawan Yang setia kepada kehendak-KU dan Siapa yang tidak akan terlihat jua Itu-lah imam ketujuh-mu yang dikhianati Dan ini-lah Imam Ali Reza Yang menjadi tonggak mekarnya Jalan kami Dari bumi Persia tersebarlah wanginya Jalan Tauhid nan Sejati yang ternubuat Di setiap Kitab Suci Itu-lah imam kedelapan-mu yang dimakamkan di Khurasan Ini-lah Imam al-Taqi sang penerus Jalan Tauhid sejati yang rela terkubur begitu muda Itu-lah imam kesembilan-mu yang setia di Jalan para nabi Maka, ini-lah Imam al-Naqi yang bijaksana Yang mengatur dengan sempurna apa yang Diperintahkan AKU bagi Kerajaan yang akan datang Itu-lah imam kesepuluh-mu yang layak diteladani Ini-lah Imam al-Ashkari yang menjadi laskar cinta Bagi AKU dan hanya untuk AKU dalam kehidupan Yang singkat, pengasingan, dan nyaris tiada harapan Yang KU-anugrahi bidadari dari firman-KU dalam Kitab Wahyu Puteri terbaik dari Putera-KU Ishak, kemenakan Tercantik dari Putera-KU Yesus Sebab dari rahim-nya akan KU-genapi janji-KU Dan itu-lah imam-mu yang kesebelas yang selalu bahagia Maka ini-lah Muhammad al-Mahdi Yang kautunggu-tunggu Yang kauberdoa selalu memanggil namanya Dengan nama-KU supaya kusegerakan ia kembali Ke duniamu yang carut marut nan kacau balau Telah KU-ghaibkan ia tiada lama sesudah lahir Sebab AKU menguji dan mencobaimu Apakah kamu akan memusnahkan setiap aku dalam dirimu Dan yakin sepenuh hati kepada-KU? Percayakah engkau kepada setiap Janji-KU Dari sejak Taurat, kemudian Zabur/Mazmur, kemudian Injil sampai ke Al-Quran? Itu-lah Imam al-Mahdi, imam ke-12 Sebut-lah namanya bilamana engkau percaya pada-KU Pada janji-KU Akan segala kebahagiaan abadi dalam Bahtera-KU Umat-KU Kerajaan-KU Ya Mahdi! Ya Mahdi! Asholatu wassalamu alaika Ya Hujjatullah Shohibazzamanil Imam Mahdi Al Muntadzar Ajjalahu Farojaka wa sahhal mahroja’ http://duniachenchen.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar