Setiap pengusaha sukses pasti pernah
mengalami kegagalan. Hal itulah yang mungkin tidak pernah kita ingat.
Mungkin, kita selalu bertanya-tanya,
“Mengapa yang kita temui hanyalah jalan buntu dan berbagai kegagalan?”, “Apakah
kita sial?”, “Apakah memang kita ditakdirkan untuk tidak sukses?”.
Itu adalah pikiran yang harus kita
hapus dari otak kita karena akan melemahkan mental kita dan justru akan membuat
kita semakin terpuruk. “Kegagalan adalah awal sebuah keberhasilan”, pepatah ini
hendaknya selalu kita pegang teguh.
Saat menemui kegagalan, kita mungkin
sering mengeluh, merasa tidak berdaya, hilang semangat tau yang lainya. Kita
harus ingat bahwa sukses dalam bisnis dimulai dari diri kita sendiri. Saat kita
memiliki pikiran negatif seperti itu, maka aura di dalam tubuh kita pun akan
negatif pula dan menurut banyak pihak, termasuk para ahli, hal tersebut akan
menghambat datangnya kesuksesan.
Oleh karenanya, di saat gagal, kita
tetap harus berpikir positif dan kemudian membangun kembali semangat serta
menjadikan kelemahan menjadi kekuatan. Merasa yakin dan percaya diri bahwa kita
memiliki potensi untuk merebut perhatian pasar bisa menjadi awal yang baik
untuk bangkit dan kembali meretas jalan sukses.
Salah satu hal yang seringkali
membuat gagal adalah produk yang kurang inovatif. Saat terjun di dunia bisnis,
kita dituntut untuk selalu berinovasi, menciptakan berbagai produk baru atau
memberikan strategi marketing yang tidak biasa.
Tentunya kita tahu bagaimana Keripik
Mak Icih bukan? Kita bisa melihat dan berkaca bagaimana sebuah produk makanan
tradisional yang sebenarnya biasa-biasa saja bisa booming. Salah satu faktor
yang membuat produk tersebut begitu populer adalah inovasinya dalam menjual
produk. Dengan memberikan sesuatu yang berbeda orang atau konsumen akan mudah
mengingat produk kita dan mereka akan tertarik untuk membeli.
Akan tetapi, inovasi haruslah
dibarengi dengan kualitas produk yang baik karena bagaimanapun, tanpa kualitas
produk kita hanya akan bertahan sementara.
Sudahkah kita membuat target? Hal
ini yang seringkali kita lupakan. Sebagai pelaku usaha, kita hendaknya selalu
membuat target.
Tidak perlu muluk-muluk, cukup yang
sederhana saja tetapi realistis, tetapi jangan pula terlalu mudah. Kita bisa
memulai dengan membuat list target seperti menjual 1000 unit produk, membuka
cabang baru, merangkul mitra kerja baru, memasarkan barang ke daerah baru, dsb.
di selembar kertas. Kemudian sertakan hambatan dan usaha apa yang dibutuhkan
untuk menggapainya.
Berikan tenggat waktu kepada diri
kita untuk meraih target tersebut. Dengan mengetahui berbagai hambatan yang
mungkin akan dihadapi, kita akan merasa siap dan tahu bagaimana mengatasinya.
Selain itu, motivasi diri kita juga akan berlipat karena kita mengejar sesuatu
yang lebih pasti dan bukan hanya kata-kata “sukses” yang meski terdengar indah
namun sejatinya abstrak karena tidak bisa diukur.
Dan yang terkahir yang menjadi
penyebab kegagalan kita mungkin adalah kurangnya kita bersedekah atau berderma.
Hal ini mungkin terlihat sepele namun ternyata sulit untuk dilakukan. Banyak
yang berpikir bahwa bersedekah akan mengurangi jumlah harta kita padahal
sebenarnya tidak.
Dengan bersedekah, pertama kita
sudah berbuat baik dengan menolong sesama manusia yang mungkin kurang beruntung
dan yang kedua sedekah akan membukakan pintu rezeki.
Banyak pengusaha yang sebagian
hartanya disumbangkan untuk yayasan atau organisasi amal, namun ternyata harta
mereka justru bertambah. Oleh karenanya, kita harus mengkoreksi diri kita
sendiri apakah kita sudah cukup bersedekah dengan apa yang kita miliki ataukah
belum.
http://menjadiwirausaha.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar