kaping: 7/19/2011 12:17:00 AM
Prabu Siliwangi berpesan pada warga
Sunda Pajajaran yang ikut mundur dari tatanan kerajaan pada waktu beliau akan
menghilang / tilem, di tulis dengan terjemahan bebas ke dalam bahasa indonesia:
“Perjalanan kita hanya sampai disini
hari ini, walaupun kalian semua setia padaku! Tapi aku tidak boleh membawa
kalian dalam masalah ini, membuat kalian susah, ikut merasakan miskin dan
lapar. Kalian boleh memilih untuk hidup kedepan nanti, agar besok lusa, kalian
hidup senang kaya raya dan bisa mendirikan lagi Pajajaran! Bukan Pajajaran saat
ini tapi Pajajaran yang baru yang berdiri oleh perjalanan waktu! Pilih! aku
tidak akan melarang, sebab untukku, tidak pantas jadi raja yang rakyatnya lapar
dan miskin.”
Dengarkan! Yang ingin tetap ikut
denganku, cepat memisahkan diri ke selatan! Yang ingin kembali lagi ke kota
yang ditinggalkan, cepat memisahkan diri ke utara! Yang ingin berbakti kepada
raja yang sedang berkuasa, cepat memisahkan diri ke timur! Yang tidak ingin
ikut siapa-siapa, cepat memisahkan diri ke barat!
Dengarkan! Kalian yang di timur
harus tahu: Kekuasaan akan turut dengan kalian! dan keturunan kalian nanti yang
akan memerintah saudara kalian dan orang lain. Tapi kalian harus ingat, nanti
mereka akan memerintah dengan semena-mena. Akan ada pembalasan untuk semua itu.
Silahkan pergi!
Kalian yang di sebelah barat!
Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti, keturunan kalian yang akan
mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara
yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya. Suatu saat nanti, apabila
tengah malam, dari gunung Halimun terdengar suara minta tolong, nah itu adalah
tandanya. Semua keturunan kalian dipanggil oleh yang mau menikah di Lebak
Cawéné. Jangan sampai berlebihan, sebab nanti telaga akan banjir! Silahkan
pergi! Ingat! Jangan menoleh kebelakang!
Kalian yang di sebelah utara!
Dengarkan! Kota takkan pernah kalian datangi, yang kalian temui hanya padang
yang perlu diolah. Keturunan kalian, kebanyakan akan menjadi rakyat biasa.
Adapun yang menjadi penguasa tetap tidak mempunyai kekuasaan. Suatu hari nanti
akan kedatangan tamu (orang asing), banyak tamu dari jauh, tapi tamu yang
menyusahkan. Waspadalah!
Semua keturunan kalian akan aku
kunjungi, tapi hanya pada waktu tertentu dan saat diperlukan. Aku akan datang
lagi, menolong yang perlu, membantu yang susah, tapi hanya mereka yang bagus
perangainya. Apabila aku datang takkan terlihat; apabila aku berbicara takkan
terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya,
mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga
mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. Ketika aku
datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri dengan wewangian. Semenjak
hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya.
Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha
menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan
ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya
menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok
pintar dan sombong. dan bahkan berlebihan kalau bicara.
Suatu saat nanti akan banyak hal
yang ditemui, sebagian-sebagian. Sebab terlanjur dilarang oleh Pemimpin
Pengganti! Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan
larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala.
Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum
dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau bukan domba, bukan pula
harimau ataupun banteng. Tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon.
Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui. Tapi akan menemui banyak
sejarah / kejadian, selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi
sejarah / kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah. setiap waktu akan
berulang itu dan itu lagi.
Dengarkan! yang saat ini memusuhi
kita, akan berkuasa hanya untuk sementara waktu. Tanahnya kering padahal di
pinggir sungai Cibantaeun dijadikan kandang kerbau kosong. Nah di situlah,
sebuah nagara akan pecah, pecah oleh kerbau bule, yang digembalakan oleh orang
yang tinggi dan memerintah di pusat kota. semenjak itu, raja-raja dibelenggu.
Kerbau bule memegang kendali, dan keturunan kita hanya jadi orang suruhan. Tapi
kendali itu tak terasa sebab semuanya serba dipenuhi dan murah serta banyak
pilihan.
Semenjak itu, pekerjaan dikuasai monyet. Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar, tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. Dari yang hilang dulu semakin banyak yang terbongkar. Tapi banyak yang tertukar sejarahnya, banyak yang dicuri bahkan dijual! Keturunan kita banyak yang tidak tahu, bahwa jaman sudah berganti! Pada saat itu geger di seluruh negara. Pintu dihancurkan oleh mereka para pemimpin, tapi pemimpin yang salah arah!
Yang memerintah bersembunyi, pusat
kota kosong, kerbau bule kabur. Negara pecahan diserbu monyet! Keturunan kita
enak tertawa, tapi tertawa yang terpotong, sebab ternyata, pasar habis oleh
penyakit, sawah habis oleh penyakit, tempat padi habis oleh penyakit, kebun
habis oleh penyakit, perempuan hamil oleh penyakit. Semuanya diserbu oleh
penyakit. Keturunan kita takut oleh segala yang berbau penyakit. Semua alat
digunakan untuk menyembuhkan penyakit sebab sudah semakin parah. Yang
mengerjakannya masih bangsa sendiri. Banyak yang mati kelaparan. Semenjak itu
keturunan kita banyak yang berharap bisa bercocok tanam sambil sok tahu membuka
lahan. mereka tidak sadar bahwa jaman sudah berganti cerita lagi.
Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh, burung menetaskan telur. Riuh seluruh bumi! Sementara di sini? Ramai oleh perang, saling menindas antar sesama. Penyakit bermunculan di sana-sini. Lalu keturunan kita mengamuk. Mengamuk tanpa aturan. Banyak yang mati tanpa dosa, jelas-jelas musuh dijadikan teman, yang jelas-jelas teman dijadikan musuh. Mendadak banyak pemimpin dengan caranya sendiri. Yang bingung semakin bingung. Banyak anak kecil sudah menjadi bapa. Yang mengamuk tambah berkuasa, mengamuk tanpa pandang bulu. Yang Putih dihancurkan, yang Hitam diusir. Kepulauan ini semakin kacau, sebab banyak yang mengamuk, tidak beda dengan tawon, hanya karena dirusak sarangnya. seluruh nusa dihancurkan dan dikejar. Tetapi… ada yang menghentikan, yang menghentikan adalah orang sebrang.
Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan penguasa dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas keturunan penguasa, penguasa baru susah dianiaya! Semenjak itu berganti lagi jaman. Ganti jaman ganti cerita! Kapan? Tidak lama, setelah bulan muncul di siang hari, disusul oleh lewatnya komet yang terang benderang. Di bekas negara kita, berdiri lagi sebuah negara. Negara di dalam negara dan pemimpinnya bukan keturunan Pajajaran.
Lalu akan ada penguasa, tapi
penguasa yang mendirikan benteng yang tidak boleh dibuka, yang mendirikan pintu
yang tidak boleh ditutup, membuat pancuran ditengah jalan, memelihara elang
dipohon beringin. Memang penguasa buta! Bukan buta pemaksa, tetapi buta tidak
melihat, segala penyakit dan penderitaan, penjahat juga pencuri menggerogoti
rakyat yang sudah susah. Sekalinya ada yang berani mengingatkan, yang diburu
bukanlah penderitaan itu semua tetapi orang yang mengingatkannya. Semakin maju
semakin banyak penguasa yang buta tuli. memerintah sambil menyembah berhala.
Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omongan, karena
yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Wajar saja bila
kolam semuanya mengering, pertanian semuanya puso, bulir padi banyak yang
diselewengkan, sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus
janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar kebelinger.
Pada saat itu datang pemuda
berjanggut, datangnya memakai baju serba hitam sambil menyanding sarung tua.
Membangunkan semua yang salah arah, mengingatkan pada yang lupa, tapi tidak
dianggap. Karena pintar kebelinger, maunya menang sendiri. Mereka tidak sadar,
langit sudah memerah, asap mengepul dari perapian. Alih-alih dianggap, pemuda
berjanggut ditangkap dimasukan kepenjara. Lalu mereka mengacak-ngacak tanah
orang lain, beralasan mencari musuh tapi sebenarnya mereka sengaja membuat
permusuhan.
Waspadalah! sebab mereka nanti akan
melarang untuk menceritakan Pajajaran. Sebab takut ketahuan, bahwa mereka yang
jadi gara-gara selama ini. Penguasa yang buta, semakin hari semakin berkuasa
melebihi kerbau bule, mereka tidak sadar jaman manusia sudah dikuasai oleh
kelakuan hewan.
Kekuasaan penguasa buta tidak
berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah
berharap agar ada mukjizat datang untuk mereka. Penguasa itu akan menjadi tumbal,
tumbal untuk perbuatannya sendiri, kapan waktunya? Nanti, saat munculnya anak
gembala! di situ akan banyak huru-hara, yang bermula di satu daerah semakin
lama semakin besar meluas di seluruh negara. yang tidak tahu menjadi gila dan
ikut-ikutan menyerobot dan bertengkar. Dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya
bertengkar? Memperebutkan tanah. Yang sudah punya ingin lebih, yang berhak
meminta bagiannya. Hanya yang sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap
terbawa-bawa.
Yang bertengkar lalu terdiam dan
sadar ternyata mereka memperebutkan pepesan kosong, sebab tanah sudah habis
oleh mereka yang punya uang. Para penguasa lalu menyusup, yang bertengkar
ketakutan, ketakutan kehilangan negara, lalu mereka mencari anak gembala, yang
rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu, yang rimbun oleh pohon
handeuleum dan hanjuang. Semua mencari tumbal, tapi pemuda gembala sudah tidak
ada, sudah pergi bersama pemuda berjanggut, pergi membuka lahan baru di Lebak
Cawéné!
Yang ditemui hanya gagak yang berkoar
di dahan mati. Dengarkan! jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung
Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda
dipanggil-panggil, orang sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu
kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati.
Tapi ratu siapa? darimana asalnya
sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, cari oleh kalian pemuda
gembala keturunanku. Silahkan pergi, ingat jangan menoleh kebelakang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar