Kamis, 14 Februari 2013

5 PRINSIP KOMUNIKASI DENGAN ANAK



By : Ummu Izzati



  1. Jangan pernah menganggap anak bodoh atau tak tau apa-apa.
Berbeda dengan anggapan banyak orang dewasa ini, anak yang paling kecil sekalipin sebenarnya sudah menyerap banyak hal dari lingkungannya. Ia melihat,merasakan, mendengar dan memikirkan(meski masih dalam kapasitas yang terbatas). Kadang-kadang bahkan dengan kepekaan yang luar biasa. Expect more, they`ll give you more.

  1. Hati-hati dengan kemampuan orang tua menghipnotis anak.
Prinsip programming komputer garbage in garbage out ( sampah yang masuk, sampah yang keluar), benar-benar terbukti dalam pendidikan anak. Kalau orang tua ingin memperoleh output yang berkualitas, masukkan bahan-bahan mentah yang baik seperti pujian, penghargaan, kata-kata yang manis, omelan yang proporsional dan tidak merendahkan harga diri anak, semuanya menentukan output itu. Sebaliknya celaan dan hinaan akan menghipnotis anak bahwa dirinya tak berharga sampai ia dewasa.

  1. Dibutuhkan kelenturan dan fleksibilitas
Kadang-kadang orang tua perlu menjadi "pelindung dan pahlawan", kadang-kadang sebagai teman dan sahabat, dan pada waktunya nanti sebagai seorang ayah/ibu yang realistis menenerima berbagai kondisi dan keterbatasan. Tentu dibutuhkan kepekaan untuk itu. Misalnya pada saat sulit, orang tua justru berhenti bersikap sebagai sahabat dan lebih bertindak sebagai pelindung. Sesudah konfrontasi atau krisis, tidak peduli berapapun usianya, anak membutuhkan suasana terlindungi. Ia dan juga kita, membutuhkan "ruang" yang lebih tenang; kita bisa memberinya dengan bersikap sebagai pelindung. Misalnya dengan berbicara tenang dan pandang mata anak, jangan hujani dengan terlalu bayak pertanyaan. Syukur alhamdulilah, kebanyakan orang tua sebenarnya sudah dibekali naluri untuk bertindak peka seperti ini, meski semata-mata mengandalkan naluri pun tak terlalu tepat.

  1. Semaksimal mungkin menyediakan tiga unsur penting komunikasi yakni waktu, sentuhan dan bicara.
Tiga faktor utama inilah yang menentukan apakah komunikasi orang tua dan anak akan sehat, apakah anak akan tumbuh kembang normal dan sehat serta siap memasuki dunia luas. Apakah ia akan tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri dan siap menghadapi tantangan, atau anak penakut dan rendah diri.
Bahkan ayah/ibu yang sangat sibuk pun sebenarnya bisa tetap menyedikan waktu yang cukup bagi anak mereka. Ada teknik-teknik untuk itu, misalnya dengan memberi anak beberapa menit perhatian yang tidak terbagi dalam sehari.
Semua orang memiliki yang disebut "skin hunger": rasa lapar akan sentuhan. Tak perduli berapa usia kita, kita membutuhkan kasih sayang yang diwujudkan dengan sentuhan. Ini bisa berarti cubit sayang, gelitikan, gulat atau ciuman. Selama masih bisa, sebanyak-banyaknya sentuhan itu pada anak; tidak akan lama lagi mereka sudah akan merasa malu dicium oleh ayah/ibu mereka. Namun jangan berhenti karena malu dicium; sentuh dengan cara lain, misalnya merangkul bahu atau menggelitik. Pada dasarnya, mereka tetap membutuhkannya.
Akan halnya bicara, banyak hal yang bisa diperhatikan. Misalnya saja, orangtua dapat berbicara kepada anak lewat mendongeng, bacaan ayat suci, nyanyian/nasyid, goda-menggoda, humor dan lelucon. Berbicara adalah juga mendengar dengan baik dan peka, membaca raut muka serta pengungkapan isi hati. Berbicara adalah memuji, mengomeli, sesekali mengancam, menyatakan cinta, menyatakan kesedihan dan kekecewaan. Berbicara adalah menghargai pendapat anak, memintanya menghargai pendapat orang lain, berbicara serius, ringan ataupun sambil lalu.

  1. Menggunakan kreativitas
Tidak semua ketrampilan dan pengetahuan bisa diperoleh seketika. Karena itu dibutuhkan keberanian mencoba dan kreativitas. Dua faktor itu dapat membantu orang tua menghadapi berbagai tantangan yang mungkin tak bisa dicegah, seperti godaan dari luar rumah. Contoh ketika seorang ibu terpaksa mengambil keputusan pindah dari lingkungan yang sekarang, karena dirasa tak lagi aman bagi perkembangan anak-anaknya.
Bagaimana bila orang tua merasa "terlanjur" salah dalam berkomunikasi dengan anak ? Alhamdulilah, Allah Ta`ala melengkapi manusia dengan kemampuan melupakan suatu pengalaman buruk dan bangkit kembali dari kegagalannya. Karena itu, selamat mencoba resep komunikasi dengan anak ini. Semoga Allah memudahkan langkah kita semua.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NOMOR 2

Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...