Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
Nggak ada salahnya dong kalau kita
bekerja demi uang. Kan memang kita butuh uang ya. Kalau bekerja tapi tidak
menghasilkan uang mah apa artinya kan? Mending ngerjain hal lain yang kita
sukai saja. Jadi, ayo teman-teman; kita bekerja demi mengejar uang.
Yeee, ajakan yang klise ya. Emangnya
siapa yang bekerja bukan demi uang? Semua orang juga demikian ya? Sebentar
dulu. Apakah Anda yakin jika Anda ini bekerja demi uang? Yakinkah Anda bahwa
kebanyakan orang bekerja demi uang? Saya kok nggak begitu percaya ya
kalau orang-orang itu pada bekerja demi uang. Setidaknya, begitulah hasil
pengamatan saya.
Banyak orang bekerja dengan alasan
mencari uang. Tapi kalau saya perhatikan; sebenarnya mereka tidak benar-benar
bekerja demi mencari uang. Mereka sekedar mencari status dan penampilan
keren doang. Mereka hanya merasa dirinya sedang ‘mengejar’ uang. Padahal,
tidak.
Kenapa saya yakin soal itu? Karena
begitu banyak orang yang punya kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak uang
dari pekerjaannya, namun mereka tidak mengambil kesempatan itu. Mereka memilih
bekerja standar saja. Makanya, uang yang mereka dapat pun ya standar juga.
Mereka tidak mau bekerja 'extra
miles' meskipun tahu bahwa itu bisa memberi mereka peluang untuk mendapat lebih
banyak uang. Mending kerja apa adanya saja meski pendapatannya pas-pasan. Ogah
kalau mesti kerja lebih banyak, dan lebih berat.
Terbukti kan, sebenarnya mereka
tidak sungguh-sungguh bekerja untuk mendapat uang. Sekedar status dan
penampilan doang. Karena, kalau benar mengejar uang, pasti mau bekerja keras
untuk meraihnya kan?
Bukti lain bahwa kita sering bekerja
demi status dan penampilan adalah; kita nggak akan mau jadi tukang gado-gado
yang jualan dipinggir jalan. Iiiiih malu-maluin banget deh. Tukang
gado-gado? Amit-amit. Please dweeeh! Padahal, uang yang kita dapatkan setiap
bulan; belum tentu lebih banyak dari penjual gado-gado itu loh.
Think. Jangan-jangan kita ini
bekerja cuman pengen keren doang. Keluar masuk gedung mentereng yang menjulang.
Punya kartu nama yang bisa dibangga-banggakan. Tapi penghasilan, sungguh sangat
pas-pasan.
Mungkin Anda meragukan uraian saya.
Baiklah jika demikian. Berapa sekarang gaji Anda sebulan?. Bagi angka itu
dengan 22 hari kerja. Itulah 'bayaran' yang Anda dapatkan kalau dihitung
harian.
Sekarang perhatikan hasil kalkulasi
saya atas pendapatan seorang tukang gado-gado. Ini beneran. Bukan hayalan. Saya
mengenalnya. Dan saya, suka menikmati gado-gado buatannya. Setiap hari, dia
bisa menjual sekitar 100 porsi. Harga per porsinya 10 ribu. Jadi dalam sehari;
penghasilannya 100 dikali 10,000. Satu juta rupiah bukan. Angka 1 diikuti oleh
000,000.- per hari.
Pendapatan harian Anda dari
pekerjaan itu sudah sama dengan itu atau nggak? Oh, mau dihitung bulanan? Ya
tinggal dikalikan saja 26. Soalnya dalam sebulan dia hanya libur seminggu
sekali. Dua puluh enam juta rupiah, bukan? Nah loh...
“Tapi kan itu omset kotor,
Dadaaaaang!. Bersihnya nggak segitu kale….”
Well Anda benar. Tapi bukankah gaji
bulanan yang Anda bilang 'gaji bersih' itu juga masih harus dipotong dengan
ongkos, dan uang makan yang setiap hari Anda perlukan saat bekerja? Nggak
benar-benar ‘bersih’ kan yang ditransfer ke rekening tiap bulan itu?.
Anggap saja untungnya tukang gado-gado
itu 35%. Maka penghasilan bersihnya sebulan tidak kurang dari 10 juta.
Penghasilan bersih Anda setelah dipotong ongkos dan makan siang, berapa? Teng
ting teng…….
Gak apa-apa lah. Kita masih bisa
kerja di ruang ber-AC, dan berdasi pula. Kalau ditanya 'kerja dimana' bisa
dijawab dengan bangga. Well, jika demikian, benar dugaan saya dong. Kita,
bekerja demi status dan penampilan. Bukan demi uang.
O-ow. Tunggu dulu. Tolong jangan
salah sangka. Saya tidak sedang memprovokasi Anda untuk berhenti bekerja lalu
ganti profesi menjadi tukang gado-gado. Bukan itu maksud saya. Bagini.
Di kantor itu, Anda punya kesempatan
untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Minimal samalah dengan pendapatan
bulanan tukang gado-gado itu. Sudah bisa belum meraih sebanyak itu?
Jika belum; maka Anda mesti bekerja
lebih baik dari itu. Anda mesti berhasil mendapatkan kepercayaan atau
berkontribusi lebih besar. Supaya bisa mendapatkan bayaran yang lebih besar.
Untuk itu, Anda tidak cukup hanya
bekerja dengan cara-cara standar. Anda mesti lebih kreatif. Lebih gigih. Lebih
beredikasi. Meskipun semua itu menuntut Anda untuk mengorbankan kenyamanan.
Jika alasan Anda bekerja itu
benar-benar untuk mendapatkan uang, maka jangan tanggung-tanggung dong kerjanya.
Mari berjuang lebih giat lagi kawan. Supaya bisa mengoptimalkan peluang
pendapatan yang terbentang luas dikantor kita.
Jika status dan penampilan mentereng
kita sudah diimbangi dengan penghasilan yang signifikan, naaah itu baru keren
beneran namanya. Kalau cuman tongkrongan doang yang keren, padahal dompet lepet
bin kere? Yaaaa lebih hebatan tukang gado-gado itu dong.
Meski penampilannya sederhana; tapi
penghasilannya lebih besar dari kita. Kenapa? Karena dia benar-benar bekerja
mengejar uang. Sedangkan kita, ngakunya aja bekerja demi uang. Tapi sikap dan
perilaku kerja kita, tidak memperlihatkan bahwa kita memang layak untuk
mendapatkan lebih banyak uang.
Anda bersungguh-sungguh bekerja demi
mengejar uang? Jika demikian, mari tinggalkan kebiasaan dan cara kerja yang
biasa-biasa saja. Dan mulai sekarang, niatkan dan tunjukkan kegigihan dan
kedisiplinan serta dedikasi yang tinggi selama menjalani hari-hari kerja itu.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 08 February 2014
Author,
Trainer, and Professional Public Speaker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar