Untuk
peduli, jaman sekarang tampaknya sudah tidak mudah lagi. Apalagi kalau harus
peduli pada sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan dirinya. Apa peduliku?
Begitu mungkin pikirnya.
Bener
juga ya. Kalau didalamnya tidak ada kepentingan kita, kenapa mesti peduli?
Memang benar. Jika kita sudah terpenjara oleh sikap egosentrik. Segala
sesuatunya diukur dengan kepentingan sendiri.
Jika
tidak ada kepentingan, tidak ada kepedulian. Namun kalau ada kepentingan,
apapun dimanfaatkan. Apa pun. Termasuk agama. Jika ada kepentingan pribadi
didalamnya; kenapa tidak?
Di
berbagai komplek perumahan saya sering melihat orang mencuci mobil didepan
garasinya. Lalu air cucian mobil mengalir dijalan depan rumahnya.
Saya
mengamati bahwa jalan didepan rumah yang biasa membiarkan air cucian mobil itu
membeceki jalan ternyata jalan didepan rumahnya rata-rata pada berlubang.
Beda
dengan rumah-rumah yang air cucian mobilnya dialirkan ke selokan. Jalan didepan
rumah itu biasanya rapi. Itu contoh sederhana dari kepedulian. Untuk hal sepele
pun ketiadaan kepedulian itu menyebabkan kerusakan.
Padahal,
kalau sudah rusak semua orang merasakan susahnya. Termasuk para pencuci mobil
yang tidak peduli itu.
Alam,
lingkungan, dunia. Rusak karena ketidakpedulian orang-orang egosentrik.
Termasuk kita, jika kita hanya mementingkan diri sendiri. Mau enaknya sendiri.
Masa bodoh dengan orang lain. Asal kita saja yang senang.
Pantas
jika Allah menegaskan dengan keras melalui firman-Nya dalam surah Al-Baqarah
ayat 11 ini:
"...
Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi." Lucunya - seperti direkam dalam kelanjutan
ayat itu - orang-orang itu malah menjawab: "Sesungguhnya, kami ini justru
orang-orang yang mengadakan perbaikan."
Kebalik
rasa dan logika. Jika nurani kita sudah tertutupi oleh egosentrisme yang
menjelma dalam bentuk mementingkan diri sendiri. Kita, egosentrik seperti itu
atau tidak?
Semoga
tidak. Karena jika iyya, kita bakal merasa sedang mengadakan perbaikan.
Padahal, sesungguhnya kita sedang membuat kerusakan. Tapi, kita tidak
menyadarinya. Na'udzubillah....
Salam
hormat,
Mari
Berbagi Semangat!
DEKA
– Dadang Kadarusman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar