Semua
orang yang berkantor di Jakarta paham benar bahwa lalu lintas sedemikian
buruknya sehingga kekantor bisa terlambat.
'Bisa
terlambat' itu artinya kemungkinan terlambat. Jadi tidak pasti. Namun, alam
bawah sadar kita kemudian menjadikannya sebagai keadaan yang 'seolah-olah'
memang begitu adanya. Lalu menjadikan kemacetan sebagai alasan 'untuk
terlambat'.
Solusi
kemacetan, harus ditangani oleh pemda DKI dan pemerintah pusat dong. Kita
sependapat soal itu. Tapi, kapan realisasinya? Tidak ada yang tahu pasti. Lalu,
bolehkah kita menjadikannya sebagai alasan keterlambatan masuk kantor yang
sudah menjadi kebiasaan ini?
Begini.
Ada dua jenis kemacetan yang terjadi. Satu, kemacetan lalu lintas.
Penyelesaiannya bukan ditangan kita. Pemerintah yang punya kerja.
Kedua,
kemacetan mental kita. Karena kebanyakan orang pada beralasan macet sehingga
rame-rame terlambat masuk kantor, maka sikap mental kita meyakini bahwa kalau
ngantor di Jakarta itu nggak mungkin nggak telat. Kenapa? Karena macet.
Sekarang
coba perhatikan, apakah semua orang pada terlambat dikantor Anda? Ternyata
tidak. Rumah mereka pun tidak lebih dekat dari kita loh. Dan mereka melintasi
jalan yang sama dengan kita. Bagaimana mereka bisa tidak terlambat? Hasil dari
sikap mental yang tidak macet itu.
Dengan
sikap mental seperti itu, kita berkesempatan untuk mencari cara supaya bisa
datang ke kantor tidak telat. Faktanya, mereka bisa. Meski tentu saja, ada
usaha dan komitmen yang mesti ditebusnya.
Senin
pagi tadi Anda telat nggak? Jika nggak, berarti sudah membuktikan bahwa kita
bisa tidak telat. Tinggi dilakuakn secera konsisten aja ya kan? Kalau tadi
telat, maka; kita bisa memperbaikinya selasa besok.
Salah
satu cara yang orang lakukan bisa tidak telat misalnya; bangun lebih pagi.
Mandi. Sembahyang subuh, lalu berangkat ke kantor.
Apakah
cara itu cocok buat Anda? Saya tidak tahu.
Tapi jika 'kemacetan mental' sudah Anda atasi, pasti Anda bisa menemukan
solusinya sendiri
Salam
hormat,
Mari
Berbagi Semangat!
DEKA
– Dadang Kadarusman
Author,
Trainer, and Public Speaker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar