Kecewa
ya kalau apa yang diinginkan itu tidak didapatkan?. Jabatan. Kekayaan.
Kemewahan. Kesenangan. Kebebasan. Kesel banget kalau sampai luput.
Istri
meremehkan suaminya karena dia tidak bisa memenuhi hasratnya untuk mengikuti
gaya hidup ibu-ibu lainnya yang pada kinclong dan hobi blanja-blanji. Manyun
kalau budget dari suaminya tidak sebanyak yang didapat para pecantik lain.
Suami
meremehkan istrinya karena dia sudah tidak selangsing dulu lagi. Terpukau oleh
para betina kinclong dan masih kencang. Pusing kalau tidak memiliki gandengan
seperti yang didapat para pejantan lain.
Padahal,
dunia mah pantesnya dinikmati secukupnya saja. Jangan mau sengsara. Tapi tidak
mesti berfoya-foya. Jangan kelaparan. Tapi tak usah segalanya dimakan. Jangan
berpakaian rombeng. Tapi tak usah setiap ada model baru di toko baju diburu.
Sewajarnya saja.
Mesti
ingat jika umur ini semakin mendekati masa 'expire'. Kenyataannya, ada batas
waktu untuk segala sesuatu yang kita miliki, termasuk umur. Dunia mah hanya
sementara. Cepat atau lambat, kita akan mati juga.
Sudah
hampir seminggu, website saya www.dadangkadarusman.com 'mati'. Langganan
domainnya sudah expire katanya. Jadi, suka atau tidak; website itu tidak bisa
dibuka.
Umur
kita, begitu juga. Ketika masa berlakunya habis, kita mesti berhenti. Bedanya
adalah, ada tanggal yang jelas, kapan 'masa hidup' website berakhir. Namun, tak
seorang pun tahu kapan umurnya akan berakhir.
Andai
saja saya tidak teledor, sebenarnya matinya website itu bisa diantisipasi. Tapi
bahkan untuk kematian yang terjadwal itu pun masih keleleran. Apalah lagi
dengan kematian yang kita tidak tahu pasti bakal terjadi kapan kan?
"...
apabila kematian seorang insan sudah ditentukan, maka tidak bisa dimundurkan
atau dimajukan." demikian Tuhan berfirman.
Terus
kalau sudah mati mau ngapain? Jawabannya adalah; tergantung kita, setelah mati
kita 'BISA' ngapain. Kalau nggak bisa ngapa-ngapain, ya setelah mati kita gak
ngapa-ngapain.
Memangnya
setelah mati kita bakal bisa ngapa-ngapain? Saya tidak tahu. Soalnya belum
pernah mengalami mati. Tapi, jika merujuk pada petunjuk dari sang pemilik alam
sesudah kematian kita tahu bahwa setelah mati; ada orang-orang yang merdeka dan
ada yang terbelenggu.
Apa
yang membedakan keduanya? Perbuatannya sewaktu masih hidup didunia.
Orang-orang
yang mengimani adanya Tuhan, dan rajin melakukan kebaikan; maka bagi mereka Allah
menjanjikan kehidupan yang menyenangkan, diakhirat nanti.
Sedangkan
orang yang ingkar, atau mereka yang hidupnya hanya memikirkan kenikmatan
duniawi belaka; mendapatkan yang sebaliknya.
Maka
jika ingin hidup bahagia yang sesungguhnya; bukanlah dunia tempatnya. Dunia mah
hanyalah kesempatan untuk menabung kebaikan. Bukan tempat bersenang-senang.
Maka secukupnya saja kalau urusan dunia mah.
Tak
usah sedih, jika tidak bisa hidup mewah didunia. Tak perlu kecewa jika tak
bergelimang harta. Tak pantas kesal kalau tak bisa beli baju baru, tas baru,
sepatu baru, mobil baru atau segala yang baru lainnya. Karena, kemewahan yang
sesungguhnya bukan dunia tempatnya.
Sedih
mah kalau tidak bisa jadi istri atau suami yang baik. Sedih deh kalau tidak
bisa menjadi pemimpin dan penegak hukum yang adil. Sedihlah kalau tidak bisa
menjadi manusia yang berakhlak mulia. Tidak bisa jujur, tidak amanah, dan tidak
khusyuk dalam beribadah. Sedihlah.
Karena
tanpa semua kebaikan itu, kita tidak akan bahagia diakhirat kelak.
Pertanyaan;
apakah benar setelah mati kita bisa dihidupkan kembali? Penyedia jasa internet
saya bilang bahwa website itu bisa dihidupkan lagi. 'Tinggal KLIK saja'
katanya. Gampang banget.
Jika
manusia saja bisa menghidupkan kembali website yang sudah mati, apalagi Tuhan?
Mudah bagi DIA untuk menghidupkan kita, setelah kematian. Maka terhadap
kehidupan setelah kematian, sungguh tidak ada keraguan.
Lantas,
kehidupan setelah kematian seperti apa yang Anda inginkan? Jika demikian, tidak
perlu terlampau silau pada dunia. Karena akhirat, jauh lebih baik darinya. Mari
nikmati dunia seperlunya. Dan mari persiapkan akhirat, sebaik-baiknya.
Salam
hormat,
Mari
Berbagi Semangat!
DEKA
– Dadang Kadarusman
Author,
Trainer, and Public Speaker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar