28 Jan 2013 11:33 am |
Muhammad Ainun Nadjib
Mohon maaf tak sengaja Anda terpaksa
ketemu saya lagi.
Mulai sekarang Anda sebaiknya
bersikap waspada dalam memperhitungkan saat-saat kapan, jam berapa saja,
terdapat kemungkinan kita dipertemukan tanpa sengaja.
Demi Tuhan tak ada maksud saya untuk
memergoki atau menjebak Anda. Pertemuan kita ini semata-mata kebetulan saja.
Kebetulan itu asal katanya “betul”.
Betul itu sama dengan “benar”. Tapi saya tidak berani mengusulkan kepada Anda
agar menyepakati bahwa kebetulan itu juga sama dengan kebenaran — meskipun
selama ini masyarakat kita memahami kata “kebetulan” sangat-sangat berbeda
dengan makna “kebenaran”.
Tak ada Ulama atau Pendeta yang
berkhutbah: “Para Nabi dan Rasul telah membawa kebetulan….”. Pasti
mereka katakan: “Membawa kebenaran”.
Tentu Anda yang bisa menjelaskan
kepada saya apa beda antara benar dengan betul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar