APA DAN BAGAIMANA JUZ
Membahas serta mempelajari sifat atau karakter manusia memang mengasyikan & tidak ada habisnya. Upaya manusia mengenal dirinya sudah dimulai sejak ribuan tahun silam. Dimulai dari bangsa China kira-kira tahun 2000 SM. Mereka sudah mengenal perwatakan manusia yang disimbolisasikan pada binatang, atau dengan istilah Shio.
Eropa pun tak mau ketinggalan ia mempelajari kedudukan & posisi bintang, ditemukan oleh Galileo Galilei.
Shio dan Horoskop atau Zodiak bukan merupakan barang baru dan banyak disukai orang. Al Qur’an bisa menjadi rujukan untuk mengenal dan mempelajari karakter manusia. Hal ini sangatlah dimaklumi, mengingat banyaknya metode dan bidang ilmu untuk mempelajari dan mendalami Al Qur’an.
Juz merupakan fitrah manusia yang tak bisa ditawar, memilih atau merubah Juz kita menjadi Juz tertentu. Dengan kata lain Juz bukan cocok atau tidaknya dengan seseorang.
Juz adalah variabel Al Qur’an yang terbesar yang memuat semua variabel diatas, memang riwayatnya Juz dibuat dalam rangka mempermudah pengelompokan dalam membaca Al Qur’an yang angka-nya disesuaikan dengan jumlah hari dalam bulan Ramadhan (ikmal) terkait dengan budaya tadarus dalam bulan tersebut. Tapi dibalik itu temyata ada hikmah (rahasia) keilmuan yang telah terbukti secara empiris.
31 + 5 + 11 + 29 = 76 (Alif lam + Jim + Za + Hamzah ) = 76
Dikorelasikan ke surah 76 Al-Qur’an adalah Ad Dahri atau Al Insan yang artinya Manusia. Inilah rumus dasar mengapa manusia memiliki Juz dalam Al-Qur’an
|
Al-Qur’an Menjelaskan Segala Sesuatu.
Difirmankan dalam Q S.An Nahl (16) : 89.
“….. dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.
Dalam Al-Qur’an diberikan kemudahan, seperti dijelaskan QS. AI Muzzammil (73) : 20
“. .. Maka bacalah (bagian mana saja) dan Al’qur’an yang mudah bagimu…”.
Allah memerintahkan manusia untuk mengkaji dan memahami isinya, seperti dijelaskan pada QS.Al-Qomar (54) : 17
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan AI-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”.
Kemudian diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Wajarlah jika Nabi Muhammad SAW dalam khutbahnya mengatakan bahwa kita umatnya tidak akan tersesat apabila berpegang teguh (mengamalkan) 2 hal, salah satunya adalah Al-Qur’an.
Dalam mempelajari Al-Qur’an dan mengetahui metodologi, diperlukan ilmu khusus yang kesemuanya terangkum dalam induk Ulumul Qur’an (ilmu-ilmu Al-Qur’an). Adapun kajian khusus salah satunya cabang ilmu-ilmu Al-Quran yaitu ilmu Munasabah, yaitu mempelajari hubungan ayat satu dengan ayat dalam satu surah atau surah lainnya. Munasabah surah dengan surah, munasabah ayat dengan surah, awal surah dengan akhir surah pada surah yang sama atau surah yang lain yang semuanya mengacu pada kajian verbal.
Komponen Al-Qur’an
Kalau kita amati dan kaji secara mendalam yang mengacu standar format struktur Al-Qur’an merujuk pada format Al-Qur’an 18 baris, cetakan PT. TAJ COMPANY KARACHI PAKISTAN, bahwa setiap variabel dalam Al-Qur’an mempunyai korelasi (hubungan) yang tidak dapat dipisahkan.
MANZIL | : 7 |
JUZ | : 30 |
SURAH | : 114 |
AYAT | : 6236 |
HALAMAN | : 484 (DARI HAL 2 S/D 485) |
TAINDA RUKU (‘AIN) | : 558 |
HALAMAN PER-JUZ | : 16 (Kecuali Juz 1 = 14 Hal & Juz 30 = 21 hal) |
HURUF | : 32 (31 = ﺍﻞ, DAN 32 = ﺓ ) |
ANGKA | : 1 – 9 Dan 0 |
Hal ini sering menjadi pertanyaan banyak orang yang ingrn mengetahui apa dan bagaimana cara menemukan juz diri. Perlu diperhatikan tingkat kepekaan manusia berbeda-beda. Bukan berarti bila kita membaca juz tetapi tidak merasakan efek tertentu dalam tubuh, lantas kita berkesimpulan bahwa cara membaca kita salah atau juz yang dibaca bukan merupakan juz kita.
https://darulqohar.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar