Mungkin sementara pembaca sudah melihat Grafik Lafadz Allah yang menjadi foto profil Numerik Al Quran. Perlu diketahui, sebenarnya pembentukan grafik tersebut bersumber dari sistematika penempatan lafadz Basmalah pada Al Quran Mushaf Ustmani Format 18 Baris, yang di jabarkan dalam bentuk grafik sederhana, yaitu grafik batang (bar chart).
Untuk penjelasan sistematika pembentukan grafik tersebut, akan kami sampaikan penjabarannya sebagai berikut :
Landasan Sistematika Posisi Basmalah
Sebagai titik tolak, pertama diambil 2 buah surat di Al Quran format 18 baris yang memiliki kriteria : 1 surat terletak dalam 1 halaman saja. Berarti dalam 1 halaman tersebut hanya terdapat 1 basmalah dan 1 surat saja (suratnya tidak terpecah atau terbagi ke halaman lainnya).
Ke 2 surat tersebut adalah :
- 1 Al Fatihah yang terletak pada halaman ke 2 Al Quran dan
- 89 Al Fajr yang terletak pada halaman ke 475.
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :
Selanjutnya diantara ke 2 surat tersebut, yaitu dari halaman ke 3 sampai dengan halam 474 (ada 87 surat) akan dipilah perkelompok sesuai posisi basmalah pada masing-masing surat. Sitematika pemilahannya adalah :
- Dengan mengelompokkan surat yang di awali dengan basmalah (termasuk judul suratnya) pada baris pertama dan ditutup sampai ditemukannya akhir surat dimana ayat terakhirnya terletak pada baris ke 18. Sehingga surat selanjutnya akan kembali di awali oleh basmalah dan judul surat dengan posisi pada baris pertama.
Kelompok pertama
Pada bagian ini hanya terdiri dari 1 surat yaitu Qs. Al Faatihah karena surat ini diawali oleh basmalah dan judul surat yang hanya terdapat pada 1 halaman saja.
Kelompok Ke 2
- Pengelompokkan surat dimulai dari Qs. 2 Al Baqarah yang diawali basmalah dan judul suratnya pada baris pertama.
- Ketika Qs. 2 Al Baqarah bertemu dengan Qs. 3 Ali ‘Imran, Basmalah dan judulnya Qs. 3 Ali ‘Imran tidak berada pada baris pertama, sehingga masih diteruskan kepada Qs. 4 An Nisaa’ yang juga tidak di awali oleh basmalah dan judul suratnya diawal baris halaman. Selanjutnya begitu pula dengan Qs. 5 Al Maidah pun tidak diawali basmalah dan judul surat di baris pertamanya. Namun pada akhir surat ini yang jatuh pada ayat ke 120, tepat berada pada baris ke 18 (baris terakhir).
- Berarti dalam pengelompokan tahap pertama ini selesai sampai dengan Qs. 5 Al Maidah. Sehingga pada kelompok ini terdapat 4 buah surat yaitu Qs. 2 Albaqarah. s.d. Qs. 5 Al Maidah.
Kelompok ke 3
- Pengelompokkan ke 3 dimulai dari Qs. 6 Al ‘An’aam.
- Ketika bertemu Qs. 7 Al A’raaf, basmalah dan judul suratnya tidak berada pada posisi baris pertama.
- Akhir dari Qs. 7 Al A’raaf yaitu ayat ke 206, tepat berada pada baris ke 18 (baris terakhir). Berarti pengelompokan tahap pertama ini selesai sampai dengan Qs. 7 Al A’raaf.
- Dan pada kelompok ini terdapat 2 buah surat yaitu Qs. 6 Al An’aam dan Qs. 7 Al A’raaf.
Kelompok 4
- Pengelompokkan ke 4 dimulai dari Qs. 8 Al ‘An Faal.
- Ketika bertemu Qs. 9 At Taubah yang tidak diawali oleh basmalah, namun judul suratnya pun tidak berada pada posisi baris pertama.
- Dilanjut terus ke surat-surat selanjutnya yaitu Qs. 10 Yuunus, Qs. 11 Huud, Qs. 12 Yuusuf, Qs. 13 Ar Ra’du, Qs. 14 Ibrahim, Qs. 15 Al Hijr dan Qs. 16 An Nahl, seluruhnya tidak diawali dengan basmalah dan judul surat diawal baris pertamanya.
- Namun nada Qs. 16 An Nahl ayat terakhir (128), berakhir pada baris ke 18 (baris terakhir), artinya pengelompokkan ke 4 ini ditutup sampai dengan Qs. 16 An Nahl. Sehingga pada kelompok ini terdapat 9 buah surat yaitu dari Qs. 8 Al Anfaal. s.d Qs. 16 An Nahl.
Demikian seterusnya, dengan menggunakan metode yang sama dikelompokkan surat-surat yang ada, sampai dengan Qs. 89 Al Fajr, karena surat ini memiliki kriteria yang sama dengan Qs. 1 Al faatihah. Untuk memudahkan pemahaman atas pengelompokan surat ini sebaiknya sambil dicocokkan dengan Al Quran format 18 baris, dan dipermudah dengan tampilan dari skema di bawah ini :
Penggabungan ke 18 kelompok menjadi Grafik Lafadz Allah
Berdasarkan 18 pengelompokkan di atas, kini saatnya kelompok tersebut digabungkan dalam sebuah bentuk grafik, yang tergambarkan pada skema di bawah ini :
Tentang 25 Surat Nabi yang Wajib di Imani (dari Grafik Lafadz Allah)
Setelah penjabaran tentang lafadz Allah di atas, berarti untuk mencapai 114 surat, setelah Qs. 89 Al Fajr, masih ada 25 surat lagi. Ada makna apakah dibalik nilai 25 ini? Setelah dijabarkan tentang lafadz Allah, sangatlah layak bahwa setelah itu, akan berhubungan dengan hamba-hamba Allah yang dikasihiNya, yaitu para nabi/rasul yang berjumlah 25. Dimulai dari Adam as. s.d. Rasulullah Muhammad saw.
Dalam perhitungannya dimulai dari Qs. 114 An Naas sebagai perwakilan dari surat nabi Adam, hingga surat ke 90 mewakili nabi Muhammad saw.
Sebagai bukti nilai 90 berkorelasi dengan nabi Muhammad saw, dapat dijabarkan sebagai berikut :
- 90 Al Balad, berjumlah 20 ayat dan berada pada ‘ain ke 15 di juz 30.
- Nilai 20 dikonversikan menjadi Qs. 20 Tha Ha dan nilai 15 pun dikonversikan menjadi Qs. 15 Al Hijr
- Selanjutnya masing-masing lafadz kedua surat tersebut dijabarkan nilai-nilai abjadnya menjadi seperti penjabaran di bawah ini :
- Cukup jelas penjabaran dalam skema di atas menunjukkan sebuah korelasi yang kuat antara Qs. 90 Al Balad dan Muhammad saw. Dalam kajian keilmuan lebih lanjut, konsep 25 surat dari Qs. 114 An Naas sampai dengan Qs. 90 Al Balad ini akan dikenal dengan sistem 25 surat Nabi ‘Ama (karena pengambilan keseluruhan surat berasal dari juz 30 (juz ‘Ama).
- Dari penjabaran ini, berarti Qs. 90 bersebelahan dengan Qs. 89, atau dengan kata lain, yang paling dekat posisinya dengan lafadz Allah (dari Qs. 1 s.d. Qs. 89), ini adalah sebuah penggambaran tentang kedudukan Rasulullah dimata Allah, yang sangat mulia, sangat dekat denganNya.
- Subhanallah…. betapa sistematisnya keteraturan Al Quran, ternyata dengan posisi dan penempatan basmalahnya mempunyai makna yang sangat dalam sekali. Seandainya saja penempatan basmalah tidak seperti posisi ini tentu akan berubah pula penjabarannya dan bergeser pula maknanya.
- Ternyata dengan penempatan basmalah membuat struktur Al Quran menjadi demikian luar biasa. Mampu menggambarkan tentang keberadaan Allah beserta para rasulnya, termasuk mampu membentuk struktur yang terpilah menjadi 30 juz. Karena seandainya lafadz basmalah tidak pernah ada, tentu batasan surat menjadi tidak jelas, dan secara otomatis struktur 30 juz pun takkan pernah terbentuk pula.
Demikianlah sekilas uraian tentang pembentuk Grafik Lafadz Allah, sehingga bila digabungkan, dari Qs. 1 s.d. Qs. 89, yang membentuk lafadz Allah dan 25 Surat Nabi ‘Ama, bentuk grafik menjadi :Penjelasan :
Dengan pengabungan grafik di atas, semakin jelaslah, bahwa memang benarlah adanya, bahwa memperlajari ilmu Al Quran adalah merupakan sebuah refleksi dari rukun Islam yang pertama, yaitu bersyahadat (Syahadatain) – Lihat tulisan sebelumnya tentang Mukjizat Syahadat seri 1 dan seri 2.
Tentang mempelajari ilmu Al Quran adalah sebagai perwujudan dari Syahadatain, dapat dijelaskan lebih lanjut, sbb :
Pertama : 25 surat nabi ‘ama adalah perwakilan dari seluruh risalah Allah yang disampaikan para rasulNya, dan telah disempurnakan pada Rasul ke 25 (Muhammad saw). Bukankah surat ke 25 (Al Furqaan) merupakan sebuah bukti bahwa Rasul yang ke 25 adalah sebagai pembawa Al Quran ? Karena Al Furqan adalah nama atau sebutan lain dari Al Quran. Dengan demikian konsep 25 surat ini adalah perwakilan dari Syahadat Rasul (syahadat yang kedua).
Kedua : sedangkan penjabaran dari Qs. 1 s.d. Qs. 89 (pembentukan grafik Lafadz Allah), adalah jelas sebagai perwakilan dari Syahadat Tauhid (syahadat yang pertama). Sehingga semakin jelaslah, bahwa gabungan dari ke dua syahadat tersebut menjadi syahadatain sudah tercakup dan terangkum keduanya dalam Al Quran, baik yang tersurat maupun yang tersirat.
Ketiga : Sebuah judul surat yang berhubungan dengan para nabi, yaitu Qs. 21-Al Anbiyaa’ (Para Nabi), sedangkan jumlah nabi/rasul yang wajib di Imani ada 25. Mari kita konversikan ke 2 nilai tersebut (21 dan 25), menjadi Qs. 21-Al Anbiyaa’ ayat 25 :
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”.
Dari ayat tersebut di atas, menjelaskan tentang sebuah “benang merah” dari seluruh risalah para rasul [dari (1) Adam a.s. sampai dengan (25) Muhammad saw], adalah tentang konsep ketauhidan, sebuah muara dari segala pemahaman Ilmu Allah. Dan pada rasul ke 25 (Muhammad saw), risalah tersebut dilengkapi dengan sebuah awal ritual yang teramat sangat vital, yaitu Syahadat-tain (sebagaimana telah diterangkan di atas, adalah sebuah pesan untuk mengawali seluruh kiprah ke Imanan dan Islaman kita dengan memperlajari ilmu Al Quran).
Demikianlah, sekilah ulasan tentang terbentuknya grafik Allah. Ternyata bukan sekedar grafik biasa, tetapi mengandung pesan yang sangat mendalam, untuk dipahami dan disikapi. Karena sesungguhnya, dibalik nilai-nilai numerik Al Quran pada grafik tersebut, masih banyak pesan penting yang dapat diungkapkan. Namun, untuk kali ini, cukuplah penjelasannya sampai di sini saja. Semoga dengan penjelasan ini, masing-masing dari kita mulai memperbaiki kualitas syahadatnya, dengan terus mempelajari, memahami dan mengamalkan Al Quran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar