Posted on January 4, 2014 by indiraabidin
Zulaikha
terpikat oleh Yusuf
Yusuf tumbuh
menjadi pemuda yang tak hanya pandai, baik hati, berakhlak mulia, tapi juga
sangat tampan. Zulaikha yang seharusnya menjadi ibu angkatnya, ternyata tertawan
hatinya. Ia pun kemudian berupaya menggoda Yusuf seperti cerita yang masyhur
dari Quran di bawah ini:
“Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan wanita [Zulaikha] yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya [kepadanya] dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud [melakukan perbuatan itu] dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud [melakukan pula] dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda [dari] Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau [dihukum] dengan azab yang pedih?” Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku [kepadanya]”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. (26) Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: “Sesungguhnya [kejadian] itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.” [Hai] Yusuf: “Berpalinglah dari ini dan [kamu hai isteriku] mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah” (12:22-29.
“Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan wanita [Zulaikha] yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya [kepadanya] dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud [melakukan perbuatan itu] dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud [melakukan pula] dengan wanita itu andaikata dia tiada melihat tanda [dari] Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau [dihukum] dengan azab yang pedih?” Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku [kepadanya]”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. (26) Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: “Sesungguhnya [kejadian] itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.” [Hai] Yusuf: “Berpalinglah dari ini dan [kamu hai isteriku] mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah” (12:22-29.
Zulaikha pun
menjadi cemoohan masyarakat Mesir saat itu. Bagaimana mungkin Zulaikha,
perempuan tercantik dan terkaya di Mesir, tekuk lutut di hadapan budaknya.
“Dan
wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk
menundukkan dirinya [kepadanya], sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu
adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang
nyata.”
Maka tatkala wanita itu [Zulaikha] mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau [untuk memotong jamuan], kemudian dia berkata [kepada Yusuf]: “Keluarlah [nampakkanlah dirimu] kepada mereka.”
Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada [keelokan rupa]nya dan mereka melukai [jari] tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.”
Wanita itu berkata: “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena [tertarik] kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya [kepadaku] akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.” Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk [memenuhi keinginan mereka] dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” Maka Tuhannya memperkenankan do?a Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (34) Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda [kebenaran Yusuf] bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu” (12:30-35).
Maka tatkala wanita itu [Zulaikha] mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau [untuk memotong jamuan], kemudian dia berkata [kepada Yusuf]: “Keluarlah [nampakkanlah dirimu] kepada mereka.”
Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada [keelokan rupa]nya dan mereka melukai [jari] tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.”
Wanita itu berkata: “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena [tertarik] kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya [kepadaku] akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.” Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk [memenuhi keinginan mereka] dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” Maka Tuhannya memperkenankan do?a Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (34) Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda [kebenaran Yusuf] bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu” (12:30-35).
Yusuf masuk
penjara
Berkat
bujukan istrinya, Butifar pun menyetujui usul Zulaikha untuk memasukkan Yusuf
ke dalam penjara, dengan dukungan perempuan-perempuan Mesir yang turut terpikat
oleh ketampanan Yusuf. Hal ini dirasakan lebih baik oleh Butifar untuk
menyelamatkan Yusuf dari perbuatan Zulaikha.
Di dalam
penjara Yusuf tetap menjadi pemuda yang baik hati, memotivasi seisi penjara
untuk terus berbuat baik, produktif dan menjadikan penjara tempat tinggal yang
menyenangkan. Semua ia lakukan dengan ceria dan gembira. Seisi penjara pun
tersihir menjadi gembira pula dibuatnya. Apopsis dan Minarus, pembantu istana
dan juru masak yang terlibat plot pembunuhan raja pun ada bersama Yusuf dalam
penjara.
Yusuf
menjadikan penjara sebagai tempat ia berdakwah. Satu persatu isi penjara menyatakan
beriman pada Allah. Suatu hari Apopsis dan Minarus bermimpi seperti yang
diceritakan di sini:
“Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda.
Berkatalah salah seorang di antara keduanya: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur.”
Dan yang lainnya berkata: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” Berikanlah kepada kami tabirnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai [menakbirkan mimpi]. Yusuf berkata: Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq dan Yaqub. Tiadalah patut bagi kami [para Nabi] mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia [seluruhnya]; tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri [Nya].
Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?
Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya [menyembah] nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah.
Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Hai kedua penghuni penjara, “Adapun salah seorang di antara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya [kepadaku].”
Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua: “Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.”
Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan [keadaan Yusuf] kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia [Yusuf] dalam penjara beberapa tahun lamanya” (12:36-42).
“Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda.
Berkatalah salah seorang di antara keduanya: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur.”
Dan yang lainnya berkata: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” Berikanlah kepada kami tabirnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai [menakbirkan mimpi]. Yusuf berkata: Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq dan Yaqub. Tiadalah patut bagi kami [para Nabi] mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia [seluruhnya]; tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri [Nya].
Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?
Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya [menyembah] nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah.
Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Hai kedua penghuni penjara, “Adapun salah seorang di antara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya [kepadaku].”
Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua: “Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.”
Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan [keadaan Yusuf] kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia [Yusuf] dalam penjara beberapa tahun lamanya” (12:36-42).
Begitu sadar
bahwa ia tidak meminta bantuan kepada Allah untuk dikeluarkan, dan malah
meminta bantuan Minarus untuk membantunya keluar penjara, Yusuf menyesal bukan
main. Ia bertobat kepada Allah. Maka malaikat pun turun kepadanya dan
mengatakan bahwa Yusuf masih harus tinggal 7 tahun lagi untuk mulai menjalankan
tugas sebagai Nabi Allah, menyampaikan risalah Allah dalam penjara dan
menjadikan isi penjara sebagai murid-muridnya yang pertama.
Di istana
raja, Apopsis dan Minarus mengalami nasib persis seperti yang ditakwilkan
Yusuf. Minarus menjadi pemeras anggur kepercayaan raja, dan Apopsis dihukum
karena persekongkolannya dengan Anekmaho. Minarus benar-benar menjadi saksi
akan kehebatan Nabi Yusuf as mentakwilkan mimpi. Namun ia lupa menyampaikan
pada raja mengenai Yusuf.
Setelah
mendapat wahyu untuk mulai menjalankan tugas kenabian, Yusuf memproklamirkan
dirinya sebagai Nabi Allah di penjara. Intensitas dakwah dalam penjara pun
meningkat. Semua isi penjara termasuk sipir dan kepala penjara suka dan
memuliakan Yusuf. Hanya satu orang yang membenci Yusuf, Nenefter yang
dijebloskan Yusuf ke penjara karena mencuri. Ketika ia memfitnah Yusuf, kepala
penjara pun tak percaya dan selalu membela Yusuf karena Yusuf telah terbukti
membuat penjara jauh lebih baik keadaannya dibanding sebelum ada Yusuf.
Bersambung…
https://indiraabidin.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar