Oleh Munif Chatib
Tahukah kita kalau kecepatan otak kita menyerap informasi 1.287 km/jam. Artinya kapasitas dan kemampuan otak kita ini luar biasa. Bill Gates sampai mengatakan otak kita ini adalah raksasa yang tidur. Kenyataanya kita sangat amat teramat belum mampu memaksimalkan otak kita . Sebab jika arus informasi ini lancar, maka kita akan lebih mudah memahami dan belajar apapun. Jadi dengan kata lain, kesulitan kita menyerap informasi disebabkan arus informasi ada yang macet atau jalannya tidak mulus. Sangat penting, kita sebagai manusia pembelajar untuk mengetahui arus informasi sampai dikelolah oleh otak kita. Perjalanan informasi ini sangat menarik untuk divisualiasikan. Informasi tersebut akan melewati 3 stasiun yang mempunyai karakteristik berbeda.
Stasiun pertama, informasi yang di dapat dari indera kita akan melewati batang otak yang disebut OTAK REPTIL. Otak reptil ini menguasai dunia fisik. Artinya kalau informasi yang masuk dalam otak kita dan lingkungan kita memuaskan otak reptil kita maka informasi tersebut akan diterima dengan baik. Coba bayangkan anda sedang lapar lalu makan di warung yang panas, bau dan banyak lalat. Seenak apapun makanan kita, pasti otak reptil kita memerintahkan kita untuk “get out from here”. Bandingan dengan kita makan di restoran yang sejuk, asri dan nyaman pasti kita nikmat menikmati hidangan.
Dalam dunia pembelajaran, terkadang pemuasan terhadap otak reptile sebagai stasiun pertama arus informasi jarang diperhatikan. Masih banyak lingkungan kelas yang tidak segar, suram dengan warna cat tembok yang tidak enak dipandang. Tidak ada hiasan kelas. Toh kalau ada, berupa gambar pajangan pahlawan yang sudah menguning, maklum hamper 5 tahun tidak pernah diganti.
Saya pernah memberi usul untuk ruang kelas minimal 6 bulan sekali harus diperbaharui. Jadikan merapikan ruang kelas ini menjadi tanggung jawab siswa-siswa di kelas tersebut. Apalagi dengan dilombakan dengan berbagai criteria, pasti akan bagus hasilnya. Kreativitas siswa ditantang untuk mendisain kelasnya.
Selain itu, model belajar dengan “out door” sangat membantu memuaskan otak reptile kita dan anak-anak kita. Bayangkan anak-anak kita dapat menghirup udara segar, melihat pepohonan, merasakan semilir angin, tentu otak reptilnya akan tersenyum dan meloloskan semua informasi menuju ke stasiun kedua.
Pantas saja, ada seorang ahli pendidikan yang mengatakan bahwa penjara paling kejam di bumi ini bukanlah Alcatraz atau Guentenamo, melainkan sebuah ruangan berukuran 6 x 6 meter persegi yang di dalamnya ada 40 lebih anak, yang mulai pagi sampai siang harus duduk untuk menerima informasi-informasi kognitif. Penjara itu namanya KELAS.
Kalau anda kenal si jenius Leonardo Davinci, ternyata hampir semua ilmu yang dia pelajari berasal dari alam. Davinci tidak pernah belajar di sekolah formal atau di kelas. Dia mampu merancang disain helicopter kala melihat dan mempelajari bagaimana seekor capung terbang dan menggerak-gerakkan sayapnya. Sungguh suatu strategi pembelajaran naturalis yang luar biasa.
Setelah informasi tersebut memuaskan otak reptil, maka diteruskan ke otak limbic atau mamalia. Otak limbic ini menguasai dunia emosi. Artinya kita sebagai penerima informasi harus mempunyai kondisi emosi yang stabil. Kita tidak dalam kondisi stress, tertekan, dan tegang. Kondisi emosi kita harus positif, maka otak mamalia akan terpuaskan. Contoh mudahnya, sebagai pelajar berangkat pagi ke sekolah dengan ceria, dapat dukungan dari orangtua, pr sudah dikerjakan. Pasti begitu mengikuti pelajaran di kelas, biasanya lancar. Beda dengan sebelum berangkat sudah dimarahi oranguta, pr belum dikerjakan dan ada masalah dengan teman. Saat menerima informasi dari guru, biasanya tidak lancar.
Setelah lolos dari otak limbic, maka informasi akan masuk ke otak yang disebut neo cortex. Neo cortex ini adalah sang pemikir. Artinya sesulit apapun informasi yang diterima, apabila memuaskan otak reptil, memuaskan otak, maka neo cortex akan mempunyai potensi yang besar untuk menganalisa informasi yang sulit itu.
Jadi bisa disimpulkan, bila kita sebagai pelajar menerima informasi tentang rumus-rumus yang memusingkan akan menjadi mudah kita memahami matematika, bila otak reptil dan otak limbic terpuaskan.
Jadi ada tiga kata kunci yang penting untuk memudahkan kita belajar, yaitu LINGKUNGAN NYAMAN, EMOSI POSITIF, dan KEMAMPUAN BERPIKIR.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
NOMOR 2
Nomor Dua Oleh: Dahlan Iskan Kamis 15-02-2024,04:37 WIB SAYA percaya dengan penilaian Prof Dr Jimly Assiddiqie: pencalonan Gibran sebagai wa...
-
Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (PINANDITO) dan akan senantiasa bert...
-
☼ MENUJU CAHAYA ALLAH (NUR ILLAHI) Apakah sesungguhnya cahaya Allah itu ? Perlu dipahami bahwa jika sinar matahari itu terdiri dari ...
-
18 Agustus 2017, wanci 14:30 perjalanan itu Saya lakukan. Bandung - Semarang dengan mengendarai motor Bajaj Pulsar 135. Jalur tengah Band...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar