Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
Hidup ini adalah tentang persaingan.
Bahkan sebelum hidup pun kita sudah bersaing. Pelajaran biologi mengajarkan
bagaimana sel telur didalam Rahim Ibunda yang hanya satu-satunya itu
diperebutkan berjuta sperma. Dan pemenangnya adalah, kita. Sungguh, hidup ini
penuh dengan persaingan. Tapi, kalau kita bersaing lalu kalah; apakah itu
berarti kita seorang pecundang? Nggak juga.
Soalnya, ternyata persaingan itu
tidak selalu tentang kalah atau menang. Kadang-kadang seri. Bahkan
kadang-kadang kita menjadi juara bersama. Tapi, itu hanya berlaku bagi orang
yang mau berbagi kemenangan dengan orang lain. Orang yang egosentris? Nggak
bakalan nyaman dengan hasil imbang. Apalagi mesti berbagi posisi.
Di kantor misalnya. Ada banyak
talenta handal. Kita salah satunya. Tapi jumlah jabatan yang lebih tinggi
selalu lebih sedikit dari orang yang ada kan? Makanya ada seleksi untuk
memutuskan 1 orang yang dinilai layak menduduki jabatan itu. Jika Anda yang
terpilih, tentu tidak ada masalah kan? Bagaimana kalau yang naik jabatan itu
teman Anda? Apakah kalbu Anda tetap teduh? Apakah hati Anda tetap sejuk? Apakah
perasaan Anda tetep adem ayem?
Sejauh pengamatan saya, lebih banyak
orang yang kecewa daripada yang berlapang dada. Kalah dalam persaingan
memperebutkan jabatan itu seperti sebuah penghinaan. Apalagi pemenangnya adalah
‘anak kemarin sore’, atau orang-orang yang mereka anggap tidak memiliki
kelebihan apa-apa dibanding dirinya. Rasanya, nggak banget deh jadi anak buah
mereka. Makanya, begitu atasan baru mulai menjalankan tugasnya; mereka memilih
untuk menjadi orang-orang yang ‘sulit’ diunit kerjanya.
Menurut pendapat Anda, cara seperti
itu bisa mengubah keadaan apa tidak? Bisa. Hanya saja, yang berubah itu bukan
keputusan management. Melainkan situasi yang menjadi semakin memburuk. Kenapa
saya bilang begitu? Ya bayangkan saja. Orang-orang yang diikutsertakan dalam
seleksi itu kan sesungguhnya mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang tinggi.
Tetapi, karena hati mereka dipenuhi kekesalan, rasa iri dan dengki berikut
berjuta kekesalan; maka mereka tidak lagi tertarik untuk bekerja dan
berdedikasi sebaik sebelumnya. Sebaliknya, mereka sibuk mempermasalahkan ini dan
itu.
Anda boleh meragukan pernyataan
saya; “Masak sih?!” begitu barangkali yang terpikir dalam benak Anda. Tapi
memang begitulah kenyataannya. Mungkin dikantor Anda pun ada yang begitu.
Banyak professional handal yang jadi ‘mutung’, hanya gara-gara mereka kalah
bersaing memperebutkan suatu jabatan atau posisi tertentu. Bahkan ada yang
mengundurkan diri segala loh. Karena tidak terima orang lain yang mendapatkan
jabatan incarannya.
Tidak boleh emang kalau begitu? Ya
boleh saja sih. Hidup kan soal pilihan. Dan kita merdeka untuk membuat pilihan
hidup sendiri. Tetapi perlu kita ingat bahwa, memilih bukanlah sekedar
memutuskan. Sebelum menentukan pilihan, otak cerdas kita itu mesti dipakai
untuk mengkalkulasikan. Jangan sampai emosi dan perasaan yang berada didepan.
Jangan karena kesal logika dan akal sehat dikesampingkan. Supaya jangan tambah
menyesal belakangan. Sebab, keputusan yang diambil dengan mengedepankan emosi;
biasanya kurang perhitungan.
Jadi intinya apa sih ini?! Intinya
begini. Dalam persaingan dengan orang lain, kadang kita yang menang. Kadang
orang lain yang menang. Tapi pada saat kalah pun kita masih bisa ikut merasakan
kemenangan. Kalau kita ikut ambil bagian dalam kemenangan itu. Contoh
kongkritnya begini. Misalnya, teman Anda yang memenangkan selesksi promosi
jatabatan itu tadi. Ketika teman Anda naik jabatan ke posisi yang Anda inginkan
itu; Anda punya pilihan untuk sakit hati lalu menjauh dari teman Anda itu.
Atau, pilihan lainnya yaitu; semakin mendekat dan menyokong teman Anda menjalankan
tugasnya.
Jika memilih opsi-1 – sakit hati dan
menjauh – maka konsekuensinya; Anda akan tersingkir seperti singa tua yang
terluka. Sampai disisa umur Anda, rasa kecewa itu akan Anda bawa-bawa. Dan jika
memilih opsi-2 – ikut merayakan dan menyokong keberhasilan teman Anda – maka
konsekuensinya; Anda akan tetap punya peluang untuk terus berkembang sekaligus
menikmati hari-hari kerja Anda disana. Tanpa dendam. Tanpa kekesalan. Sehingga
setiap hari, Anda tetap bersemangat sambil terus memperlihatkan kualitas
pribadi Anda yang sesungguhnya.
Ingatlah sahabatku. Meskipun
jumlahnya sedikit, peluang karir itu bisa muncul kapan saja. Jadi, jika saat
ini gagal dalam ‘persaingan’ menuju kursi jabatan; maka tidak berarti berakhir
pula karir Anda itu. Boleh jadi bahkan dalam waktu dekat akan datang posisi
kosong lain yang lebih cocok buat Anda. Jika Anda tetap positif, maka Anda
punya peluang lagi kan? Tapi kalau Anda merespon ‘kekalahan’ Anda dalam
persaingan sebelumnya secara negatif, maka management pengambil keputusan bisa
melihat secara gamblang sifat buruk Anda yang sesungguhnya.
Anda, kan tidak tahu jika salah
seorang pejabat dikantor Anda saat ini sedang berencana pindah ke perusahaan
lain? Atau dimutasi ketempat lain? Banyak kemungkinan dan peluang itu mas bro!
Yang perlu kita lakukan adalah, selalu siap sedia ketika kesempatan datang
secara tiba-tiba. Jadi, tetaplah positif meski mengalami kekalahan dalam
persaingan sebelumnya. Dan perlihatkan, bahwa Anda adalah orang yang lapang
dada, besar hati dan siap untuk kesempatan berikutnya.
Bagaimana jika kesempatan lain tidak
kunjung tiba? Gampang saja. Jadilah anak buah yang baik buat atasan Anda yang
baru itu. Bagaimana pun juga, Anda adalah mantan kandidat yang setara dengan
dia kan? Jadi, Anda sebenarnya ‘nyaris satu level’ dengan dirinya. Itu artinya,
Anda bisa menjadi ‘tangan kanan’ yang bisa diandalkannya. Untuk apa? Untuk
membantunya menyelesaikan tugas-tugasnya. Mendidik anak buahnya. Membangun team
yang solid. Semuanya. Mas bro, bukankah ini kesempatan buat Anda melakukan
eksperimen tentang cara memimpin dengan resiko yang paling kecil?
Hnnaaah, kalau begitu. Ambil
kesempatan ini untuk melatih diri menjadi pemimpin yang bagus. Meskipun
pemimpin ‘the jure’-nya teman Anda itu, tapi kalau Anda bersedia menyumbangkan
segenap kemampuan Anda dengan sepenuh hati; maka atasan baru Anda akan merasa
terbantu oleh Anda. Sedangkan Anda berkesempatan untuk melatih dan mempertajam
kemampuan Anda dalam memimpin. Kan bisa sama-sama bagus tuch. Team Anda jadi
lebih bagus. Atasan baru Anda kerjanya menjadi semakin ringan. Dan Anda, bisa
menunjukkan pada dunia bahwa; Anda memiliki kemampuan yang berkualitas tinggi.
Dan Mas bro. Inilah bentuk kemenangan, sesungguhnya. Anda siap meraihnya?
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar